Fakta Menarik Baby Volcano di Grobogan, "Sang Adik" Bledug Kuwu yang Menyemburkan Lumpur Akibat Gempa Tuban
Semburan lumpur di Baby Volcano merupakan fenomena alam yang telah terjadi sejak zaman dulu.
Semburan lumpur di Baby Volcano merupakan fenomena alam yang telah terjadi sejak zaman dulu.
Baby Volcano atau lebih dikenal warga dengan sebutan Bledug Cangkring menyemburkan lumpur pada Jumat (22/3) sore. Semburan itu terjadi selama kurang lebih 1 jam mulai pukul 16.00 WIB.
Menurut Bhabinkamtibmas Polsek Kradenan Polres Grobogan, Bripka C. Niam, semburan Baby Volcano tersebut berbeda dengan yang pernah terjadi sebelumnya.
Mengutip Liputan6.com, semburan lumpur itu terjadi usai terjadi gempa susulan di perairan Tuban Laut Jawa.
Diketahui bahwa semburan lumpur di Baby Volcano merupakan fenomena alam yang telah terjadi sejak zaman dulu.
Membesarnya semburan lumpur tersebut berimbas dengan makin banyaknya lumpur yang masuk ke persawahan warga.
Letupan lumpur di Baby Volcano pernah terjadi pada 23 Februari 2022 lalu. Waktu itu suara gemuruh disertai arus lumpur terjadi di Baby Volcano. Derasnya arus lumpur membuat tanggul pembatas obyek wisata dengan sawah jebol. Akibatnya luapan lumpur meluber ke persawahan.
Saat kondisi normal, tempat wisata itu menyuguhkan letupan-letupan lumpur dengan intensitas rendah. Letupan-letupan itu justru menjadi daya tarik bagi pengunjung.
Lokasi Baby Volcano tidak jauh dari Bledug Kuwu, yaitu hanya sekitar 2 kilometer di sebelah barat Bledug Kuwu, tepatnya di Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan. Secara umum, kedua fenomena alam itu berasal dari jenis yang sama. Hanya saja letupan lumpur di Bledug Kuwu lebih besar.
Mengutip YouTube Sabda Semesta, Baby Volcano juga disebut adik dari Bledug Kuwu. Luas tempat itu mencapai 1 hektare.
Letupan lumpur di Baby Volcano ini memiliki intensitas kecil, tak hanya mengandung gas, namun juga air garam. Oleh warga sekitar kandungan air garam itu dimanfaatkan untuk membuat garam.
Mengutip Instagram @beatradiobali, Kepala Desa Grabagan, Eko Setyawan mengatakan, fenomena muntahan lumpur pernah muncul saat terjadi gempa bumi di daerah lain.
Pada saat gempa Jogja Mei 2006 misalnya, Baby Volcano bergejolak dengan mengeluarkan semburan lumpur yang sangat deras dan berlangsung lama.
Tokoh masyarakat Desa Grabagan, Budi Aji (55), mengatakan bahwa fenomena semburan lumpur tersebut sangat jarang terjadi.
Menurut keyakinan warga sekitar, jika semburan lumpur di Bledug Cangkring atau Baby Volcano terjadi, maka akan diikuti sebuah bencana buruk di Indonesia.
Letusan pertama gunung api ini terjadi pada tahun 1640
Baca SelengkapnyaPuncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat.
Baca SelengkapnyaSalah satu gunung api aktif yang berada di Selupu Rejang ini memiliki keindahan yang luar biasa, namun dibalik itu semua terdapat sebuah misteri.
Baca SelengkapnyaBeredar di media sosial TikTok sebuah video yang memberikan informasi terkait dampak erupsi Gunung Ruang.
Baca SelengkapnyaViral nenek usia 71 tahun taklukan banyak gunung. Ini fakta sosoknya yang curi perhatian.
Baca SelengkapnyaGunung Gamalama telah erupsi sebanyak 60 kali sejak letusan pertamanya pada tahun 1538 silam.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Ruang menyemburkan lava pijar dan melepaskan SO2.
Baca SelengkapnyaGunung yang berada di Kabupaten Tanah Datar ini dulunya jadi salah satu gunung aktif dan memiliki kaldera yang begitu besar.
Baca SelengkapnyaLetusan eksplosif memunculkan fenomena alam kilatan petir vulkanik
Baca Selengkapnya