Tangki Air Raksasa di Depok Bikin Takut Warga, Ternyata Ini Fungsinya
Keberadaan tangki air raksasa di Depok memicu polemik. Fasilitas itu dibutuhkan untuk penyediaan air bersih, di sisi lain warga khawatir dengan potensi bencana.
Keberadaan tangki air raksasa di Depok memicu polemik. Fasilitas itu dibutuhkan untuk penyediaan air bersih, di sisi lain warga khawatir dengan potensi bencana.
Tangki air berkapasitas 10 juta liter milik PT Tirta Asasta Depok membuat khawatir ribuan warga sekitar. Penampungan air itu dikhawatirkan bocor dan membuat perumahan yang ada di sekitarnya tenggelam.
Posisi Perumahan Pesona Depok pun lebih rendah dari tangki air. Hal ini yang memicu ketakutan warga jika sewaktu terjadi banjir, maka air akan masuk ke perumahan.
Yuli Ratnani, warga RT 02 RW 26 Perumahan Pesona Depok mengatakan, keresahan mereka sangat beralasan. Selain letak rumah yang lebih rendah dari tangki air, lahan yang dibangun kondisinya tidak stabil. Lahan tersebut merupakan tanah bekas urukan.
Yuli Ratnani, warga sekitar.
"Maka rumah kami menjadi ancaman bencana. Ingat Situ Gintung yang terjadi, satu nyawa itu luar biasa ancaman," tegasnya.
Menanggapi hal itu, Direktur Operasional PT Tirta Asasta Sudirman mengatakan, pembangunan tangki air ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat. Mereka berupaya melakukan program berkesinambungan yaitu peningkatan kapasitas instalasi pengolahan air (IPA). "Di IPA Legong ini kita ada peningkatan kapasitas yang awalnya 620 liter/ detik sekarang sudah menjadi 1.300 liter/detik. Kalau dihitung-hitung, untuk pelayanan di wilayah timur kita membutuhkan kurang lebih 37.000 meter kubik, kalau dijutakan itu 37 juta liter penampungan yang dibutuhkan untuk melayani masyarakat di wilayah timur IPA Legong," katanya.
Peningkatan kapasitas dilakukan karena selama ini PT Tirta Asasta kerap mendapat keluhan dari pelanggan mengenai ketersediaan air, sehingga pihaknya merasa perlu membangun reservoir.
Pada saat musim banjir, kekeruhan air mencapai di atas 3.000 Nephelometric Turbidity Unit (NTU). Pengolahan air di reservoir yang ada tidak mampu menjangkau pelanggan yang ada. Kendala yang dihadapi saat banjir bisa mencapai 8 jam dan menyebabkan produksi air terganggu.
"Ini juga dikeluhkan oleh pelanggan kenapa sih sampai sekarang PT Tirta Asasta tidak mampu mengatasi kendala seperti ini. Ini yang menjadi tujuan kami, jadi peningkatan pelayanan. Peningkatan kontinuitas ini sudah menjadi standar pelayanan minimal kita, ini kinerja kita, pengaliran ini harus 24 jam. Jadi kalau kurang dari 24 jam pengaliran, kinerja kita dinyatakan tidak baik," tegasnya. Sudirman menyebutkan, pembangunan tangki air ini juga untuk meningkatkan cakupan layanan yang saat ini baru 16 persen. Tangki air ini berfungsi sebagai penampung dan akan dialirkan ke reservoir-reservoir distribusi.
Direktur Operasional PT Tirta Asasta Sudirman.
Bantuan air ini diberikan oleh Kemhan dan Unhan RI sebagai pengabdian untuk masyarakat.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, bendungan dan Instalasi Pengolahan Air itu memiliki banyak manfaat untuk masyarakat.
Baca SelengkapnyaSelain saluran air, ada juga sumur kuno yang ditemukan secara tidak sengaja oleh warga.
Baca SelengkapnyaPemandian itu diduga sudah ada sejak ribuan tahun lalu
Baca SelengkapnyaUntuk itu, ke depan juga diperlukan teknologi untuk wujudkan air bersih bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaPelaku ditangkap setelah kabur ke kediaman pamannya di Pamulang, Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaPertalite Bercampur Air di Bekasi Ternyata akibat Tindak Kejahatan, Tiga Orang Jadi Tersangka
Baca SelengkapnyaWarga Cisuru, Cilegon, Banten kerap mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih
Baca SelengkapnyaTembok pos pantau pintu air penyaringan Palmerah, Jakarta Barat ambruk akibat hujan deras
Baca Selengkapnya