Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mahasiswa Papua di Bali Desak Kasus Rasial di Surabaya dan Malang Diusut Tuntas

Mahasiswa Papua di Bali Desak Kasus Rasial di Surabaya dan Malang Diusut Tuntas Demo Mahasiswa Papua di Bali. ©2019 Merdeka.com/Moh Kadafi

Merdeka.com - Puluhan warga asal Papua mengatasnamakan Mahasiswa, Pelajar, dan Masyarakat Papua (IMMAPA Bali) menggelar aksi damai di Bundaran Renon, Denpasar, Bali, Kamis (22/8).

Dalam aksi damai tersebut, mereka membawa spanduk di antaranya bertuliskan," Stop Rasisme Tegakan Keadilan, dan juga ada tulisan. Kami Bukan Monyet, Kami Manusia, Stop Rasis."

Jeeno Dogomo, selaku Juru Bicara Aksi menjelaskan, demonstrasi yang dilakukan hari ini adalah bentuk menentang tindakan diskriminatif dalam ruang publik demokrasi.

"Awalnya terjadi di kawan-kawan Papua (di) Malang (Jawa Timur) melakukan aksi damai yang surat pemberitahuanya sudah dimasukkan tapi dibungkam oleh aparat kepolisian dan juga ormas-ormas reaksioner," kata Jeeno saat ditemui di lokasi aksi, Kamis (22/8).

"Setelah itu berlanjut lagi di Surabaya (Jawa Timur) pengepungan asrama Papua. Polisi masuk menembakan gas air mata dan membawa senjata laras panjang. Kami mahasiswa, kami bukan teroris. Itu tindakan diskriminasi," sambung Jeeno.

Kemudian, Jeeno juga menentang tidakan rasial yang mengatakan mahasiswa Papua seperti binatang.

"Ditambah lagi ucapan rasial seperti menyebutkan Mahasiswa Papua itu monyet ada juga yang mengatakan pulangkan mahasiswa Papua dari Surabaya. Itu tindakan diskriminatif dan rasial yang sangat jauh dari nilai kemanusiaan itu," ungkapnya.

"Akibat dari itu juga rakyat Papua di atas tanah Papua melakukan aksi demonstrasi massa yang besar-besaran di Manokwari, Sorong, Jayapura dan sampai hari ini aksi itu berlangsung," tambah Jeeno.

Jeeno juga menjelaskan, bahwa aksi besar-besaran di Manokwari dan lainnya. Bukan hanya soal rasialisme dan tindakan refresif yang terjadi di Malang dan Surabaya. Namun, karena persoalan sejarah yang harus diluruskan oleh bangsa Indonesia.

"Luapan emosi masyarakat Papua yang sampai hari ini melakukan aksi adalah karena persoalan sejarah yang belum diluruskan oleh bangsa Indonesia. Itu yang harus tahu. Sejarah Papua dianeksasi dimasukan paksa ke bingkai NKRI tetapi hal itu ditutupi dengan pembangunan ekonomi," ujarnya.

"Rakyat Papua tidak butuh pembangunan ekonomi, pembangunan jalan, rakyat Papua tidak membutuhkan. Jalan dibangun hanya untuk eksploitasi sumber daya alam dari perusahaan-perusahaan asing di Papua. Rakyat tidak butuh jalan," jelasnya.

Jino juga meminta para pelaku yang melakukan rasialisme di Surabaya dan Malang diusut tuntas. "Kalau soal rasisme kami mahasiswa Papua sudah biasa," ujarnya.

Jeeno juga menyampaikan tiga tuntutan dalam aksi tersebut. Pertama, hentikan diskriminasi rasial dan refresifitas oleh militer dan ormas reaksioner terhadap mahasiswa dan rakyat bangsa Papua secara umum.

Kemudian kedua, usut tuntas dan adili pelaku yang mengeluarkan perkataan rasis dan tindakan refresifitas militer yang berlebihan di Surabaya dan Malang, Jawa Timur.

"Ketiga ini menjadi poin penting dari seluruh tuntutan kami. Berikan kebebasan bagi bangsa West Papua untuk menentukan nasibnya sendiri atau referendum sebagai alternatif untuk terbebas dari rasisme dan pelanggaran HAM seluruh penindasan di atas Tanah Papua," tegas Jeeno.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja
Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja

Seorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.

Baca Selengkapnya
Kepala BPIP Ajak Mahasiswa Jadi Pelopor Penjaga Demokrasi di Pemilu 2024
Kepala BPIP Ajak Mahasiswa Jadi Pelopor Penjaga Demokrasi di Pemilu 2024

Menurutnya mahasiswa memiliki peran penting terutama sebagai penguat moral juga sebagai penjaga nilai.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang

Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tujuh Pelaku Tawuran di Bekasi Ditangkap Polisi, Satu Masih di Bawah Umur
Tujuh Pelaku Tawuran di Bekasi Ditangkap Polisi, Satu Masih di Bawah Umur

Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.

Baca Selengkapnya
Mahasiswa jadi Tersangka Pelaku Begal Payudara di Malang
Mahasiswa jadi Tersangka Pelaku Begal Payudara di Malang

Tersangka mengaku terinspirasi oleh video yang tidak senonoh yang memicu niatnya untuk melakukan perbuatannya tersebut.

Baca Selengkapnya
Kelakuan Bejat Pembunuh Mahasiswi di Depok: Perkosa 3 Wanita, 1 Hamil dan 1 Dibunuh
Kelakuan Bejat Pembunuh Mahasiswi di Depok: Perkosa 3 Wanita, 1 Hamil dan 1 Dibunuh

Wira mengatakan pihaknya belum bisa banyak memberikan keterangan lebih lanjut terkait dengan kasus pemerkosaan tersebut.

Baca Selengkapnya
Pembunuhan Mahasiswi di Depok, Alasan Polisi Belum Tangkap Pelaku Setelah Perkosa 2 Wanita
Pembunuhan Mahasiswi di Depok, Alasan Polisi Belum Tangkap Pelaku Setelah Perkosa 2 Wanita

Dari kasus pemerkosaan sebelumnya, penyidik telah berupaya untuk mencari pelaku.

Baca Selengkapnya
Mahasiswa IPB Galang Edi Swasono yang Hilang saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Meninggal
Mahasiswa IPB Galang Edi Swasono yang Hilang saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Meninggal

Tim SAR gabungan pun segera melakukan pengecekan dan mengevakuasi jenazah.

Baca Selengkapnya
Ringkus Sindikat Narkoba Fredy Pratama, Polisi Usut Kaitan dengan Murtala Ilyas
Ringkus Sindikat Narkoba Fredy Pratama, Polisi Usut Kaitan dengan Murtala Ilyas

Ada empat tersangka ditangkap di Jawa Tengah yang membawa barang bukti 51 kilogram sabu dengan modus kamuflase menjadi teh China.

Baca Selengkapnya