1 Warga Sleman Meninggal Dunia Akibat Penyakit Leptospirosis
Merdeka.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menerima laporan tiga kasus pasien terjangkit penyakit leptospirosis pada awal tahun 2020 dengan satu pasien meninggal dunia. Dua warga lain berangsur pulih setelah menjalani perawatan.
"Satu orang yang meninggal dunia ditangani Puskesmas Depok 2, sedangkan kondisi dua pasien lain sudah berangsur membaik," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman Novita Krisnaeni di Sleman, Sabtu (25/1).
Menurut dia, saat ini Dinkes Sleman sedang melakukan audit kejelasan pasien yang meninggal.
"Sedangkan dua orang pasien lain telah melewati masa kritis, dan keadaannya membaik," katanya.
Ia mengatakan warga yang meninggal dunia diduga akibat leptospirosis, keseharian merupakan pedagang di salah satu pasar tradisional daerah Kecamatan Depok.
"Ini menjadi peringatan bagi masyarakat bahwa leptospirosis tidak hanya rentan menyerang petani yang sering beraktivitas di sawah. Bakteri Leptospira interrogans yang ditularkan melalui air kencing tikus itu juga dapat dijumpai di tempat-tempat yang kotor baik di rumah, pasar, atau selokan," katanya.
Perilaku Hidup Bersih
Novita mengatakan, pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti membiasakan mencuci tangan dan kaki setelah beraktivitas di luar ruangan.
"Pada musim hujan, antisipasi penyakit ini perlu ditingkatkan mengingat peluang risikonya lebih tinggi karena banyak genangan. Bakteri penyebab leptospirosis biasanya masuk ke dalam tubuh manusia lewat luka. Tapi juga bisa melalui mukosa," katanya.
Ia mengatakan gejala umum yang dirasakan penderita penyakit ini adalah panas, mual, nyeri, dan muntah. Disamping itu ada pula gejala khas berupa nyeri pada bagian betis, dan warna mata berubah menjadi kuning.
"Jika sudah parah, bisa mengakibatkan kerusakan ginjal. Pengobatan penyakit ini sendiri cukup menggunakan antibiotik yang tersedia di seluruh puskesmas," katanya.
Saat ini, kata dia, seluruh puskesmas di Sleman juga telah dilengkapi layanan rapid test yang dapat mendeteksi gejala leptospirosis sejak awal. Seperti diberitakan Antara.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga Boyolali dan Sleman meninggal dunia akibat leptospirosis.
Baca SelengkapnyaRamai Kabar Warga Solo Meninggal akibat Leptospirosis, Ini Penjelasan Dinkes
Baca SelengkapnyaLeptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang dapat menular dari hewan ke manusia. Leptospirosis sering ditemui saat musim hujan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca Selengkapnya13 tempat pemungutan suara (TPS) di Kabupaten Sleman menjalani pemungutan suara ulang (PSU) dan pemungutan suara lanjutan
Baca SelengkapnyaMasalah selesma yang memicu batuk pilek pada anak bisa sembuh sendiri dalam 7-10 hari sehingga tidak perlu terlalu dikhawatirkan orangtua.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaPada saat seseorang kembali bekerja setelah Lebaran, penting untuk memperhatikan sejumlah kondisi kesehatan tubuh.
Baca SelengkapnyaBegini Situasi di Bromo Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, 'Muuaacet rek
Baca Selengkapnya