Kisah Kompleks Percandian Batujaya di Karawang yang Belum Banyak Diketahui, Sudah Gunakan Teknologi Beton Kokoh Sejak Abad ke-8
Teknologi beton di Candi Blandongan disebut sebagai yang pertama di Nusantara.
Teknologi beton di Candi Blandongan disebut sebagai yang pertama di Nusantara.
Sudah pernah mendengar kompleks candi peninggalan Kerajaan Tarumanegara di Batujaya, Kabupaten Karawang? Konon ini menjadi salah satu candi tertua peninggalan zaman Hindu-Buddha pada abad ke-4 masehi.
Kompleks candi peninggalan Kerajaan Tarumanegara ini terletak di area persawahan, dengan beberapa candi pendukung, salah satunya Candi Blandongan.
Yang khas dari kompleks peninggalan Kerajaan Tarumanegara itu adalah pada strukturnya yang tidak menggunakan batuan andesit seperti pada Candi Borobudur maupun Prambanan, melainkan menggunakan batu bata merah.
Bahkan Candi Blandongan disebut telah menggunakan teknologi beton yang kokoh sejak abad ke-8 masehi. Penasaran? Berikut informasi selengkapnya.
Merujuk laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, Selasa (3/10), batu bata merah tersebut disusun hingga menyerupai undakan rapi mirip sebuah bangunan.
Di sana tampak empat buah tangga di tiap sisinya yang berbentuk persegi. Tangga-tangga itu mengarah ke bagian atas, yang juga terdapat sebuah bangunan berbentuk persegi namun lebih kecil.
Kompleks candi ini awalnya diteliti oleh tim arekeologi dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI) yang saat ini dikenal sebagai Fakultas Ilmu Budaya pada 1984. Setelahnya, penelitian dan penyusunan terus dilakukan hingga merujuk ke sebuah struktur bangunan.
Candi Blandongan diketahui berjarak 100 meter dari candi utama Batujaya. Candi ini terdiri dari beberapa unsur mulai dari selasar, dinding, sampai badan bangunan yang berlapis.
Gambar: kebudayaan.kemdikbud.go.id
Merujuk laman candi.pnri.go.id, Candi Blandongan memiliki fungsi khusus yakni sebagai tempat beraktivitas Raja Purnawarman, yang merupakan pemimpin ke-3 Kerajaan Tarumanegara.
Untuk saat ini, Candi Blandongan menjadi sebuah kompleks dengan beberapa candi lainnya dan berada di sekitar situs Batujaya.
Menurut informasi di kanal YouTube Jejak Jawadwipa, kompleks candi tersebut belum seratus persen sempurna. Candi ini masih harus dilakukan penelitian dan pendalaman, sebagai gambaran utuh bangunannya.
Untuk saat ini, bangunan candi baru sekitar 40 sampai 60 persen yang tersusun. Pihak-pihak terkait pun masih terus melakukan pendalaman agar situs ini lebih utuh.
Secara umum, candi ini merupakan jejak dari kejayaan Agama Hindu dan Buddha yang kental di masanya.
Keunikan lain dari Candi Blandongan adalah adanya motif dinding yang berwarna putih. Dari hasil pengamatan, ternyata dinding tersebut merupakan struktur beton yang canggih sehingga bangunan lebih kokoh walau berbahan batu bata.
Gambar: reruntuhan batu bata dengan perekat beton.
Disebutkan bahwa teknologi yang dipakai dalam proses pembangunannya adalah beton stuko atau lapisan berbahan agregat batu dan pasir, serta campuran kapur dan air di bagian luar batu bata.
Di Candi Blandongan, beton stuko digunakan secara penuh untuk memperkokoh bangunan candi yang menjulang tinggi.
Dari sumber lain disebutkan bahwa beton stuko ini digunakan untuk membantu meninggikan lantai candi. Beton juga dilapiskan ke dinding di halaman candi dengan ketebalan 2 sampai 3 cm dari batu bata.
Adanya stuko ini makin memperkokoh batuan candi yang diketahui diambil dari perbukitan di wilayah pegunungan Jonggol. Batuan kapur itu diantar melalui Sungai Cikarang yang melewati Kabupaten Karawang.
Walau dalam sejarah konstruksi di Indonesia beton dibawa oleh orang Eropa, namun beton di Candi Blandongan menjadi bukti bahwa campuran perekat itu sudah digunakan sejak tahun 720 sampai 980 masehi.
Ini berdasarkan pengujian di laboratoriun yang melibatkan sampel batu bata dan tersusun di perekat mirip semen area candi.
Adanya penelitian ini menjadi bukti bahwa beton sudah ada di Nusantara pada abad ke-8.
Gambar: bongkahan beton dari Candi Blandongan.
Pada masa kejayaannya, pabrik tenun terkenal di Mojokerto punya sekitar 3.000 karyawan. Kini, bangunannya yang megah terbengkalai.
Baca SelengkapnyaLuhut menjelaskan, teknologi mengembalikan karbon ke perut bumi sebenarnya sudah ada sejak lama.
Baca SelengkapnyaSebuah kompleks perumahan mewah yang dibangun puluhan tahun lalu dibiarkan terbengkalai. Lokasinya di kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur. Simak fotonya!
Baca SelengkapnyaAplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegriasi (Srikandi) yang resmi diluncurkan Pemkot Bontang.
Baca SelengkapnyaLengkap dengan penanda nisan seperti makam baru, namun gundukan tanah misterius itu berada bukan di kompleks pemakaman.
Baca SelengkapnyaLG Indonesia menyasar korporasi dan pendidikan dari produk baru yang diluncurkan dengan beragam teknologi layar terkini.
Baca SelengkapnyaLebih kurang 16.000 pekerja konstruksi diperkerjakan di komplek Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur.
Baca SelengkapnyaKorban diketahui mahasiswi Prodi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik. Dia merupakan pendatang yang berasal dari Padang Utara, Padang, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaDulunya terdapat tiga buah candi di atas situs ini.
Baca Selengkapnya