Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

8 Gejala Alergi Obat yang Wajib Diketahui, Jangan Diabaikan

8 Gejala Alergi Obat yang Wajib Diketahui, Jangan Diabaikan<br>

8 Gejala Alergi Obat yang Wajib Diketahui, Jangan Diabaikan

Alergi bisa datang dari mana saja, termasuk obat yang bertujuan untuk menyembuhkan Anda. Kenali gejala alergi obat, dan segera berkonsultasi dengan dokter.

Alergi obat merujuk pada reaksi alergi yang disebabkan oleh penggunaan obat tertentu. Reaksi alergi terhadap obat bisa terjadi pada siapa pun, baik itu orang dewasa maupun anak-anak.

Alergi obat dapat memengaruhi berbagai sistem dalam tubuh, termasuk kulit, saluran pernapasan, pencernaan, dan bahkan sistem kardiovaskular.


Alergi obat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara tidak wajar merespons obat yang dikonsumsi.
Reaksi alergi ini bisa bervariasi mulai dari ruam kulit ringan hingga reaksi yang lebih serius seperti sesak napas, penurunan tekanan darah, atau bahkan reaksi anafilaksis yang mengancam jiwa.

merdeka.com

Gejala Alergi Obat

Gejala alergi obat adalah reaksi tubuh yang tidak diinginkan terhadap suatu obat tertentu. Gejala ini bisa bervariasi mulai dari ringan hingga parah, dan dapat terjadi dengan penggunaan obat dalam bentuk apapun.

Berikut adalah beberapa gejala alergi obat yang umum terjadi:

  • Ruam di kulit. Gejala ini muncul karena histamin, zat yang dilepaskan oleh sistem imun sebagai respons terhadap obat, menyebabkan peradangan dan iritasi pada kulit. Ruam atau bentol-bentol bisa berwarna merah, gatal, dan menyebar di tubuh.

  • Gatal-gatal di kulit maupun biduran di malam hari. Gejala ini juga disebabkan oleh histamin yang merangsang saraf-saraf di kulit, sehingga menimbulkan sensasi gatal. Biduran adalah reaksi alergi yang ditandai dengan bintik-bintik merah atau putih yang timbul di kulit, biasanya di malam hari. Biduran bisa berubah bentuk dan ukuran, serta berpindah tempat.

  • Mata terasa gatal atau berair. Gejala ini terjadi karena histamin menyebabkan pembuluh darah di mata melebar, sehingga menimbulkan rasa gatal, kemerahan, dan pengeluaran cairan. Gejala ini mirip dengan konjungtivitis alergi, yaitu peradangan pada selaput tipis yang melapisi mata dan kelopak mata.

  • Hidung meler dan tersumbat. Gejala ini disebabkan oleh histamin yang menyebabkan pembengkakan pada selaput lendir di hidung, sehingga menghalangi aliran udara dan menimbulkan sekresi lendir. Gejala ini mirip dengan rinitis alergi, yaitu peradangan pada hidung akibat alergen.

  • Pembengkakan pada bibir, lidah, dan wajah (angioedema). Gejala ini disebabkan oleh histamin yang menyebabkan cairan menumpuk di jaringan di bawah kulit, sehingga menimbulkan pembengkakan. Pembengkakan bisa terjadi di berbagai bagian tubuh, tetapi paling sering di bibir, lidah, dan wajah. Gejala ini bisa berbahaya jika pembengkakan terjadi di tenggorokan, karena bisa mengganggu pernapasan.

  • Sesak napas. Gejala ini disebabkan oleh histamin yang menyebabkan kesulitan bernapas akibat penyempitan atau pembengkakan saluran napas, atau akibat pembengkakan di tenggorokan. Gejala ini bisa berbahaya jika tidak segera ditangani, karena bisa menyebabkan kekurangan oksigen di otak dan organ-organ lain.

  • Mengi atau saat bernapas berbunyi seperti siulan. Gejala ini disebabkan oleh histamin yang menyebabkan penyempitan saluran napas, sehingga menimbulkan suara siulan saat bernapas. Gejala ini mirip dengan asma, yaitu kondisi kronis yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas.

  • Demam. Gejala ini disebabkan oleh histamin yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh sebagai respons terhadap obat. Demam biasanya dianggap sebagai tanda infeksi, tetapi bisa juga terjadi akibat alergi obat. Demam yang disebabkan oleh alergi obat biasanya ringan dan tidak berlangsung lama.

Penyebab Alergi Obat

Salah satu penyebab utama alergi obat adalah keturunan. Orang yang memiliki riwayat alergi dalam keluarga cenderung lebih rentan terhadap alergi obat. Hal ini disebabkan oleh kepekaan genetik terhadap zat-zat tertentu dalam obat yang dapat memicu respon alergi.

Selain itu, faktor lingkungan juga dapat memengaruhi risiko terkena alergi obat. Paparan terhadap alergen lain, seperti debu, bulu binatang, atau polusi udara, dapat meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap obat-obatan.

Selain faktor genetik dan lingkungan, kombinasi dari kedua faktor tersebut juga dapat memengaruhi kejadian alergi obat. Paparan terhadap zat-zat alergen di lingkungan yang dikombinasikan dengan predisposisi genetik dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap alergi obat.

Selain itu, faktor lain seperti dosis obat, frekuensi penggunaan, dan interaksi dengan obat lain juga dapat memengaruhi kemungkinan terjadinya alergi obat.

Beberapa obat mungkin lebih cenderung menyebabkan reaksi alergi daripada yang lain, terutama jika digunakan dalam dosis tinggi atau dalam jangka waktu yang lama.

Untuk mengurangi risiko terkena alergi obat, penting untuk memahami faktor-faktor penyebabnya dan berbicara dengan dokter sebelum menggunakan obat baru. Dokter juga dapat membantu dalam menentukan risiko alergi obat berdasarkan riwayat kesehatan dan keluarga pasien.

Selain itu, jika reaksi alergi terjadi setelah menggunakan obat, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Komplikasi

Komplikasi alergi obat adalah kondisi yang dapat timbul sebagai reaksi tubuh terhadap obat yang dikonsumsi. Alergi obat dapat terjadi pada siapa pun, baik itu obat resep maupun obat over-the-counter. Beberapa orang mungkin memiliki reaksi yang ringan seperti ruam, gatal-gatal, atau bengkak, namun ada juga yang mengalami reaksi yang lebih serius seperti sesak napas, penurunan tekanan darah, atau reaksi anafilaksis yang dapat mengancam nyawa.

Ketika seseorang mengalami alergi obat, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menghentikan penggunaan obat tersebut dan segera mencari bantuan medis.

Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui jenis alergi obat yang dialami oleh pasien dan memberikan penanganan yang sesuai.

Beberapa komplikasi yang mungkin timbul akibat alergi obat antara lain adalah:

  • Anafilaksis. Ini adalah reaksi alergi yang parah dan berpotensi mengancam jiwa. Anafilaksis bisa menyebabkan kesulitan bernapas, penurunan tekanan darah, denyut jantung tidak normal, mual, muntah, diare, gelisah, pusing, pingsan, atau bahkan koma.

  • Penyakit serum. Ini adalah reaksi alergi yang terjadi beberapa hari atau minggu setelah penggunaan obat, terutama obat yang mengandung protein hewan, seperti antiserum atau vaksin. Penyakit serum bisa menyebabkan ruam, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri sendi, nyeri otot, atau gangguan ginjal.

  • Anemia hemolitik. Ini adalah kondisi di mana sel darah merah rusak atau hancur akibat reaksi alergi terhadap obat, seperti penisilin, sulfonamid, atau obat antimalaria. Anemia hemolitik bisa menyebabkan kelelahan, sesak napas, kulit pucat, detak jantung cepat, atau ikterus (kuning pada kulit dan mata).
  • Reaksi kulit yang parah. Beberapa obat, seperti antikonvulsan, antibiotik, atau obat antiinflamasi, bisa menyebabkan reaksi kulit yang parah, seperti sindrom Stevens-Johnson (SJS) atau nekrolisis epidermal toksik (TEN). Kondisi ini ditandai dengan lepuhan, luka, atau pengelupasan kulit yang luas, yang bisa disertai demam, nyeri, gatal, atau mata merah.

Cara Mencegah 

  • Mengetahui obat yang menyebabkan alergi. Jika Anda pernah mengalami reaksi alergi terhadap suatu obat, catat nama obat tersebut dan gejala yang Anda alami. Hindari penggunaan obat tersebut di masa depan dan beritahu dokter atau apoteker Anda tentang alergi Anda.

  • Menginformasikan alergi Anda kepada petugas kesehatan. Setiap kali Anda berobat, pastikan dokter, perawat, atau apoteker mengetahui bahwa Anda memiliki alergi terhadap obat tertentu. Anda juga bisa memakai gelang atau kalung identifikasi alergi yang mencantumkan obat yang Anda alergi.

  • Membaca label obat dengan teliti. Sebelum menggunakan obat, baik yang bebas maupun resep, baca labelnya dengan teliti dan perhatikan kandungan, dosis, dan cara penggunaannya. Jika Anda tidak yakin, tanyakan pada dokter atau apoteker Anda.

  • Mengikuti petunjuk penggunaan obat. Gunakan obat sesuai dengan petunjuk dokter atau apoteker Anda. Jangan mengubah dosis, frekuensi, atau durasi penggunaan obat tanpa sepengetahuan mereka. Jangan juga menggunakan obat yang sudah kadaluarsa atau tidak diperlukan lagi.

  • Menghindari obat yang mengandung zat pemicu alergi. Beberapa obat mengandung zat yang bisa memicu alergi, seperti protein hewan, bee pollen, echinacea, atau pewarna. Jika Anda alergi terhadap zat-zat tersebut, hindari penggunaan obat yang mengandungnya.

5 Gejala Alergi pada Anak dan Cara Mengatasinya, Orang Tua Wajib Tahu
5 Gejala Alergi pada Anak dan Cara Mengatasinya, Orang Tua Wajib Tahu

Gejala alergi pada anak bisa bervariasi, tergantung pada jenis alergen dan cara tubuh meresponsnya.

Baca Selengkapnya
Pahami Gejala Rinitis Alergi pada Anak: Cara Mengatasi Masalah Alergi yang Umum pada Anak
Pahami Gejala Rinitis Alergi pada Anak: Cara Mengatasi Masalah Alergi yang Umum pada Anak

Masalah rinitis alergi pada anak bisa menunjukkan gejala khas yang perlu dipahami oleh orangtua.

Baca Selengkapnya
Gejala Alergi Makanan yang Perlu Diwaspadai, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
Gejala Alergi Makanan yang Perlu Diwaspadai, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Alergi makanan biasanya bisa terlihat saat masih anak-anak. Akan tetapi, gejalanya bisa muncul kapan saja bahkan setelah dewasa.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Gejala Rhinitis Alergi pada Anak, Penyebab, dan Cara Mengatasinya yang Penting Diketahui
Gejala Rhinitis Alergi pada Anak, Penyebab, dan Cara Mengatasinya yang Penting Diketahui

Anak-anak rentan terhadap rhinitis alergi karena sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang dan lebih sensitif.

Baca Selengkapnya
6 Gejala Alergi Seafood dan Cara Mengatasinya, Penting Diketahui
6 Gejala Alergi Seafood dan Cara Mengatasinya, Penting Diketahui

Alergi seafood dipicu oleh protein yang dianggap sebagai benda asing oleh sistem kekebalan tubuh.

Baca Selengkapnya
7 Penyebab Gatal di Kemaluan yang Jarang Diketahui, Begini Cara Mengatasinya
7 Penyebab Gatal di Kemaluan yang Jarang Diketahui, Begini Cara Mengatasinya

Penyebab kemaluan gatal dan cara mengatasinya yang penting diketahui.

Baca Selengkapnya
Serupa Tapi Tak Sama, Kenali Beda Alergi dan Intoleransi Terhadap Makanan
Serupa Tapi Tak Sama, Kenali Beda Alergi dan Intoleransi Terhadap Makanan

Kondisi alergi dan intoleransi pada makanan kerap tertukar dan dianggap sebagai suatu kondisi yang sama. Padahal, kedua hal ini sesungguhnya amat berbeda.

Baca Selengkapnya
Penyakit yang Sebabkan Keringat Dingin, Bukan cuma Masuk Angin
Penyakit yang Sebabkan Keringat Dingin, Bukan cuma Masuk Angin

Keringat dingin bukan seperti keringat biasanya yang muncul saat olahraga atau cuaca panas. Keringat ini muncul ketika tubuh mengalami kondisi tertentu.

Baca Selengkapnya
Perbedaan Gejala Rinitis Alergi dan Alergi Makanan, Mengapa Bisa Timbulkan Dampak Berbeda?
Perbedaan Gejala Rinitis Alergi dan Alergi Makanan, Mengapa Bisa Timbulkan Dampak Berbeda?

Walau sama-sama bernama alergi, alergi makanan dan rinitis alergi memiliki perbedaan gejala di antara keduanya.

Baca Selengkapnya