Cerita Warga Perbatasan Sulit Keluar Kampung karena Tak Ada Jembatan
Merdeka.com - Warga Desa Inbate dan Nainaban di Kecamatan Bikomi Nilulat, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, kesulitan untuk beraktivitas di luar desa lantaran terhalang arus deras banjir. Tidak adanya jembatan penghubung, terkadang membuat warga dan siswa sekolah nekat menerobos banjir kiriman yang tak kunjung surut.
Bahkan warga saling membantu menyeberangi kendaraan bermotor yang melalui jalur ini. Padahal membahayakan nyawa mereka.
Pasukan Satgas Pengaman Perbatasan Indonesia-RDTL Sektor Barat, dari Yonif Mekanis 741 Garuda Nusantara, pun membuat sebuah rakit sederhana dari potongan bambu, agar warga bisa mengakses jalur ini tanpa harus menantang maut.
Dansatgas Pamtas RI–RDTL Sektor Barat, Mayor Inf Hendra Saputra mengatakan pihaknya membuat rakit agar masyarakat bisa beraktivitas ke kebun, atau berpergian ke daerah lain di Kabupaten Timor Tengah Utara. Bahkan demi siswa yang harus pergi ke sekolah, lantaran tidak ada jalur alternatif lain.
"Ini semua untuk mengupayakan penyeberangan bagi masyarakat menggunakan rakit dan menggunakan perlengkapan safety yang kami buat, dan yang kami bawa dari satuan sehingga dapat membantu masyarakat," ujarnya, Rabu (30/1).
Usai membuat rakit sederhana itu, warga tidak dibiarkan sendirian menyeberangi arus banjir yang deras. Para prajurit secara bergantian selalu mengawal hingga ke seberang sungai.
"Karena sangat sulit sekali di situ, masyarakat seperti anak-anak sekolah kalau menyeberang dari situ, ini masalah keselamatan, yang kedua kaitannya dengan masalah keselamatan jelas kalau mereka menyeberang tanpa rakit akan mengalami basah, apalagi buku-buku yang mereka bawa ke sekolah," tegas Hendra.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akses menuju kampung itu cukup sulit. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang terjal dan berbatu.
Baca SelengkapnyaKampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.
Baca SelengkapnyaAkibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Para purnawirawan Brimob kenang masa lalu saat menjalankan tugas di daerah operasi Timor Timur, penuh kenangan dan ancaman yang mencekam.
Baca SelengkapnyaKepala Kades Prasetyo menggandeng pelbagai instansi untuk membangun membangun desa Banjar Wangi. Salah satunya BRI.
Baca SelengkapnyaBanjir berasal dari luapan air Kali Pesanggarahan. Ini disebabkan tumpukan sampah di TPA Cipayung yang longsor ke kali.
Baca SelengkapnyaAda cerita menarik yang terungkap saat jatah rokok para prajurit TNI hanya tersisa dua batang saat pertempuran Timor Timur 1994 silam.
Baca SelengkapnyaKunto Arief dikenal sebagai pemimpin prajurit yang bijak dan menyejahterakan anggotanya di medan perang.
Baca SelengkapnyaSebanyak tujuh kecamatan teredam banjir dan satu kecamatan lainnya longsor.
Baca Selengkapnya