Pekerja Hiburan Malam Nekat Dugem di Balai Kota Surabaya, Begini Kronologinya
Merdeka.com - Pekerja hiburan malam menggelar aksi demonstrasi di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur pada Senin (3/8/2020). Aksi demonstrasi itu membuat massa melakukan aksi kecewa lantaran mereka tidak bisa menemui Wali Kota Tri Rismaharini.
Dikutip dari Instagram @infojatim (3/8), lantaran gagal menemui elit pemerintahan Kota Surabaya, massa aksi nekat menyalakan lagu yang biasa diputar di tempat kerja mereka.
Aksi Damai
©2020 Merdeka.com/Instagram @infojatim
Dalam kesempatan itu, massa aksi yang turut serta dalam demonstrasi di Balai Kota Surabaya terdiri dari Lady Escort (LC), pemandu lagu dan pekerja hiburan malam lainnya. Mereka mengaku kecewa lantaran merasa tidak mendapat keberpihakan dari Pemerintah Kota Surabaya. Di mana selama pandemi Covid-19, para pekerja hiburan malam ini mengaku tidak mendapat pemasukan sama sekali.
"Kami akan tetap melakukan aksi damai, saat ini hingga Perwali No. 33 Tahun 2020 dicabut," ujar korlap aksi, Nurdin.
Pengakuan Para LC
©2020 Merdeka.com/commons.wikimedia.org
Nurdin juga mengungkapkan bahwasanya kawan-kawannya yang bekerja sebagai LC bukanlah pelacur.
"Satu kebanggaan buat adik-adik LC, mereka mengaku bukan pelacur, seperti yang dikira orang selama ini. Mereka hanya menemani tamu untuk minum saja," ungkap Nurdin.
Nurdin menyampaikan kekhawatirannya jika para LC tidak bisa bekerja kembali. Terutama di tengah fenomena maraknya jasa seks secara daring.
Lima Bulan Tak Ada Pemasukan
©2020 Merdeka.com/commons.wikimedia.org
Mirza Azizah, seorang pemandu lagu yang turut serta dalam aksi demonstrasi itu menyatakan keinginannya supaya aturan jam malam bisa segera dicabut oleh Pemkot Surabaya.
"Sudah lima bulan kami enggak ada pemasukan, uang tabungan juga sudah habis, mau makan apa anak-anak kita, kebanyakan dari kami ini janda," ujar Mirza.
Ratusan pekerja hiburan malam melakukan aksi demonstrasi di Balai Kota Surabaya guna meminta Wali Kota Risma mencabut Perwali Nomor 33 Tahun 2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru di Kota Pahlawan. Salah satu isinya yakni tentang pemberlakuan jam malam.
"Kami berharap Bu Wali segera mencabut Perwali, karena kami enggak bisa kerja selama 5 bulan lamanya," lanjut Mirza.
(mdk/rka)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pasien wanita, R (59), meninggal dunia diduga akibat malapraktik yang dilakukan Bidan ZN di Prabumulih, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaDilansir dari Liputan6, ocah 6 tahun, AJ disunat jin yang memicu perhatian warga Mereka berbondong-bondong ke rumah AJ, . Simak kronologi selengkapnya!
Baca SelengkapnyaSoal pelaku yang dikabarkan sempat melarikan diri usai menabrak pedagang kacang, Kompol Fani menyatakan tidak benar
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anggota Paspampres yang biasa melekat kepada Jokowi dengan sigap berupaya menghalangi orang itu
Baca SelengkapnyaKarnita meminta warga untuk menjaga jarak aman dan agar tidak berbuat macam-macam yang bisa mengancam keselamatan.
Baca SelengkapnyaInformasi yang dihimpun menyebutkan, sebelum kebakaran itu terjadi, Soehartono, dan temannya satpam perusahaan dipanggil HRD pada Jumat (17/5)
Baca SelengkapnyaSaat ini polisi masih memburu para pelaku penyerangan dan perusakan mobil milik petugas tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaMinimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya
Baca SelengkapnyaJangan sembarangan memprovokasi orang untuk tidak memilih di pemilu. Karena hal itu bisa melanggar pidana
Baca Selengkapnya