Banyak Puskesmas Ditutup, Pemkot Bandung Bantah Akibat Nakes Terpapar Covid-19
Merdeka.com - Sejumlah Puskesmas di Kota Bandung tak beroperasi untuk sementara waktu. Di sisi lain, beredar kabar puluhan tenaga kesehatan terpapar Covid-19 meski Pemerintah Kota Bandung menyangkalnya.
Beberapa Puskesmas tersebut di antaranya, Puskesmas Talagabodas yang ditutup dari 29 Juni hingga 4 Juli. Kemudian Puskesmas Arcamanik dan Puskesmas Dago ditutup sementara hingga waktu yang belum ditentukan. Masyarakat yang membutuhkan layanan dialihkan sementara ke UPT terdekat.
Sementara itu, beredar kabar puluhan tenaga kesehatan terpapar Covid-19. Dari tangkapan layar ponsel dari aplikasi percakapan yang diterima wartawan, tertuang informasi data tenaga kesehatan yang positif Covid-19 di sejumlah Puskesmas di Kota Bandung.
Dalam informasi itu, di Puskesmas Talaga Bodas dari 42 karyawan, 39 diantaranya positif Covid-19; Puskesmas Cijerah 3 orang positif, Puskesmas Arcamanik semuanya positif dan Puskesmas Babakan Sari semuanya positif.
Kemudian, Cilengkrang 2 orang positif, Puskesmas Dago 1 orang positif, Puskesmas Ramdan 3 orang positif, Puskesmas Cigadung 10 orang positif, Puskesmas Citarip 5 orang positif, Puskesmas Sukarasa, Puskesmas Cipadung, Puskesmas Babatan, Puskesmas Pasirluyu, Puskesmas Ibrahim Adjie 14 orang positif, Puskesmas Kopo di atas 10 orang.
Salah seorang karyawan Puskesmas yang meminta dirahasiakan identitasnya kecewa dengan Pemerintah Kota Bandung yang terkesan menutupi masalah yang ada. Ia tidak menerima dalih yang digunakan pejabat Pemerintah Kota Bandung yang menyebut bahwa penutupan Puskesmas bagian dari sterilisasi dan tidak ada hubungannya dengan kasus positif.
"Bagaimana dengan teman-teman saya yang sekarang diisolasi di rumah sakit? Di rumah singgah? Apa mereka enggak dihitung sebagai nakes?" katanya saat dihubungi.
Ia menyebut ada sejumlah karyawan di Puskesmas Arcamanik terkonfirmasi positif Covid-19. Kasus ini sudah lama namun terkesan dibiarkan hingga menyebar hingga ke sebagian besar karyawan. Lebih parah lagi tenaga kesehatan di Puskesmas Talagabodas, yang ia sebut hampir sebagian besar terpapar virus Corona.
"Semua karyawan Puskesmas yang sempat kontak dengan karyawan yang terpapar Covid-19 masih diminta bekerja melayani pasien. Ini kan bisa berpotensi membahayakan pasien dan karyawan di puskesmas," kata dia.
Dibantah Pejabat Pemerintah Kota Bandung
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rita Verita membantah informasi yang dianggapnya tidak dapat dipertanggungjawabkan tersebut. Mengenai tenaga kesehatan yang positif Covid-19, data yang terkonfirmasi ada 27 tenaga kesehatan dari 30 Puskesmas di Kota Bandung hasil dari tes masif.
Sedangkan, 10 Puskesmas yang tutup sementara sedang dilakukan sterilisasi, karyawan dan tenaga medisnya di swab test. Hasilnya pun belum keluar. Proses sterilisasi ia sebut membutuhkan waktu bergantung pada luasan ruangan.
"Rinciannya belum terlaporkan resmi, jangan percaya dari sumber itu, belum ada hasil resmi yang ditandatangani dokter spesialis," kata Rita di Balai Kota Bandung, Rabu (2/7) sore.
"Kenapa sterilisasi kan kita sedang melakukan swab ke semua tenaga kesehatan dari Juni yang lalu, nah puskesmas yang ada yang positif swab disterilisasi, tapi tidak semua (Puskesmas) yang kita sterilisasi itu ada yang positifnya, swab kita lakukan bergantian. Belum semua puskesmas, karena banyak banget puskesmas. Kalau rapid test sudah," jelasnya.
Sedangkan, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Daud Achmad pun mengaku belum menerima informasi terkait tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif di puskesmas di Kota Bandung. Namun, ia berharap operasional layanan masih bisa dilakukan dengan menggunakan tenaga relawan jika karyawan tidak bisa masuk kerja.
"Belum tentu juga tergantung kebutuhan, mungkin kalau signifikan ini positifnya, pelayanannya kan bisa saja masih berjalan, atau kalau memungkinkan dibantu relawan," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Barat Wawan Hermawan meminta para pasien jujur mengenai kondisi kesehatannya, terlebih jika kasusnya adalah Covid-19.
Di sisi lain, para perawat atau orang-orang yang bekerja di fasilitas kesehatan harus dilengkapi dengan alat pelindung diri secara maksimal karena memiliki risiko tinggi.
"Tapi kalau kita lihat di puskesmas, pasien yang tidak jujut ini yang menjadi permasalahan bagi kita, kita punya standar, kita pakai masker, tetapi ternyata pasien yang ditangan itu positif," ungkapnya.
Perubahan Status Wilayah
Status zona beberapa kabupaten dan kota di Jawa Barat mengalami perubahan, terutama dari level biru ke menjadi level kuning. Di antaranya, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Subang, Kota Cimahi, dan Kota Cirebon.
Ketua Divisi Perencanaan, Riset, dan Epidemiologi GTPP Covid-19 Jabar Taufik Budi Santoso mengatakan hal itu berdasarkan kajian yang dilakukan. Selain itu, ada t dua wilayah di Jabar yang beralih dari zona kuning ke zona biru, yakni Kabupaten Sukabumi dan Kota Bandung.
Dengan demikian, kini tercatat terdapat 1 wilayah yang ada di zona hijau, 10 di zona biru, dan 16 zona kuning. Level kewaspadaan di Jabar diketahui dinilai melalui sembilan indikator. Adapun sebagian wilayah di Jabar kecuali Bodebek sudah menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru atau AKB.
"Perkembangan sembilan indikator level kewaspadaan selama dua pekan," jelas dia.
10 wilayah di Jabar yang kini berada di zona biru yakni Kabupaten Cianjur, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Banjar, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, dan Kota Bandung.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaBandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaSeorang warganet mengabadikan keseruan itu dari jendela kamar kosnya.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca Selengkapnyajumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.
Baca SelengkapnyaHujan deras mengguyur sejak siang. Intensitasnya meningkat pada sore hari hingga menjelang petang.
Baca Selengkapnya