Dokter Tirta: Covid-19 Tak Bisa Hilang Seperti TBC, DBD dan HIV
Merdeka.com - Relawan Medis, Dokter Tirta Mandira Hudhi mengatakan, Virus Corona atau Covid-19 tidak dapat hilang. Namun, virus yang berawal dari Wuhan, China ini hanya dapat dikontrol.
"New Normal adalah sebuah adaptasi gaya baru, karena Covid itu nggak bisa hilang total, Covid hanya bisa dikontrol. Itu adalah sesuatu yang kita harus tahu bahwa banyak netizen bertanya kapan Covid hilang? Covid nggak bisa hilang layaknya TBC, DBD, malaria, HIV dan lain-lainnya. Dia hanya bisa di kontrol sampai dengan titik minimal," katanya di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Rabu (27/5).
Katanya, untuk memutus rantai infeksi ini maka dibutuhkan adaptasi baru atau disebut new normal. Di mana yang terpenting adalah menerapkan segala sesuatu protokol kesehatan yang sudah diajarkan oleh Gugus Tugas.
"Dari bulan Maret yaitu pakai masker kain yang medis tetap pakai masker medis lalu cuci tangan terus di setiap waktu hindari menyentuh mulut, mata dan hidung, tetap jaga jarak," katanya.
"Nah sambil kita menunggu kebijakannya sesuai dengan pemerintah misalkan pasar buka kita sebagai relawan mengedukasi seller, mengedukasi pedagang, untuk menjaga kebersihan diri dan konsumennya kita juga minta jaga kebersihan diri. Kedua Mall pada tanggal 8 Juni. Berarti semua Mal harus menerapkan protokol kesehatan seperti itu," sambungnya.
Dokter Tirta mencoba meluruskan kalimat berdamai dengan Corona. Bukan diartikan pasrah, tapi Covid-19 harus dikontrol dengan cara adaptasi baru.
"Misalnya ada restoran buka dan ada mejanya apa dari gaya barunya sekarang setiap restoran setiap meja dikasih celah plastik, kemarin saya mengalami waktu order sebuah aplikasi online transportasi, saya lihat di belakang driver itu dikasih sekat plastik, saya tanya kenapa begini? Dia bilang inisiatif saya new normal," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaTim dokter saat ini masih melakukan perawatan dan observasi terkait kemungkinan gejala sisa.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnya