Bikin Merinding Cerita Sesepuh Brimob Saat Tugas di Daerah Operasi 'Dengar Bunyi Tembakan Hidup dan Mati'
Para purnawirawan Brimob kenang masa lalu saat menjalankan tugas di daerah operasi Timor Timur, penuh kenangan dan ancaman yang mencekam.
Para purnawirawan Brimob kenang masa lalu saat menjalankan tugas di daerah operasi Timor Timur, penuh kenangan dan ancaman yang mencekam.
Sesepuh Brimob yang kini sudah menjalani masa pensiun itu dengan semangat menceritakan momen-momen menegangkan yang pernah mereka alami.
Mulai dari latihan untuk menghadapi musuh, hingga momen saat mereka beradu tembak dengan kelompok bersenjata yang menginginkan kemerdekaan di Timor Timur waktu itu.
Para purnawirawan Brimob tidak akan pernah melupakan tugas mereka saat masih aktif menjadi anggota. Bagaimana kisah para purnawirawan yang menceritakan masa tugas di daerah operasi? Simak ulasannya sebagai berikut.
Salah seorang purnawirawan berpangkat AKBP, bernama Iskandar Bano menceritakan kisahnya saat bertugas di Timor Timur. Ia mendapatkan tugas dari Polda Sulteng selama 13 bulan pada tahun 1977.
Bermula dari arahan Kapolda, Iskandar Bano dan anggota Brimob lainnya langsung terjun ke lapangan untuk memberantas kerusuhan yang terjadi di Timor Timur. Mereka melakukan kontak dengan menggunakan senjata.
Iskandar Bano menuturkan jika selama latihan, mereka selalu mendengar dan mengarahkan tembakan ke tempat lain. Akan tetapi saat terjun di daerah operasi, ketika mendengar suara tembakan, baginya adalah antara hidup dan mati.
“Saya tugas di Timtim, bayangkan, memang di latihan kami dengar tembakan, tapi tembakannya ke arah lain. Tapi pada saat di daerah operasi, begitu dengar bunyi tembakan, pokoknya pikir hidup atau mati,” kata Iskandar Bano.
Selain itu, cerita perjuangan di Timor Timur juga disampaikan oleh prajurit TNI bernama Wahid. Saat itu, ia sedang latihan pemantapan untuk persiapan mendapatkan tugas ke Timor Timur.
Ia dan para prajurit lainnya dikatakan akan melakukan pemantapan latihan lagi di Makassar. Pada pagi hari, para prajurit diminta untuk langsung berangkat dan naik ke pesawat dengan barang-barang yang sudah disiapkan di atas pesawat.
Wahid mengira akan dibawa ke Makassar untuk latihan pemantapan. Namun, pesawat justru langsung berangkat ke Timor Timur. Di sana mereka diminta untuk langsung bertugas tanpa latihan pemantapan.
“Kita tidak tahu, kita ditanya persiapan latihan, diikuti dengan latihan di Makassar ‘Kalian dari mana, itu persiapan latihan itu. Barang-barang kalian sudah dibawa ke bandara’. Pagi-pagi kita sudah berangkat tapi tidak mampir di Makassar, cuma langsung ke Timor Timur,” kata Wahid.
Beberapa nama perwira TNI alumni AKABRI 1970 yang gugur di Operasi Seroja.
Baca SelengkapnyaKendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca SelengkapnyaBentrokan antara anggota Brimob Polri dan prajurit TNI Angkatan Laut (AL) di Pelabuhan Sorong, Papua Barat, telah diredam.
Baca SelengkapnyaM, pelaku dan ibu korban merupakan pasangan baru. Mereka baru menjalin biduk rumah tangga sekira 5 bulan.
Baca SelengkapnyaBerikut potret ratusan Perwira hingga Tamtama datang ke Mako menghadap Komandan Brimob.
Baca SelengkapnyaBrimob Bentrok dengan Prajurit TNI AL di Pelabuhan Sorong, 5 Korban Luka Dilarikan ke Rumah Sakit
Baca SelengkapnyaJika kalian salah satu orang yang sulit fokus dalam bekerja. Ini dia tips ampuhnya.
Baca SelengkapnyaTim Indonesia Maju adalah Paskibraka pada Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Merdeka
Baca SelengkapnyaDengan malu-malu, ia bercerita tentang masa lalunya bersama dengan seorang anggota Korps Brigade Mobile (Brimob).
Baca SelengkapnyaCerita Brigadir Amharet tugas di zona merah Papua hingga tidak mengenal baju dinas.
Baca Selengkapnya