Penambahan 973 Orang Positif Covid-19 dalam Sehari, Indonesia di Masa Puncak Wabah?
Merdeka.com - Penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia cetak rekor tertinggi angka terkonfirmasi positif harian, Kamis (21/5). Tercatat sebanyak 973 orang diumumkan positif terinfeksi virus Corona di hari itu. Hal ini menggenapkan jumlah total orang positif Covid-19 di Indonesia menjadi 20.162 orang.
Peningkatan ini menimbulkan tanda tanya apakah wabah ini saat ini tengah mencapai puncaknya di Indonesia. Jika demikian apakah prediksi yang dulu ditargetkan Tim Gugus Tugas bahwa pandemi Covid-19 pada Juni-Juli mendatang akan berakhir harus direvisi.
Melihat hal itu, pakar epidemiolog dari Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Bony Wiem Lestari mengaku akan sulit untuk memprakirakan masa wabah di Indonesia. Pasalnya menurut Bony kurva epidemi saja Indonesia tak pernah diumumkan.
"Kan gak ada model yang sempurna, tapi paling tidak kalau berdasarkan ini kira-kira seperti apa. Contoh seperti Selandia Baru, Australia mereka punya pak kurva epidemi sehingga mereka tuh yakin sekarang tuh mereka sedang ada di ekor terbawah. Artinya sudah turun dan ada di bawah, artinya mereka sudah bilang bahwa epidemi itu sudah teratasi," ungkap Bony kepada Liputan6.com, Kamis (21/5/2020).
Sementara Indonesia, menurut dia karena tak memiliki kurva epidemi maka akan sangat sulit menentukan apakah saat ini Indonesia tengah berada di puncak wabah atau baru mendekati puncaknya. Kurva epidemi sendiri, dijelaskan Bony merupakan kurva yang menunjukan berapa jumlah kasus yang terinfeksi saat ini berikut prediksinya dalam jangka waktu kedepan.
"Sebetulnya kalau dari estimasi sih banyak, masalahnya gini setiap estimasi itu mempunyai asumsi yang berbeda. Nah pemerintah itu mau ambil yang mana, apa katakanlah sekarang kita sudah melewati puncak, apa periode puncak, apa belum puncak kan gitu," jelas Bony.
Kalkulasi tersebut menurut Bony begitu menentukan untuk pemerintah menentukan kebijakan kedepannya. Ia mencontohkan bilamana saat ini Indonesia belum berada di masa puncak berarti pelonggaran PSBB adalah sesuatu yang seharusnya haram dilakukan.
"Karena infeksi masih banyak kan gitu, tapi kalau misalnya sudah di puncak kita juga mesti lihat tren kedepannya, mungkin nurun oke kita bisa (mulai) pikirkan ada pelonggaran, tapi pelonggarannya seperti apa?," ungkap dia.
Ia mencontohkah lagi bahwa Australia yang menurut kurva epideminya menurun, namun negara Kanguru itu enggan untuk membuka penerbangan. Hal ini kontras dengan Indonesia yang tiap hari tren angka masyarakat terinfeksi Covid-19 masih tinggi, tapi pemerintah justru buru-buru membuka penerbangan.
"Australia itu belum berani buka penerbangan pak. Ya makannya saya bilang istilah berdamai dengan Covid-19 itu menurut saya ada alasan yang lain, dan saya tidak tahu itu," katanya.
Berdamai dengan Covid-19
Bony mengkritisi wacana pemerintah untuk berdamai dengan Covid-19. Ia mempertanyakan bagaimana jika virusnya sendiri tak mau diajak damai.
"Okelah kalau manusia ajak damai, tapi kalau virusnya gak mau diajak berdamai ya dia akan menginfeksi terus. Akan nambah kasus positif terus," kata Bony.
Bony mengakui bahwa dirinya memahami pemerintah tengah berada dalam situasi yang sulit untuk menentukan lebih dulu mana yang diutamakan antara kesehatan masyarakat ataukah ekonomi bangsa.
Namun begitu ia menyarankan bahwa pemerintah harus menemukan jalan tengah dari situasi seperti ini. Dimana pemerintah tak mengorbankan kesehatan masyarakat namun ekonomi bisa berangsur pulih.
"Ini kan harusnya dikomunikasikan itu, kan ini banyak perusahaan yang collapse. Rasanya saya saya belum pernah dengar dampak Covid terhadap ekonomi, pidato presiden juga rasanya belum pernah disampaikan secara utuh" ungkapnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaSeorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca Selengkapnya