Hadir di Acara Tabrak Prof!, Difabel Ini Dibantu Mahfud Akhirnya Bisa Gunakan Hak Pilih di Pemilu
Warga bernama Destares itu sebelumnya mengaku sempat mengalami penolakan di KPUD saat mengurus surat pindah untuk memilih di Yogyakarta.
Warga bernama Destares itu sebelumnya mengaku sempat mengalami penolakan di KPUD saat mengurus surat pindah untuk memilih di Yogyakarta.
Seorang penyandang disabilitas asal Depok, Jawa Barat, yang nyaris kehilangan hak pilihnya datang ke acara Tabrak Prof! yang berlangsung di Koat Kopi, Seturan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (5/2.
Warga bermama Destares Iskandar itu sengaja datang untuk mengadukan masalahnya ke Mahfud MD yang hadir sebagai Cawapres 03 untuk berdialog dengan warga.
Kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu, Destares mengaku sempat mengalami penolakan di KPUD saat mengurus surat pindah untuk memilih di Yogyakarta. Padahal sebagai difabel, Destares sedang menjalani pengobatan di kota pelajar tersebut.
Setelah mendengar dan menjawab keluhan disabel ini, Mahfud langsung meminta timnya untuk membantu mengurus kepindahan warga tersebut.
"Bapak tetap punya hak untuk memilih dalam Pemilu, dan untuk pindah lokasi masih bisa diusahakan sampai tanggal tujuh Februari, besok tim saya akan membantu bapak," ujar Mahfud yang disambut suka cita oleh Destares.
Hari Selasa (6/2) ini, warga Depok tersebut mengirimkan ucapan terima kasih kepada Mahfud karena sudah membantunya dalam pengurusan pindah tempat mencoblos.
"Kepada Prof Mahfud MD saya ingin mengucapkan terima kasih karena berkat bapaklah saya akhirnya kembali mendapatkan hak pilih saya di Pemilu ini, dibantu oleh tim bapak, murid-murid bapak yang betul-betul luar biasa membantu saya," kata Destares.
Destares sebelumnya mengungkapkan sudah sempat putus asa dan ingin melepas hak konstitusionalnya pada Pemilu 2024. Sebab, dia menilai tidak bisa memilih karena sedang sakit dan tidak berada di kota asalnya, Depok.
Tapi, berkat bantuan Tim Animasi, pada Pemilu kali ini dia tetap bisa memberikan hak suaranya. Tim Animasi (Anak Ideologis Mahfud MD se-Indonesia) merupakan murid-murid Mahfud yang berasal dari Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Mereka mendampingi Destares mengurus surat pindah memilih di KPU Sleman.
Itu sebabnya, warga penyandang disabilitas ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada Cawapres pasangan Ganjar Pranowo itu.
"Saya mengucapkan terima kasih sekali kepada bapak dan tim bapak yang luar biasa sekali dalam menolong saya, saya merasa bahagia karena hak konstitusional saya, saya dapatkan lagi, dan saya bisa mengikuti pemilu di Daerah Istimewa Yogyakarta di Sleman, ini buktinya," ujar Pak Ides.
Destrates juga mengucapkan terima kasih karena diberi jaket bomber khas paslon 3 oleh Mahfud MD kepadanya di akhir acara Tabrak Prof! tersebut.
"Jadi, bapak, terima kasih sekali atas jasa bapak dan murid-murid bapak, mudah-mudahan perjuangan kita menghasilkan, karena jujur saya dari dulu adalah pengagum bapak. Walau bapak tidak mengenal saya sebelumnya yang membuat saya terharu, bapak memberi saya jaket, itu luar biasa pak," kata Pak Ides.
"Alhamdulillah, formulir A5 pagi tadi sudah dapat, Pak Destares bisa memilih nanti di TPS 15, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, DIY," ujar Hanif.
Mahfud mengatakan, para pengacara itu banyak yang sudah daftar dari berbagai daerah untuk menangani sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPerjuangan Mahfud meraih kesuksesan dalam pendidikan ternyata tidak diraih dengan mudah.
Baca SelengkapnyaHasto kini tengah menunggu laporan dari Yogyakarta terkait insiden kekerasan yang menimpa kader Repdem tersebut.
Baca SelengkapnyaMahfud membantah pihak-pihak yang masih mendiskreditkan sistem demokrasi.
Baca SelengkapnyaMahasiswa juga menyuarakan agar ASN, TNI dan Polri tetap netral dan bekerja sesuai dengan porsinya.
Baca SelengkapnyaDari kisah Perang Badar dapat disimpulkan bahwa jumlah yang dianggap kecil sebenarnya banyak namun tak terlihat.
Baca SelengkapnyaMahfud mengaku sudah meminta izin terkait ketidakhadirannya di HUT ke-51 PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaWira mengatakan pihaknya belum bisa banyak memberikan keterangan lebih lanjut terkait dengan kasus pemerkosaan tersebut.
Baca SelengkapnyaKeinginan keluarga bertemu Mahfud itu setelah Mahfud mengungkapkan progres pengusutan kasus pembunuhan pegawai Bapenda Pemkot Semarang tersebut.
Baca Selengkapnya