Ini ungkapan kekesalan Rhoma Irama pada Cak Imin & Jokowi
Merdeka.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) resmi menjalin koalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Keputusan politik ini diambil ketua umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di Pondok Pesantren Tarbiyatun Nasyiin, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (10/5).
Akibatnya, pencapresan Rhoma Irama yang sebelumnya di dukung PKB batal. Dengan koalisi baru itu, dipastikan PKB memberikan dukungan pada Joko Widodo (Jokowi).
Rhoma Irama pun meradang. Dia merasa dikhianati Cak Imin. Sudah mati-matian mendukung PKB tahunya malah dibohongi.
Berikut ungkapan kekesalan Rhoma Irama pada Cak Imin atas pembatalan dukungan PKB:
Kontrak politik ilegal
Rhoma Irama batal menjadi calon presiden (capres) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) memutuskan berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengusung capres Joko Widodo (Jokowi). Rhoma pun mempertanyakan kontrak politik antara dirinya dengan Cak Imin."Sudah (dihubungi Cak Imin) by phone, tapi yang ingin saya katakan, pertama kontrak politik (antara dirinya dan Cak Imin) itu basa-basi aja, karena ilegal dan tidak sesuai dengan AD/ART," kata Rhoma kepada merdeka.com, Minggu (11/5).Menurutnya yang menentukan arah politik PKB, termasuk siapa capres dan cawapresnya melalui mekanisme resmi partai. Keputusan politik itu diambil dalam rapat kerja nasional (rakernas)."Tapi sebetulnya, saya bersedia kemarin (menjadi capres PKB), ingin mengharapkan itikad baik. Jadi di sini etika politik yang seharusnya berlaku," terang dia.
Keluar duit dan tenaga sia-sia
Para pendukung Rhoma Irama kecewa atas pembatalan pencapresan idolanya. Partai Kebangkitan Bangsa menarik dukungan dan berkolaisi dengan Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP) yang mencapreskan Joko Widodo (Jokowi)."Pendukung Rhoma sakit hati, mereka mati-matian, keluar tenaga, dana, untuk membesarkan PKB tanpa dihargai sedikit pun," kata Rhoma ketika dihubungi merdeka.com, Minggu (11/5).Raja Dangdut ini menjelaskan, semua biaya kampanye dirinya untuk PKB merupakan sumbangan dari pendukungnya. Misalnya tablig akbar juga dari para pendukung, pemasangan billboard di Jawa Barat, juga dari pendukung."Yang namanya pembentukan posko-posko Riffori, juga atas nama pendukung dan mereka biayai, mereka menyerahkan gedung, biaya segala macam. Saya diundang meresmikan, biaya transportasi tiket dan lainnya, juga mereka yang membiayai," terang dia.
Sebut Jokowi tukang ingkar janji
Rhoma Irama memutuskan menarik dukungannya dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Keputusan ini dipicu oleh keputusan PKB yang mendukung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (capres) akibat konsekuensi koalisi PKB-PDIP. "Sebagaimana saya utarakan selama ini. Saya akan menarik dukungan dari PKB," kata Rhoma Irama kepada merdeka.com, Minggu (11/5).Rhoma mengungkapkan dua alasan pokok penarikan dukungan tersebut. Pertama dia menghormati aspirasi masyarakat Jakarta yang menganggap Jokowi tidak menepati janji. Kedua, PKB dinilai tidak lagi mengakui Rhoma effect, sehingga tidak ada gunanya lagi mendukung PKB."Jokowi semestinya menepati janji dan sumpahnya pada Allah, yang akan melaksanakan tugasnya selama 5 tahun. Mereka juga menilai (Rhoma) tidak efektif sementara masyarakat menilai itu effect Rhoma, tapi tidak dianggap," ujarnya.
Tunggu tawaran partai lain
Setelah menarik dukungan terhadap PKB, Rhoma bakal melihat konstelasi politik selanjutnya, apakah ada partai lain meminta dukungan dirinya."Selanjutnya kita lihat, apakah ada partai lain yang meminta dukungan saya. Saya siap maju itu kan bila ada dukungan rakyat dan partai yang siap jadi kendaraan politik," ujar Rhoma Irama.Rhoma menganggap wajar jika dia dan pendukungnya kecewa. Tim Rhoma, di antaranya para ulama, habaib, Fahmi Tamami (Forum Silaturahmi Ta'mir Masjid dan Musala Indonesia), anggota NU struktural maupun kultural, kecewa terhadap PKB."Mereka (PKB) klaim (keberhasilan) ini adalah NU effect, sementara Gus Dur dan keluarga mencabut dukungan untuk PKB. NU DKI Jakarta secara institusional juga melarang anggotanya mendukung PKB. Tapi mereka (PKB) menafikkan Rhoma effect," ujarnya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cak Imin mengaku sudah berkali-kali mengingatkan Presiden Jokowi untuk tidak berpihak meskipun anaknya Gibran maju Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKata Huda, anggota fraksi PKB sudah ada beberapa yang menandatangi hak angket.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi membenarkan bahwa ada pelantikan menteri pada Rabu besok.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Halim menyebut, bahwa PKB adalah koalisi pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengaku belum melihat Jokowi memihak kepada salah satu pasangan calon.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengatakan, cara kerja sesuai selera tak bisa dilanjutkan lagi.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Jokowi telah melakukan pertemuan dengan Ketum NasDem Surya Paloh di Istana Negara.
Baca Selengkapnyahakim semula hendak memanggil Jokowi untuk meminta keterangan. Namun, dibatalkan demi menghargai kepala negara.
Baca SelengkapnyaTidak tepat rasanya jika temuan-temuan tersebut langsung dibawa dan selesai begitu saja di Bawaslu.
Baca Selengkapnya