Lintasi 3 Provinsi, Ini Fakta Kali Angke Sungai yang Melegenda di Jakarta
Ini fakta-fakta seputar Kali Angke yang bersejarah di Jakarta
Ini fakta-fakta seputar Kali Angke yang bersejarah di Jakarta
Kali Angke jadi sungai sungai lain yang identik dengan Jakarta. Sungai ini menjadi penyeimbang sirkulasi air, sekaligus pencegah banjir sejak masa silam.
Di balik kehadirannya, Kali Angke memiliki sejumlah fakta yang menarik untuk disimak.
Terlebih, sungai ini amat bersejarah bagi perkembangan Jakarta dari beragam aspek sosial.
Dahulu sungai ini sempat jadi lokasi kelam bagi etnis Tionghoa, sampai jadi penghias wajah Batavia. Sampai sekarang, fungsi irigasi ini masih vital bagi tata ruang ibu kota.
Yuk simak cerita di balik Kali Angke yang melegenda di Jakarta.
Mengutip laman Pemprov DKI Jakarta, Kali Angke diketahui memiliki panjang hingga 9.125 KM. Hulunya berada di wilayah Cikeumeuh, Kota Bogor, Jawa Barat dan bermuara di laut Jakarta.
Sungai ini membentang mulai dari wilayah Bogor, Jawa Barat, sebagian Provinsi Banten sampai berhilir di Jakarta Utara.
Di Banten, Kali Angke melewati dua wilayah, yakni Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.
Sayangnya, Kali Angke masih kerap tak kuat menahan luapan air sehingga sering menyebabkan banjir.
Walau tak luput dari bencana banjir, namun Kali Angke bisa dikatakan sebagai penghias wajah ibu kota.
Ini terlihat dari banyaknya flora yang tumbuh di Kali Angke seperti rengas yang biasa digunakan untuk furniture, pandan kapur, bambu tali, putat, pulai, kecapi dan waru.
Di beberapa titik, Kali Angke juga tampak tertata rapi dan masih hijau. Sehingga mampu menyerap volume air dan menahan lajunya sebagai pencegah banjir.
Umumnya nama sungai memiliki satu arti, namun hal berbeda bisa ditemui di Kali Angke. Arti nama Angke rupanya punya beragam nama.
Menurut Budayawan Betawi, Ridwan Saidi, Angke yang dimaksud berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya sungai yang dalam.
Lalu ada juga yang mengatakan jika Angke berasal dari Tubagus Angke yang merupakan pangeran Jayakarta ke-2.
Tak sedikit sejarah yang mencatat penamaan Angke yang berasal dari pembantaian etnis Tionghoa oleh pasukan VOC akibat persaingan kongsi dagang.
Merujuk laman Kelurahan Angke, sungai ini rupanya identik dengan kasus pembantaian terbesar etnis Tionghoa oleh pasukan VOC. Ketika itu VOC mulai banyak mengalami kerugian karena perang dan kalah saing dengan Inggris yang memegang pasar rempah Asia.
Mereka mengumpulkan golongan etnis Tionghoa yang memiliki usaha dan mulai diserang perlahan.
Mulanya warga Tionghoa dipersulit izin menetap di Batavia, kemudian di tengah kondisi terdesak mereka semakin dipersulit untuk menjalan usaha dan beraktivitas.
Kejadian ini juga diperkuat lewat peraturan Gubernur VOC pada 1740, Valckeneir, yang akhirnya membantai para warga Tionghoa karena memprotes kebijakan sulitnya izin tinggal.
Banyak dari jenazah warga Tionghoa yang dibuang ke Kali Angke hingga menyebabkan kali itu dipenuhi darah.
Berdasarkan catatan sejarah, sedikitnya 7.000 etnis Tionghoa dibantai oleh VOC.
Di balik hingar bingarnya, Cakung menyimpan banyak kisah unik yang jarang diketahui.
Baca SelengkapnyaKabupaten Malang merupakan kabupaten tertua di Provinsi Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKecelakaan maut terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek pada Senin (8/4).
Baca SelengkapnyaFakta Burung kedasih isi burung licik ini menarik untuk disimak. Salah satunya, ia tidak membuat sarang untuk mengerami telurnya.
Baca SelengkapnyaKorban saat berenang di Pantai Ciantir tiba-tiba terseret ombak besar hingga ke tengah laut
Baca SelengkapnyaPada 2024 ini Kabupaten Kediri berusia 1220 tahun.
Baca SelengkapnyaAda banyak fakta menarik dari Kemang, mulai dulu dikenal sebagai kampung terpencil hingga dapat julukan tempat jin buang anak.
Baca SelengkapnyaWarga heran keluarga tersebut nekat melintas di jalan tersebut
Baca SelengkapnyaLetusan pertama gunung api ini terjadi pada tahun 1640
Baca Selengkapnya