Bahaya Penggunaan Asbes bagi Kesehatan, Sebabkan Gangguan pada Paru-Paru
Salah satu bahan yang sering kita jumpai ini ternyata menyimpan bahaya bagi kesehatan.
Salah satu bahan yang sering kita jumpai ini ternyata menyimpan bahaya bagi kesehatan.
Di tengah kemajuan industri dan konstruksi, asbes pernah menjadi bintang sebagai bahan bangunan yang banyak dipakai. Dengan sifat tahan api, isolasi suara yang baik, dan kekuatan yang luar biasa, asbes menjadi pilihan utama dalam berbagai aplikasi. Namun, di balik keunggulan tersebut, tersembunyi bahaya yang mengintai kesehatan manusia.
Dalam artikel berikut ini, kami akan sampaikan apa saja bahaya penggunaan asbes bagi kesehatan. Selain itu, artikel ini juga menunjukkan beberapa produk yang berpotensi mengandung asbes yang perlu diwaspadai.
Asbestosis adalah kondisi kronis yang memengaruhi paru-paru. Ini terjadi ketika serat asbes dihirup dan menetap di dalam jaringan paru-paru, menyebabkan peradangan dan parut. Gejala asbestosis termasuk sesak napas, batuk kronis, dan bunyi mengi saat bernapas. Penyakit ini dapat berkembang menjadi sangat parah dan menyebabkan kegagalan fungsi paru-paru. Sayangnya, tidak ada pengobatan yang efektif untuk asbestosis, dan kondisi ini sering kali berakibat fatal.
Paparan asbes secara signifikan meningkatkan risiko kanker paru-paru. Serat asbes yang terhirup dapat menyebabkan kerusakan DNA sel paru-paru, yang pada gilirannya dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Gejala kanker paru-paru akibat paparan asbes mirip dengan jenis kanker paru-paru lainnya, termasuk batuk yang tidak kunjung sembuh, sesak napas, nyeri dada, dan suara serak. Risiko ini semakin meningkat jika individu tersebut juga merokok.
Mesothelioma adalah jenis kanker langka yang paling sering menyerang lapisan pelindung organ internal seperti paru-paru, perut, dan jantung. Hampir semua kasus mesothelioma dikaitkan dengan paparan asbes. Mesothelioma sangat agresif dan sulit diobati, dan sering kali tidak terdeteksi sampai pada tahap lanjut, yang membuat prognosisnya sangat buruk.
Serat asbes yang terhirup dapat menyebabkan peradangan kronis dan pembentukan jaringan parut di dalam tubuh. Ini tidak hanya memengaruhi paru-paru tetapi juga organ lain di sekitarnya, yang dapat mengganggu fungsi normal mereka.
Serat asbes memiliki potensi untuk merusak materi genetik dalam sel. Kerusakan ini dapat menyebabkan mutasi yang memicu pertumbuhan sel kanker. Kerusakan genetik ini juga dapat diwariskan ke generasi berikutnya, yang berarti bahwa efek dari paparan asbes dapat melampaui individu yang terpapar langsung.
Asbestosis dan penyakit paru-paru lain yang disebabkan oleh asbes dapat meningkatkan tekanan pada arteri paru, yang pada gilirannya dapat memengaruhi jantung. Ini dapat menyebabkan kondisi seperti hipertensi pulmonal dan gagal jantung.
Salah satu aspek yang paling menakutkan dari paparan asbes adalah bahwa sering kali tidak ada gejala yang terlihat selama bertahun-tahun. Penyakit yang berkaitan dengan asbes dapat berkembang tanpa diketahui dan tiba-tiba muncul setelah beberapa dekade.
Serat asbes dapat menempel pada pakaian dan rambut, yang berarti bahwa pekerja yang terpapar asbes dapat secara tidak sengaja membawa serat berbahaya ini ke rumah mereka, mengekspos anggota keluarga dan orang lain kepada risiko yang sama.
Tidak ada tingkat paparan asbes yang dianggap aman. Bahkan paparan kecil pun dapat menyebabkan masalah kesehatan serius di masa depan.
Sejumlah negara telah melarang atau membatasi penggunaan asbes. Tapi, apa saja produk-produk di sekitar kita yang berpotensi mengandung asbes? Berikut adalah beberapa produk yang dapat mengandung asbes:
Ada beberapa alternatif aman yang dapat digunakan sebagai pengganti asbes. Berikut beberapa pilihan yang ramah lingkungan dan dianggap lebih aman:
1. Genteng Baja Ringan atau Genteng Metal
Genteng baja ringan atau genteng metal sering dipilih sebagai alternatif pengganti asbes karena memiliki daya tahan yang tinggi, tahan terhadap cuaca ekstrem, dan mudah dalam pemasangan. Selain itu, genteng ini juga ramah lingkungan karena dapat didaur ulang dan tidak berbahaya bagi kesehatan.
2. Genteng Keramik, Beton, atau Tanah Liat
Genteng keramik, beton, atau tanah liat juga merupakan alternatif yang baik karena tahan terhadap cuaca ekstrem dan memiliki daya tahan yang baik. Namun, perlu diperhatikan bahwa proses produksi genteng ini juga dapat memiliki dampak lingkungan.
3. Serat Kaca, Mineral, Polimer, dan Karbon
Dalam industri pembuatan plat, serat kaca, serat mineral, serat polimer, dan serat karbon adalah beberapa alternatif yang digunakan untuk menggantikan asbes. Bahan-bahan ini dianggap lebih aman dan berkelanjutan.
Penting untuk mempertimbangkan alternatif yang tidak hanya aman bagi kesehatan tetapi juga memiliki dampak lingkungan yang minimal. Jika Anda mempertimbangkan untuk mengganti asbes, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli konstruksi atau profesional kesehatan untuk mendapatkan rekomendasi yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.
Suplemen merupakan cara yang umum digunakan oleh banyak orang untuk menjaga kesehatan. Namun, terlalu banyak mengonsumsi suplemen juga dapat membawa masalah.
Baca SelengkapnyaKantuk bukan sekadar rasa lelah yang biasa, kondisi ini bisa menjadi sinyal dari tubuh kita bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Baca SelengkapnyaMengucek mata adalah kebiasaan yang sering dilakukan, tetapi pakar kesehatan mata setuju bahwa itu tidak sehat.
Baca SelengkapnyaPerut buncit bisa membahayakan kesehatan. Jangan anggap sepele.
Baca SelengkapnyaBeragam manfaat beras porang buat kesehatan tubuh yang wajib diketahui.
Baca SelengkapnyaMembuang sampah sembarangan telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang juga berdampak buruk pada kesehatan.
Baca SelengkapnyaBanyak orang memanfaatkan momen puasa untuk menurunkan berat badan, namun sejumlah kondisi justru bisa membuat berat badan bertambah saat puasa.
Baca SelengkapnyaPenglihatan kabur bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah karena penyakit.
Baca SelengkapnyaUsus buntu pada anak adalah kondisi medis di mana apendiks, organ kecil yang menempel pada usus besar mengalami infeksi dan peradangan.
Baca Selengkapnya