Dulunya Anak Jalanan, Pria Ini Kini Telah Hijrah dan Bangun Rumah Singgah
Merdeka.com - Kehidupan manusia senantiasa berubah. Perubahan yang datang pada kehidupan itu bisa dikehendaki atau bisa pula tidak dikehendaki oleh manusia itu sendiri. Tapi terkadang manusia harus berjuang untuk berubah agar bisa hidup dengan lebih baik.
Perubahan hidup ke arah yang lebih baik inilah yang dilakukan Mas Chabib. Pria yang kini menetap di Yogyakarta ini, dulunya dikenal sebagai sosok yang nakal di keluarga. Saat masih tinggal di Jakarta dia mengaku mengenal kehidupan yang negatif sebagai anak jalanan dan sempat pula terjerumus narkoba.
Sampai suatu saat dia tinggal di Yogyakarta dan terjaring razia pasukan Satpol PP. Saat diamankan dia mengaku mendapat perlakuan kurang manusiawi dan membuat ia berontak. Sampai akhirnya dia bertemu seorang budayawan Emha Ainun Najib dan hijrah ke arah yang lebih baik. Begini kisah inspiratifnya:
Bangun Rumah Singgah
Setelah peristiwa tertangkap Satpol PP, Chabib sadar bahwa dirinya harus berubah. Dia kemudian membangun sebuah rumah singgah bernama Panti Hafara.
Chabib mengatakan bahwa rumah singgahnya itu diperuntukkan untuk anak jalanan, lansia, dan kaum dhuafa terlantar. Bahkan ia menggadaikan satu-satunya sertifikat untuk membangun hunian baru yang lebih luas.
©Instagram/@kitabisa.com
“Dari kejadian itu saya sadar kalau hidup itu gak bisa gini-gini aja. Saya harus berubah biar bisa lebih bermanfaat buat orang lain,” ujar Chabib dikutip dari Instagram Kitabisa.com pada Selasa (30/9).
Ingat Pesan Ibunya
Dengan berdirinya Panti Hafara bukan berarti hidup Chabib tenang karena bisa membantu orang lain. Dalam prosesnya, dia sering mendapat cibiran dari teman-temannya atas perubahan pada dirinya sekarang.
©Instagram/@kitabisa.com
“Dek, kalau jadi orang, jangan lupa dengan orang-orang yang tidak beruntung. Bantu mereka untuk memanusiakan manusia,” kata ibunya kepada Chabib memberi nasehat.
Tentang Panti Hafara
Panti Hafara, rumah singgah yang didirikan Chabib, merupakan panti asuhan yang lebih berfokus pada pembinaan masyarakat yang memiliki gangguan jiwa dan orang-orang terlantar.
Lembaga itu berlokasi di Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lembaga itu juga mengurus pemakaman orang yang meninggal dunia tanpa identitas.
©Instagram/@kitabisa.com
Dilansir dari Brilio.net, para staf Hafara ditugaskan untuk “gerilya” mengunjungi rumah sakit dan mencari pasien yang membutuhkan bantuan. Proses yang dilalui biasanya meliputi mensurvei jenis penyakit, kondisi ekonomi, dan ketersediaan jaminan. Jika semua fase itu sudah dilewati, mereka akan diberikan bantuan secukupnya.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terlihat dua orang pria asing tiba-tiba melakukan aksi kejahatan. Mereka melempar batu besar ke arah mobil yang tengah parkir di halaman rumah.
Baca SelengkapnyaLahir dari keluarga tak mampu tidak membuat pria ini menyerah meningkatkan taraf hidup
Baca SelengkapnyaAlih-alih duduk di warung makan, pria ini memilih makan sembari melihat tawuran di pinggir jalan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tak terkira, sang putri justru nampak tertegun saat melihat sang ayah kembali.
Baca SelengkapnyaKorban diduga meninggal karena sakit sebab tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
Baca SelengkapnyaSeorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.
Baca SelengkapnyaPria di Aceh ditangkap petugas bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) karena kedapatan membawa narkoba jenis sabu.
Baca SelengkapnyaIde membuat terasi dilatarbelakangi kegemarannya makan sambal
Baca SelengkapnyaKetiganya menjawab jika mereka membutuhkan waktu kurang lebih 7 bulan di perjalanan.
Baca Selengkapnya