Moeldoko Tanggapi Pengancam Jokowi: Jangan Ada Maaf, Tindak Saja!
Merdeka.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai tindakan tersangka Hermawan Susanto alias HS (25) mengancam Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah tindakan yang tidak beretika dan tidak pantas. Sebab menurut Moeldoko, Jokowi adalah simbol negara yang harus diperlakukan dengan baik.
"Ya kita melihatnya dari sisi bernegara, etika benergara, janganlah memperlakukan seorang Presiden simbol negara ini semena-mena. Bahwa itu tidak pantas, sebagai warga negara yang punya etika janganlah memperlakukan atau memperlakukan kepala negara sebagai simbol negara seperti itu," kata Moeldoko di Kantornya, Jalan Merdeka Utara, Selasa (14/5).
Dia pun sudah menyampaikan kepada pihak kepolisian tidak ada kata maaf terkait perbuatan tersebut. Fenomena tersebut menurut Moeldoko harus ditindak tegas.
"Jangan lagi juga fenomena yang berkembang sekarang ini, seenaknya berbuat sesuatu setelah polisi melakukan tindakan, minta maaf. Apa-apa ini yang begini, saya sudah sampaikan kepada kapolri. Jangan lagi ada maaf, tindak saja. Nanti diberi maaf makin enggak tertib," ungkap Moeldoko.
Sebab pihak yang melakukan salah agar tidak salah bertindak. Dan mengerti hukum yang berlaku.
"Kalau ini biarkan. Nanti negara ini menjadi chaos, negara ini menjadi anarkis, negara ini menjadi tidak tertib. Negara ini harus tetap tertib enggak boleh sembarangan," ungkap Moeldoko.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengatakan, seorang presiden boleh memihak juga melakukan kampanye. Pernyataan Jokowi itu menuai pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaJustru menurut Moeldoko, saat ini Jokowi mendapat apresiasi yang tinggi dari masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ada momen menarik saat Presiden Jokowi memimpin langsung upacara pengukuhan 76 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional 2023.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo melantik dua menteri baru pada Rabu, 21 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Presiden Jokowi, itu adalah hal yang menyenangkan.
Baca SelengkapnyaPihak Istana masih menunggu pembuktian atas tuduhan yang disampaikan persidangan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menilai Pilpres 2024 lebih adem dibanding tahun 2014 dan 2019.
Baca Selengkapnya