MUI Ingatkan UAS Tak Berdakwah yang Bisa Menyinggung Umat Lain
Merdeka.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan kepada Ustaz Abdul Somad (UAS) agar tak kembali membahas hal-hal yang dapat menyinggung seseorang maupun agama dalam berdakwah.
"Kami tidak dalam rangka menghakimi Ustaz Abdul Somad ya. Tapi dalam rangka bagaimana agar persoalan ini tidak melebar. Tapi memang ada satu diskusi di internal tadi itu jangan masuk ke wilayah yang sifatnya itu bisa menyinggung orang lain," ujar Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi Masduki Baidlowi, di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (21/8).
Terkait ceramah UAS, ia berpendapat hadist yang dibacakannya itu termasuk hal yang sensitif dan masih memiliki makna berbeda dari orang yang menerimanya.
"Soal patung itu misalnya, soal patung itu tadi sudah disampaikan oleh Ustaz Abdul Somad. Itu dari hadist. Ternyata kalau dalam kajian islam hadist itu masuk dalam wilayah fidriyah atau yang bisa pendapatnya berbeda antara satu dengan yang lain," katanya.
"Nah persoalan seperti itu kita menginginkan Ustaz Abdul Somad tidak masuk dalam wilayah seperti itu. Apalagi misalnya menyinggung persoalan ke agama lain. Tapi tadi kan UAS sudah menjelaskan sama penjelasannya seperti yang dikemukakan itu. Ini adalah wilayah internal kita," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah tergelincirnya matahari atau waktu zawal, beberapa ulama berpendapat bahwa menyikat gigi menjadi makruh.
Baca SelengkapnyaUmat muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa di hari ulang tahun.
Baca SelengkapnyaIndonesia ke depan butuh sosok pemimpin yang memahami problem kebangsaan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Umat muslim wajib mendoakan orang tua yang sudah meninggal.
Baca SelengkapnyaDoa Nabi Yunus bisa dibaca dan diamalkan oleh umat Muslim karena memiliki banyak sekali keutamaan.
Baca SelengkapnyaNatsir istimewa karena jujur. Menolak hadiah mobil dari pengusaha dan Raja Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaMakam para ulama ini terletak di pemakaman umum desa.
Baca SelengkapnyaBerikut sosok ulama di antara para baret Kopassus yang turut naik rantis.
Baca SelengkapnyaPihak cenderung menolak praktik budaya dan kearifan lokal seringkali belum memahami agama dengan komprehensif.
Baca Selengkapnya