Mengenal Gambar Toong, Bioskop Keliling yang Selalu Ditunggu Anak-anak Sunda Tempo Dulu
Dulu gambar toong sempat viral di masanya, anak-anak yang ingin menonton diharuskan membayar sebesar Rp5 sampai Rp10 rupiah
Dulu gambar toong sempat viral di masanya, anak-anak yang ingin menonton diharuskan membayar sebesar Rp5 sampai Rp10 rupiah
Permainan anak zaman dahulu tidak selamanya bernuansa tradisional. Dalam keragamannya terdapat sentuhan teknologi sederhana seperti pada gambar toong yang popular di kalangan anak-anak Sunda.
Permainan gambar toong diketahui pernah viral di zamannya dan dinantikan oleh anak-anak di seantero Jakarta hingga Bandung. Biasanya permainan ini dijajakan oleh seseorang dengan menggunakan sepeda.
Anak-anak bisa terhibur melalui teknologi visual sederhana dalam permainan gambar toong. Sayangnya di masa sekarang bisa dikatakan permainan ini telah punah karena sudah tidak ada yang menjajakannya. Penasaran dengan gambar toong? Yuk simak selengkapnya.
Mengutip laman resmi Perpustakaan Nasional, Kamis (21/12), gambar toong bisa dikatakan sebagai bioskop keliling sederhana.
Penjajanya biasa datang dari satu sekolah ke sekolah lainnya, termasuk ke wilayah permukiman dan perumahan warga. Ia membawa sebuah alat selebar lemari pakaian kecil, sekitar 1 meter x 50 cm di bagian belakangnya.
Kotak ajaib itulah yang kemudian menjadi daya tarik anak-anak karena mampu menghadirkan tayangan visual berupa film sederhana atau gambar bergerak dengan iringan audio dari akordeon yang dimainkan.
Uniknya, kala itu anak-anak kemudian akan membayar sekitar Rp5 sampai Rp10 rupiah untuk melihat tayangan seputar pengetahuan hingga kepahlawanan yang diputar di sana.
Anak-anak baru bisa menonton setelah melakukan pembayaran, dan diberi waktu untuk melihat dari lubang kaleng susu kental manis sekitar 10 sampai 15 menit.
Selama itu penjaja akan memutarkan tayangan dan iringan akordeon.
Anak-anak kemudian mengantre untuk bergantian menonton tayangan edukatif yang disuguhkan di gambar toong.
Secara teknis, gambar toong sendiri merupakan lembaran kertas komik berwarna atau foto dengan narasi sederhana seperti cerita kepahlawanan dan tokoh fiksi yang mendidik.
Penjaja akan menarik tali yang mengait ke kayu tipis tempat lembaran komik atau foto tadi di pasang di dalam kotak kayu yang dibawa menggunakan sepeda. Gambar toong pernah digandrungi anak-anak di zamannya, karena dianggap menarik dengan unsur audio dan visual sederhana.
Gambar toong diketahui popular di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan sekitarnya pada akhir 1970-an sampai awal 1980.
Dalam bahasa Sunda, gambar toong berarti gambar yang diintip. Ini terkait cara melihatnya yang hanya bisa dilakukan melalui lubang kaleng susu yang cukup kecil.
Selain itu, sisi menarik dari gambar toong adalah kemampuan bercerita dari penjaja yang saat gambar dimainkan merangkap sebagai dalang dari kisah yang dibawakan.
Tak jarang anak-anak tertawa karena kepiawaian dalang dalam membawakan narasi cerita, diiringi guyonan-guyonan khas anak-anak yang menghibur.
Karena harga yang sangat terjangkau, anak-anak pun ramai datang ke rumahnya untuk menonton film di 'bioskop' mini.
Baca SelengkapnyaKebocoran tersebut diduga lantaran adanya hujan disertai dengan angin kencang.
Baca SelengkapnyaPria ini tinggal di gubuk yang terletak di tengah kebun jati milik seorang warga bersama anaknya.
Baca SelengkapnyaSeorang TKW yang bekerja di China menunjukkan rumah mewah milik bosnya.
Baca SelengkapnyaPengendara mobil ini tak bisa keluar dari jalan tol lantaran kartu tol masuk ke sela kaca.
Baca SelengkapnyaBanyak warganet yang mengomentari dan memuji anak dalam video ini.
Baca SelengkapnyaPecah rekor, film Indonesia tahun 2024 tembus 55 juta penonton. Terbanyak sepanjang sejarah.
Baca SelengkapnyaVideo yang diunggah kemarin ini pun viral dan sudah ditonton hampir 4 juta kali
Baca SelengkapnyaVideo tersebut mencuri perhatian warganet. Bahkan hingga kini videonya ditonton 10,6 juta kali.
Baca Selengkapnya