3 Aktivis di Samarinda Protes saat Dijemput Satgas Covid-19, Minta Hasil Tes Usap
Merdeka.com - Tiga aktivis di Samarinda, Kalimantan Timur, memprotes keras penjemputan mereka oleh Satgas Covid-19 kota Samarinda, dengan dugaan ketiganya terkonfirmasi positif Covid-19 untuk dikarantina. Gara-garanya, petugas tidak menunjukkan hasil dari pemeriksaan swab laboratorium.
Ketiga aktivis itu diantaranya Yohana Tiko dari Walhi Kalimantan Timur, dan Fathul serta Bernard. Penjemputan itu dilakukan Satgas Jumat (31/7) sore kemarin. Dua hari sebelumnya, ketiganya termasuk yang mengikuti kegiatan pengambilan swab Satgas Covid-19.
"Jumat kemarin, ternyata mereka menjemput kami, dengan membawa petugas Satpol PP, kepolisian, Lurah, dan Ketua RT," kata Yohana, dalam penjelasan virtual YouTube, Sabtu (1/8).
Yohana menerangkan, dalam penjemputan itu, petugas Satgas tidak bisa menunjukkan hasil swab saat diminta. Hal itu menjadi pertanyaan besar Yohana, bersama kedua temannya, Fathul dan Bernard.
"Mana hasil kami positif? Malah memaksa kami dengan menghadirkan beberapa warga sekitar. Kami tidak tahu apakah itu benar warga sekitar atau bukan?" ujar Yohana.
"Kami dibawa ke RSUD IA Moeis. Ternyata, kami minta hasil lab, tetap tidak ada yang bisa menunjukkan. Kami ditelantarkan di rumah sakit," tuding Yohana.
Dalam kesempatan yang sama, Fathul juga mengaku tidak tahu menahu hasil swab di laboratorium. "Saya pribadi, tidak pernah merasa hasilnya (hasil swab) disampaikan ke saya sendiri. Janji mau kasih tahu hasilnya melalui WhatsApp tapi tidak ada," ungkap Fathul.
"Di RS Moeis, kami juga tidak diperlihatkan hasil swab kami. Kami mau dibawa (karantina) tapi perlihatkan dulu hasil swab kami. Tapi ini yang terjadi tidak demikian," timpal Bernard.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kalimantan Timur Andi Muhammad Ishak telah mengkonfirmasi kejadian itu ke Dinkes Kota Samarinda, Jumat (31/7) malam. "Masyarakat merasa resah, karena yang bersangkutan tidak patuh isolasi mandiri, tetap keluar masuk terima tamu. Begitu penjelasan dari Dinkes Samarinda," kata Andi.
"Covid ini bukan hanya aspek kesehatan tetapi juga aspek sosial. Dan, sesuai dengan juknis Kementerian Kesehatan versi 5, bahwa masyarakat terlibat aktif dalam kegiatan surveilans berbasis masyarakat," demikian Andi.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum dtemukan jadi mayat, korban sempat ditemani suaminya berobat ke sebuah rumah sakit tapi tiba-tiba saja menghilang.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaDi tengah-tengah aktivitasnya, Kapolda DIY tiba-tiba diberhentikan sosok perwira berpangkat Iptu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dua santri di Kediri, yang didakwa menganiaya rekannya berinisial BBM (14) hingga tewas menjalani sidang dengan agenda pemeriksaan saksi.
Baca SelengkapnyaMasyarakat setempat bersikap wajar dalam bereaksi terkait adanya konvoi itu.
Baca SelengkapnyaAktivis kembali menggelar Aksi Kamisan di seberang Istana untuk menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.
Baca SelengkapnyaPolda Jambi masih berupaya mengungkap kematian tidak wajar santri berinisial AH di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin, Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
Baca SelengkapnyaDibantu PBB, Indonesia Bangun Sistem Kesehatan yang Tahan Terhadap Perubahan Iklim
Baca SelengkapnyaAlasannya pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka melanggar batas usia minimal pendaftaran cawapres.
Baca Selengkapnya