Melihat Keunikan Stasiun Gundih di Grobogan, Bangunan Klasik Bergaya Arsitektur Indische Empire
Stasiun Gundih memiliki letak yang strategis karena berada di tengah percabangan jalur kereta menuju Semarang, Solo, dan Surabaya
jatengMelihat Keunikan Stasiun Gundih di Grobogan, Bangunan Klasik Bergaya Arsitektur Indische Empire
Stasiun Gundih memiliki letak yang strategis karena berada di tengah percabangan jalur kereta menuju Semarang, Solo, dan Surabaya
Stasiun Gundih merupakan stasiun kereta api kelas I yang terletak di Geyer, Kabupaten Grobogan. Stasiun ini letaknya begitu strategis karena merupakan stasiun percabangan antara jalur yang menuju Semarang, Gambringan, dan Solo.
Dilansir dari Wikipedia, stasiun ini dulu dibuka sebagai bagian dari pembangunan segmen jalur kereta api Kedungjati-Gundih, sebagai kelanjutan dari jalur kereta api Semarang-Tanggung.
- Menguak Sejarah Stasiun Mertoyudan Magelang, Dulunya Stasiun yang Ramai Namun Kini Terbengkalai
- 4 Keunikan Gedung Bakorwil Madiun, Bangunan Megah Mirip Istana Merdeka
- Gudang Penyimpanan Bom yang Meledak di Markas Gegana Brimob Jatim Tak Layak, Kapolda: Dibangun 1951
- Penampakan Stasiun Kereta Api Barang Terbesar Nusantara Dibangun Zaman Belanda, Kini Jadi Bangunan Terbengkalai
- Momen Menteri Risma Menangis Haru, Karena Penyandang Disabilitas Dapat Pekerjaan Layak
- Perjalanan Pengemis yang Kerap Marah-Marah Terhenti di Bogor, Diciduk Satpol PP dan Dikirim ke RS Jiwa
Pada awal dekade 1900-an, konstruksi jalur baru Gundih-Gambringan-Bojonegoro-Surabaya Pasarturi mulai dikerjakan. Untuk segmen Gundih-Gambringan-Kradenan dibuka pada tanggal 15 Oktober 1900, sedangkan pembukaan utuh jalur tersebut dilakukan pada tanggal 1 Februari 1903.
Pada saat dibuka, Stasiun Gundih tergolong besar di wilayah Grobogan selatan karena memiliki depo lokomotif dan gudang.
Dilansir dari Wikipedia, Stasiun Gundih memiliki total tujuh jalur kereta api dan terbagi menjadi dua emplasemen yaitu emplasemen timur dan barat. Emplasemen timur memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus dari dan kea rah Gambringan-Surabaya. Sedangkan emplasemen barat memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus arah Semarang dan Solo.
Pada zaman dulu, emplasemen timur ditujukan untuk mengakomodasi rel 1.067 mm untuk jurusan Surabaya, sedangkan emplasemen barat untuk rel 1.435 mm jurusan Surakarta. Sejak tahun 1942, rel 1.435 mm dicabut Jepang dan digantikan dengan rel 1.067.
Stasiun Gundih memiliki bangunan bergaya arsitektur Indische Empire. Secara keseluruhan, kondisinya terawat baik, terutama di bagian muka. Sementara itu, ruangan inti Stasiun Gundih masih asli.
Stasiun Gundih memiliki bangunan bergaya arsitektur Indische Empire. Secara keseluruhan, kondisinya terawat baik, terutama di bagian muka. Sementara itu, ruangan inti Stasiun Gundih masih asli.
Sekitar tahun 2009-2010, Stasiun Gundih telah menggunakan sistem persinyalan elektrik buatan PT Len Industri, menggantikan sistem persinyalan mekanik.