Pemerintah Sediakan Alat Tes Cacar Monyet di 15 Laboratorium
Merdeka.com - Pemerintah RI melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyediakan reagen tambahan untuk alat tes monkeypox atau cacar monyet di beberapa laboratorium. Kini, sebanyak 15 laboratorium di Indonesia sudah mendukung pemeriksaan monkeypox.
"Ahamdulillah dari dua laboratorium yang bisa melakukan pemeriksaan PCR monkeypox, sekarang sudah ada 15 (laboratorium tes monkeypox). Tersebar di beberapa daerah bukan hanya Pulau Jawa. Tetapi ada di Sumatera sampai Makassar dan Ambon," kata Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril saat konferensi pers mingguan, Jumat (16/9).
Reagen pemeriksa cacar monyet didistribusikan ke 15 laboratorium di Indonesia. Dengan sebaran wilayah di Jakarta, Aceh, Medan, Batam, Palembang, Salatiga, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Banjarbaru, Makassar, dan Ambon.
Dengan penambahan alat tes di beberapa laboratorium tersebut, pemerintah berharap pemeriksaan terhadap suspek cacar monyet dapat dilakukan secara maksimal.
Sementara hingga kini, belum ada penambahan kasus positif cacar monyet di Indonesia sejak kasus pertama dikonfirmasi, Jumat (19/8). Adapun pasien tersebut sudah dinyatakan sehat setelah selesai isolasi mandiri pada Minggu (4/9) lalu.
Namun, sedang ada dua suspek asal DKI Jakarta masih menunggu hasil pemeriksaan.
"Indonesia update masih tercatat satu yang terkonfirmasi. Dengan saat ini dua suspek dari DKI Jakarta. Dan yang sudah disingkirkan 63 kasus," tutur Syahril.
Data milik Kemenkes per Kamis (15/9), pada tingkat dunia terdapat total 60.394 estimasi konfirmasi cacar monyet dari 99 negara yang melapor. Sejauh ini total kematian akibat positif cacar monyet sebanyak 22 orang. Sehingga tingkat kematian cacar monyet sebesar 0,03 persen.
Kemenkes menunjukkan data 10 negara terbesar kasus monkeypox berasal dari benua Amerika dan Eropa. Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus cacar monyet tertinggi yang menyumbang 22.620 kasus. Diikuti Spanyol, Brazil, Perancis, United Kingdom, Jerman, Belanda, Peru, Kanada, dan Kolombia.
Reporter Magang: Michelle Kurniawan
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ariyanti mengatakan, pengurusan STR sekarang jauh lebih praktis dan cepat. Named dan nakes pun bisa mengurusnya sendiri.
Baca SelengkapnyaPeran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaPemerintah disarankan memperbanyak pasal tentang edukasi dan sosialisasi agar penguatan sistem kesehatan nasional dapat dilakukan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaBanyak pengendara terjebak kemacetan tersebut dalam waktu cukup lama.
Baca SelengkapnyaMeskipun memikat untuk dinikmati, menu-menu lebaran sebaiknya dinikmati dengan porsi yang terkendali demi mencegah timbulnya sejumlah masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPemerintah Bakal Manfaatkan Kecerdasan Buatan dalam Proses Pembelajaran
Baca SelengkapnyaSaat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca Selengkapnya