7 Ulama yang Berjasa Besar Sebarkan Ajaran Islam di Sidoarjo, Makamnya Berbaur dengan Warga Biasa
Salah satunya keturunan Sunan Giri
Salah satunya keturunan Sunan Giri
Banyak sumber menyebut penyebaran agama Islam di Kabupaten Sidoarjo berawal dari Masjid Al-Abror yang terletak di kampung Kauman Jalan Gajahmada Kabupaten Sidoarjo, atau berada di belakang pertokoan Matahari Gajahmada.
Mengutip situs digilib.uinsa.ac.id, masjid ini didirikan pada tahun 1678. Berdirinya masjid ini tak lepas dari peran empat ulama yang kini makamnya ada ada di bagian depan masjid. Mereka adalah Mbah Mulyadi, Mbah Badriyah, Mbah Sayid Salim, dan Mbah Musa. Keempat pria alim ini bersama sama membangun Masjid Al-Abror.
Terpisah dari sejarah Masjid Al Abror, Desa Lebo di Kecamatan Sidoarjo juga memiliki sejarah perkembangan Islam yang kuat di Kabupaten Sidoarjo. Terbukti terdapat makam ulama keturunan Sunan Giri yang dimakamkan di desa tersebut. Ulama itu adalah Pangeran Lebo bin Sunan Prapen bin Sunan Dalem bin Sunan Giri alias Sayyid Muhammad Ali Muzayyid.
Sosok Sayyid Muhammad Ali Muzayyid dipercaya sebagai leturunan Sunan Giri yang melakukan dakwah Islam di Desa Lebo, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo. Makamnya pun ada di pemakaman umum desa dan berbaur dengan warga biasa.
Sebelum dibangun seperti sekarang, makam Sayyid Ali tak ubahnya makam warga biasa.
"Kami bangun makam Sayyid Ali sebagai tonggak semangat lintas generasi memakmurkan Sidoarjo mental dan spiritualnya," ujar Bupati Sidoarjo, Gus Muhdlor.
Tidak jauh dari makam Sayyid Muhammad Ali Muzayyid, terdapat makam Kiai Dasuki dan Kiai Mishbah. Dua ulama itu yang melahirkan sosok hebat yakni Kiai Ali Masyhuri bin Mubin bin Dasuki bin Misbah (Mbah Singgopuro) Bin Muhdlor.
Adapun Kiai Muhdlor berasal dari Rembang. Ia merupakan suami dari Nyai Syamsiah, putri Mbah Ahmad Musthofa Mujarrod. Kiai Mukhdlor juga dimakamkan di Desa Lebo.
R.M. Lutfi Ghozali yang menyebut dirinya Sarjana Kuburan (Sarkub) mengungkapkan, Kiai Mishbah memiliki nama lain Kiai Penang. Sosoknya berhasil memiliki keturunan-keturunan berkualitas.
Penemuan makam Sayyid Muhammad Ali Muzayyid diketahui saat Lutfi Ghozali diajak Kiai Ali Masyhuri ziarah ke makam wali besar yang berada di makam Islam Desa Lebo. Makam wali besar yang dimaksud ialah makam sesepuh Kiai Ali Masyhuri atau Gus Ali, Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat Lebo Sidoarjo. Makam yang dimaksud Gus Ali adalah makam Kiai Dasuki dan Kiai Mishbah yang letaknya berdampingan.
"Saya lupa mana yang makamnya Kiai Dasuki, mana yang Kiai Mishbah. Beliau-beliau ini wali besar," ucap Gus Ali.
Masyarakat setempat menganggap sosoknya seperti "damar" atau lentera yang menerangi dalam gelap
Baca SelengkapnyaSebanyak 40 orang kader ulama utusan dari berbagai pesantren ikut pelatihan
Baca SelengkapnyaTotal, ada sebanyak 265 ulama dan tokoh masyarakat yang hadir dalam deklarasi itu.
Baca SelengkapnyaSelain dakwahnya secara langsung, ia juga membagi ilmunya dalam bentuk buku.
Baca SelengkapnyaKegiatan silaturahmi ini merupakan sebuah harmoni kerukunan antara yang satu dengan yang lain.
Baca SelengkapnyaBersama dengan jajaran dan keluarga besar TNI, ternyata sang ulama kondang itu menghadiri undangan acara buka bersama Kepala Staf TNI AU (Kasau).
Baca SelengkapnyaKejadian ini terjadi di Masjid Al Ulaa, Kampung Baru, Balikpapan, pada Selasa (2/1/2024).
Baca SelengkapnyaMajelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali Bali menggelar rapat yang dihadiri seluruh komponen ormas Islam di Denpasar, Rabu (3/1) sore.
Baca SelengkapnyaUlama dari tanah Jawa Barat ini dulunya merupakan salah satu wali yang mensyiarkan Agama Islam di pulau Jawa.
Baca Selengkapnya