Polisi Asal Purworejo Ini Sukses Beternak Kambing Perah, Jadi Sumber Penghasilan Sampingan
Walaupun banyak kendala yang dihadapi, namun Estu tidak pernah menyerah
Walaupun banyak kendala yang dihadapi, namun Estu tidak pernah menyerah
Sumber penghasilan sampingan bisa datang dari mana saja. Yang penting harus bisa membagi waktu dengan pekerjaan utama.
Hal itu yang disadari benar oleh Estu Pratomo. Sehari-hari, ia bekerja sebagai seorang polisi. Namun karena melihat peluang yang bagus, ia membuka usaha sampingan sebagai peternak kambing perah.
“Pertama, karena untuk menambah penghasilan keluarga. Yang kedua, saya juga termasuk pecinta hewan,” kata Estu dikutip dari kanal YouTube Sumber Rejeki.
Estu mengatakan, ia memilih beternak kambing karena hewan itu terbilang mudah diternak, serta peluang yang besar karena masyarakat Indonesia terbilang banyak yang mengonsumsi daging kambing.
Foto: YouTube Sumber Rejeki
Ia merasakan benar betapa beratnya ia saat memulai ternak kambing pada tahun-tahun pertama. Apalagi ia harus membagi waktu antara beternak dengan tugas hariannya sebagai polisi.
“Saya harus bangun pagi, setelah salat Subuh, saya harus ke kandang. Bersihkan kasih pakan. Sebelum jam 7 pagi saya harus selesaikan kandang itu. Entah bagaimana caranya jangan sampai jam dinas saya terganggu,” tuturnya.
Di peternakannya, Estu beternak kambing perah dengan jenis British Alpine. Ia tertarik mengembangkan peternakan kambing karena melihat potensi daerah yang bagus di mana banyak lahan kosong cukup luas serta potensi pakan yang bagus.
“Saya memilih fokus di kambing perah karena kita bisa mendapatkan susu dan juga bisa mendapatkan anaknya. Selain itu saya memilih british alpine karena di Indonesia kambing jenis ini masih sangat terbatas. Oleh karena itu saya melihatnya sebagai sebuah peluang agar ada potensi pasar yang bisa dimaksimalkan,” kata Estu.
Estu mengatakan, selama beternak kambing perah, tak jarang ia menemukan beragam kesulitan. Tapi hingga saat ini ia tidak pernah menyerah.
“Alhamdulillah sampai sekarang jumlah kambing kami tidak pernah ada pengurangan. Kalau soal penyakit pasti ada, tapi semua itu ada solusinya,” kata Estu.
Ia menjelaskan bahwa di kambing perah penyakit yang paling sering ia temui adalah mastitis. Tingkat penyakit itu ada tiga, yaitu ringan, sedang, dan berat.
“Kalau ringan, dengan treatment khusus pasti sembuh. Kalau sedang, itu ada potensi untuk kurang produksi atau mungkin resiko cacat. Sedangkan kalau berat, itu kemungkinan langsung mati dalam hitungan 1x24 jam,” ungkapnya.
Salah satu cerita yang paling berkesan bagi Estu selama beternak kambing perah adalah saat pertama kali ada kambing yang melahirkan. Saat itu ia belum tahu bagaimana caranya membantu persalinan. Ia pun menelepon temannya yang lebih ahli.
Estu bercerita tentang pengalamannya yang terlupakan selama beternak kambing perah.
Aiptu Zakaria terjun langsung mengamankan pelaku perampokan rumah di kawasan Tonjong, Desa Sukaragam, Serang Baru.
Baca SelengkapnyaKecurangan pengukuran SPBU dapat mengganggu jalannya persiapan mudik Lebaran
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaPolisi telah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus penembakan ini.
Baca SelengkapnyaKapolres menyesalkan tindakan warga yang menghalangi penangkapan pelaku kejahatan bahkan menyerang dan menyandera polisi.
Baca SelengkapnyaPetugas mengamankan barang bukti linggis serta besi ulir yang digunakan pelaku saat menjebol rumah korban.
Baca SelengkapnyaHasil Pleno KPU: Prabowo-Gibran Menang, Raih 3.649.651 Suara di Sumatera Selatan
Baca SelengkapnyaKedua tangannya diikat dengan sabuk dan mulutnya disumpal kain.
Baca Selengkapnya