Wapres Ma'ruf Amin: Fenomena Tak Percaya Covid-19 Menghambat Perkembangan Peradaban
Merdeka.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin tidak ingin umat Islam di Indonesia memiliki pikiran sempit dalam perkembangan peradaban. Salah satunya terkait beberapa pihak yang masih tidak percaya Covid-19 hadir saat ini. Hal tersebut kata dia menjadi salah satu hambatan dalam perkembangan peradaban.
"Karena itu, saya tidak ingin umat Islam, ikut dalam arus berpikir sempit, seperti fenomena yang muncul belakangan ini. Contoh sederhana cara berpikir sempit adalah tidak percaya bahwa Covid-19 adalah nyata, atau percaya pada teori-teori konspirasi tanpa mencoba untuk memahami fenomena dengan akal sehat dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan," kata Ma'ruf Amin saat memberikan sambutan Milad Istiqlal ke-43 dalam siaran virtual, Senin (22/2) malam.
Dia mengatakan, cara berpikir sempit tersebut merupakan salah satu penyebab munculnya sifat egoistik, tidak menghargai perbedaan pendapat serta tidak mau berdialog. Tidak hanya itu kata dia, cara berpikir tersebut juga bisa melahirkan pola pikir yang menyimpang dari arus utama, bahkan menjadi radikal yang dapat menjustifikasi kekerasan dalam menyelesaikan masalah.
Ma'ruf juga menilai cara berpikir sempit juga dapat menghambat dan kontra produktif terhadap upaya membangun kembali peradaban Islam. Hal tersebut kata dia yang menjadi salah satu penyebab mengapa banyak negara berpenduduk muslim masih tergolong under developed country.
"Mengalami ketertinggalan dalam bidang ekonomi, pendidikan, iptek dan bidang lainnya," ungkapnya.
Sebab itu kata dia umat islam khususnya perlu memiliki pemikiran yang moderat, serta dinamis namu tetap koridor manhaji dan tidak ekstrim. Menurut dia cara berpikir moderat dan dinamis tersebut mengandung arti tidak bisa hanya memahami secara tekstual. Serta menolak perkembangan ilmu pengetahuan.
Akan tetapi kata Ma'ruf tidak bisa menyerahkan sepenuhnya pada perkembangan ilmu pengetahuan dan mengabaikan motivasi agama dalam memandang dan menyikapi setiap persoalan yang muncul dalam kehidupan keseharian.
"Maksudnya disini tidak berpikir secara liberal," katanya.
Diketahui dalam acara tersebut dihadiri oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rasa kesepian bisa kita alami secara tiba-tiba, penting untuk mengenalinya secara tepat walau kadang kondisi ini tidak disadari.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaWapres mengaku dirinya bukanlah sosok pejabat yang ingin selalu tampil atau menjadi atraktif
Baca SelengkapnyaKeterbatasan pengetahuan masyarakat di masa lalu menyebabkan sejumlah penyakit kerap dikira sebagai hasil perbuatan sihir.
Baca SelengkapnyaMa'ruf enggan memberikan komentar terkait substansi materi perdebatan tersebut.
Baca SelengkapnyaKonflik adalah suatu proses sosial yang terjadi ketika ada perbedaan pandangan atau kepentingan antara dua pihak atau lebih.
Baca SelengkapnyaDiskriminasi sosial adalah suatu sikap membedakan secara sengaja terhadap orang atau golongan yang berhubungan latar belakang tertentu.
Baca Selengkapnya