Menilik Sejarah Stasiun Medan, Peninggalan Perusahaan Kereta Api Milik Kolonial Belanda
Salah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan.
Salah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan.
Pada zaman kolonial Belanda, aktivitas perdagangan di Tanah Deli semakin berkembang pesat. Pemerintah kolonial pun berinisiatif untuk membuka jalur rel kereta api agar memudahkan mobilitas perdagangan dari satu daerah menuju daerah lainnya.
Kemudian, pemerintah kolonial mendirikan Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) pada tahun 1883. DSM adalah sebuah perusahaan kereta api swasta yang beroperasi di dekat pantai Timur Sumatera atau di sekitar Deli (Kota Medan).
Salah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan. Saat ini, Stasiun Medan sudah menjadi stasiun utama milik PT KAI Divisi Regional I Sumatera Utara.
Simak sejarah singkat Stasiun Medan yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Sebelum dibangunnya Stasiun Medan, perusahaan perkebunan milik kolonial bernama Deli Maatschappij mendesak pemerintah untuk segera membangun jalur rel kereta api, mengingat meningkatnya permintaan komoditas dan aktivitas perdagangan.
Melansir dari artikel 'Sejarah Perkeretaapian Medan (1886-1942)', pemerintah Belanda memenuhi permintaan Deli Maatschappij dengan mendirikan Deli Spoorweg Maatschappij (DSM). Jalur kereta api pertamanya menghubungkan wilayah Medan-Labuhan yang diresmikan pada tahun 1886.
Sejalan dengan dibukanya rute Medan-Labuhan, maka harus ada stasiun sebagai tempat pemberhentiannya. Dari sinilah didirikan Stasiun Medan yang diresmikan oleh DSM pada 25 Juli 1886.
Seiring berjalannya waktu, jalur kereta api ini diperpanjang dari Stasiun Labuhan hingga Stasiun Belawan pada tahun 1888. Bahkan, sempat melayani rute Medan-Aceh menggunakan Atjeh Stoomtram Staatspoorwegen.
Dengan dibukanya akses jalur kereta api di Tanah Deli, akses dan mobilisasi kegiatan perdagangan serta mengangkut hasil perkebunan dari daerah pedalaman ke pelabuhan Belawan semakin lancar.
Stasiun Medan ini dulunya menjadi saksi bisu perkembangan kereta api dari masa ke masa. Bahkan, berperan penting dalam berlangsungnya aktivitas perkebunan yang akan di distribusikan ke luar negeri.
Namun sayang, beberapa bagian stasiun sudah mengalami renovasi total sehingga menghilangkan ke-orisinilannya. Pada tahun 2013, stasiun ini mengalami perombakan besar-besaran dan telah dibangun gedung khusus kereta api bandara.
Mengutip dari beberapa sumber, satu-satunya peninggalan yang masih bertahan yaitu menara jam kuno yang terletak di bagian depan stasiun. Kemudian bagian atap peron yang bercirikan arsitektur Belanda masih dapat dijumpai.
Selain itu, terdapat lokomotif kuno yang terpajang di kawasan Stasiun Medan, bernama Lokomotif DSM 38. Lokomotif ini sengaja didatangkan oleh perusahaan DSM untuk menarik gerbong penumpang dan barang.
Lokomotif ini dulunya berjumlah 8 unit yang didatangkan dari pabrik Hartmann di Jerman. Dengan tipe C2, lokomotif ini dilengkapi rem tangan dan rem vakum. Bahan bakarnya pun masih menggunakan kayu jati.
Kini kondisi bangunan bekas Stasiun Cikajang benar-benar memprihatinkan
Baca SelengkapnyaTanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
Baca SelengkapnyaPerkembangan jalur kereta api di Pulau Sumatera sudah mulai dibangun sejak zaman kolonial Belanda untuk mempermudah akses pengiriman logistik dari Desa ke Kota.
Baca SelengkapnyaStasiun itu merupakan salah satu stasiun penting di jalur kereta api Jogja-Magelang.
Baca SelengkapnyaSebuah komando militer yang dibentuk saat masa perjuangan kemerdekaan di Sumatera Tengah ini awalnya untuk memerangi para penjajah Belanda setelah PD II.
Baca SelengkapnyaStasiun Gundih memiliki letak yang strategis karena berada di tengah percabangan jalur kereta menuju Semarang, Solo, dan Surabaya
Baca SelengkapnyaStruktur pemerintahan wilayah ini pada waktu itu masih kental dengan campur tangan Belanda
Baca SelengkapnyaSetiap tahunnya, warga harus memberi tumbal kepala kerbau ke tempat itu
Baca SelengkapnyaSuku asli dari kota Pagaralam, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Muara Enim ini melakukan perlawanan terlama dalam sejarah.
Baca Selengkapnya