Gerindra Anggap Imbauan Rizieq Soal Capres di Reuni 212 Merupakan Tausiyah
Merdeka.com - Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menyebut instruksi pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab soal memilih pemimpin di Reuni 212 bukan bermaksud mengkampanyekan salah satu capres tertentu. Menurutnya, seruan Rizieq adalah dakwah sesuai kapasitasnya sebagai ulama.
"Saya kira tidak dimaksudkan kepada capres tertentu karena Habib Rizieq menyampaikan itu bagian dari tausiyahnya beliau sebagai seorang yang merasa sebagai juru dakwah untuk menyampaikan dakwah agar keyakinan keimanannya bisa terjaga di negeri tercinta ini," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/12).
"Jadi saya kira itu bagian dari sesuatu yang umum yang netral yang tidak ditujukan kepada siapapun," sambungnya.
Dia menilai, pesan Habib Rizieq bukanlah pelanggaran kampanye. Muzani mengatakan, hal tersebut merupakan pesan supaya masyarakat berada di jalur yang benar.
"Saya kira tidak (pelanggaran kampanye) karena itu sama misalnya jangan memilih calon pemimpin yang korupsi, kan itu sama saja. Karena itu bagian dari upaya penegakan moral sebagai seorang pemimpin dan pejabat publik," tuturnya.
Muzani tak setuju bila acara reuni 212 dianggap kampanye terselubung. Pasalnya, capres petahana Jokowi pernah datang di acara reuni 212 yang pertama pada 2016 silam.
"Peristiwa itu kan sudah ada dua tahun sebelumnya. Itu tidak. Reuni pun sudah terjadi tahun lalu. Pada peristiwa awalnya kan sudah Pak Jokowi datang. Pak Prabowo kan pada peristiwa 212 malah enggak datang," ucapnya.
Wakil Ketua MPR itu membantah bila panitia reuni 212 merencanakan kampanye terselubung. Menurutnya, itu murni di lakukan masyarakat yang hadir bila ada aroma kampanye Pilpres. Panitia dan tamu undangan tetap menjaga kesakralan acara dan memberikan doa bagi negara.
"Kalau kemudian dari jemaah ada yang memberikan isyarat bahwa bisa dianggap sebagai sebuah kampanye saya kira itu sesuatu yang dilakukan oleh jemaah yang itu pasti tidak direncanakan oleh panitia mau pun yang dilakukan oleh para pembicara," pungkasnya.
Sebelumnya, Habib Rizieq Syihab memberikan pesan kepada para massa Reuni 212 yang berada di Monas, Jakarta Pusat. Pesan itu dia sampaikan melalui rekaman yang diputar oleh panitia aksi.
Rizieq meminta kepada massa reuni 212 untuk mendukung calon presiden dan calon wakil presiden dari hasil ijtimak ulama dan yang diusung partai pendukung ulama yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
"Pilih capres dan cawapres yang hasil koalisi keumatan, hasil ijtima ulama yang siap bela ulama, siap bela agama, dan siap bela negara," kata Habib Rizieq, Minggu (2/12).
Dia pun menegaskan, para pendukung dan pengikutnya itu haram untuk memilih capres dan cawapres yang diusung partai penista agama pada Pilpres 2019.
"Haram pilih capres dan cawapres yang diusung partai penista agama, takbir," ujar Habib Rizieq.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahmad Muzani menyebut, Anies Baswedan mengeksploitasi suasana debat capres dengan membawa nama Harun Al Rasyid.
Baca SelengkapnyaMenurut Muzani, wacana pertemuan Prabowo-Megawati yang belum terealisasi adalah persoalan waktu saja.
Baca SelengkapnyaAnies memandang gerakan salam empat jari itu mencuat sebagai sebuah pesan yang ingin disampaikan masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, mengatakan fenomena "orang dalam" terjadi di setiap kekuatan.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi isu salam empat jari hingga gerakan tak memilih pasangan Capres nomer 2, Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaBendera Nasdem di markas Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) tiba-tiba diturunkan seorang pria yang mengaku kecewa dengan sikap partai itu.
Baca SelengkapnyaSekjen Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, komunikasi Prabowo-Gibran dengan ketum partai koalisi 01 dan 03 berjalan baik.
Baca SelengkapnyaMuzani mengakui pihaknya turut mempertimbangkan nama mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk diusung maju di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaGerindra menilai hak angket itu tidak perlu dilakukan apalagi baru sebatas wacana.
Baca Selengkapnya