Penarik becak dan sopir tenggelam, Kali Wonokromo cari tumbal?
Merdeka.com - Kali Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, kembali meminta tumbal nyawa, Selasa (26/8). Setelah sebelumnya sopir angkot Lyn Joyoboyo-Sidoarjo dikabarkan tenggelam pada Rabu (20/8) lalu, kini giliran seorang penarik becak hanyut terseret arus sungai yang berada di sisi kanan Terminal Joyoboyo tersebut.
Mashudi (60), asal Jember dan tinggal di Jalan Wonokitri, Surabaya, diketahui tenggelam di Kali Wonokromo sekitar pukul 17.30 WIB. Hal ini diceritakan Nur, warga Joyoboyo, yang mengetahui awal kejadian.
Sebelum peristiwa nahas itu penimpa Mashudi, Nur mengaku sempat melihat Mashudi yang memarkir becaknya dan hendak mandi di Kali Wonokromo. Saat itu, Nur hendak mengambil air wudhu untuk Salat Magrib di rumahnya yang berada di dekat lokasi kejadian.
Namun, usai salat, Nur sudah tidak melihat Mashudi, dan hanya mendapati becak dan pakaian korban di pinggir sungai yang berada di seberang kanan Terminal Joyoboyo tersebut.
"Karena curiga, saya terus kasih tahu warga sekitar. Karena saya tak melihat korban ada di pinggir sungai. Kemudian warga lapor ke Polsek Wonokromo," kata Nur di lokasi kejadian.
Sekitar pukul 19.00 WIB, tim SAR, PMK, Linmas dan pihak kepolisian yang menerima laporan tersebut datang ke lokasi dan melakukan penyisiran di lokasi kejadian. Namun korban belum juga ditemukan.
Nur kembali bercerita, sebelumnya, tepatnya tujuh hari lalu, terhitung sejak Rabu (20/8), sekitar pukul 17.00 WIB, seorang sopir Lyn di Terminal Joyoboyo, Hadi Mulyono (65), warga Jalan Sidosermo Gg Makam, Surabaya juga ditemukan tenggelam di tempat yang sama.
"Sudah tujuh hari ini, sejak kejadian itu. Sekarang ganti tukang becak yang tenggelam," kata Nur.
Sementara itu, keluarga Mashudi bernama Qomari yang juga datang ke lokasi setelah menerima kabar peristiwa itu membenarkan kalau becak dan pakaian yang berada di pinggir Kali Wonokromo itu adalah milik Mashudi, saudaranya.
"Saya dapat kabar dari warga jika saudara saya tenggelam. Becak dan pakaian ini memang milik saudara saya. Dia (korban) tinggal sendirian di Surabaya sama saya. Keluarga yang lain ada di Jember. Tiap sore dia memang biasa mandi di sini. Mudah-mudahan saudara saya cepat ketemu," harap Qomari.
Setelah melakukan pencarian selama empat jam di dasar sungai, akhirnya tim SAR berhasil menemukan jasad Mashudi. Tim SAR dibantu 'orang pintar' penguasa Kali Wonokromo, Suwari alias Mbah Malang (53), warga DKA Tegal, Joyoboyo Timur.
Dia sempat dilarang petugas ikut membantu pencarian. Namun, setelah warga meneriaki nama Mbah Malang, akhirnya petugas memperbolehkan kakek tua asli Kabupaten Malang itu ikut melakukan pencarian.
"Mbah Malang, Mbah Malang. Ada Mbah Malang pasti bisa ketemu," teriak warga serempak.
Ternyata benar, sekitar pukul 21.45 WIB, jasad Mashudi ditemukan. Untuk mencari jasad Mashudi, Mbah Malang hanya butuh waktu 30 menit. Tanpa peralatan menyelam, dia menyelam ke dasar sungai, dan menyeret jasad pria berusia 60 tahun itu ke tepi sungai, untuk selanjutnya dievakuasi ke Kamar Mayat RSUD dr Soetomo Surabaya. Sebelum ditemukan, Mbah Malang terlebih dulu menemukan baju tak bertuan yang ditengarai milik Mashudi.
Tubuh Mashudi sendiri, ditemukan dalam kondisi telanjang bulat. Hidung dan telinganya mengeluarkan darah segar, saat dibawa ke tepi sungai. "Saya tidak perlu menunggu yang lain, pokoknya ketemu terus saya ambil," kata Mbah Malang singkat.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen lucu anggota polisi Aiptu Sabarno alias Panglima Biring saat belanja di pasar gantikan istri.
Baca SelengkapnyaMayat Kaki dan Tangannya Terikat Ternyata Siswa SMP
Baca SelengkapnyaTengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Korban yang berusia 13 tahun sedang menjalani perawatan. Kasus terungkap setelah orang tua korban membuat laporan.
Baca SelengkapnyaKebakaran Pondok Pesantren (ponpes) Al Wasilah Lemo, Polewali Mandar, merenggut korban jiwa. Dua santri meninggal dunia akibat mengalami luka bakar parah.
Baca SelengkapnyaKorban dijanjikan menjadi tentara dan pelaku meminta uang ratusan juta rupiah dari keluarga.
Baca SelengkapnyaM, pelaku dan ibu korban merupakan pasangan baru. Mereka baru menjalin biduk rumah tangga sekira 5 bulan.
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku sempat tersungkur usai membunuh korban karena menyesali perbuatannya.
Baca SelengkapnyaFiki akhirnya dibebaskan setelah dalam serangkaian penyidikan diketahui perbuatan yang dilakukannya untuk melindungi diri.
Baca Selengkapnya