Politisi PDIP: Perebutan Kekuasaan di Indonesia Melalui Pemilu Bukan Desing Mesiu
Merdeka.com - Polisi telah membeberkan skenario para tersangka yang ingin melakukan pembunuhan terhadap empat tokoh nasional dan satu pemimpin lembaga survei. Disebutkan, purnawirawan jenderal bintang dua Kivlan Zen yang memerintahkan para tersangka dengan dana dari Habil Marati.
Anggota Komisi I DPR yang juga politisi PDIP Charles Honoris menilai, rencana pembunuhan terhadap tokoh-tokoh politik nasional sebagaimana diungkap Kepolisian, menunjukkan ada upaya memainkan politik kekerasan seperti yang terjadi di Timur Tengah.
"Ini ala pembunuhan tokoh-tokoh politik di Timur Tengah atau Amerika Latin, sebagai ekspresi ketidakpuasan terhadap proses elektoral yang sudah berjalan. Negara tidak boleh membiarkan aksi kekerasan tersebut sebelum terlanjur menjadi lingkaran setan kekerasan dalam perpolitikan Indonesia," ucap Charles dalam keterangannya, Kamis (13/6).
Dia menceritakan, dalam beberapa dekade terakhir, ratusan tokoh politik di Amerika Latin menjadi korban pembunuhan dari lawan politik, kartel narkotika dan kekuatan militer. Tidak sedikit juga tokoh politik di Timur Tengah yang meninggal dunia karena dibunuh. Sebut saja pembunuhan mantan PM Lebanon Rafik Hariri, yang membawa negara tersebut kepada tradisi kekerasan yang seakan tak berkesudahan.
Charles mengingatkan, kejadian itu tak boleh terjadi di Tanah Air. "Indonesia tidak memiliki tradisi perebutan kekuasaan dengan cara-cara pembunuhan tokoh politik seperti itu. Oleh karenanya, kita sebagai anak bangsa hendaknya bersatu untuk menentang dan tidak memberi ruang sedikitpun terhadap segala bentuk politik kekerasan," jelas Charles.
"Perebutan kekuasaan dalam negara demokratis seperti Indonesia haruslah melalui pemilu, bukan dengan desing mesiu," lanjut dia.
Pihaknya mengapresiasi setinggi-tingginya kepada TNI dan Polri yang telah mencegah terjadinya pembunuhan tokoh-tokoh politik, dan menjadi benteng terdepan NKRI. Menurutnya, kesiagaan pihak keamanan dalam menjaga ini hendaknya juga diikuti dengan sikap elite yang anti kekerasan dan mengedepankan cara-cara bermartabat dalam berpolitik.
Dia juga mengajak elite politik menyadari bahwa kekuasaan bukanlah segalanya, sehingga tidak perlu cara-cara jalanan untuk merebutnya. Menurutnya, sekeras apapun pemilu tetap saja sebagai mekanisme perebutan kekuasaan yang sah dalam negara demokratis. Tidak boleh membawa Indonesia pada sebuah lingkaran kekerasan.
Reporter: Putu Merta Surya PutraSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemilihan Umum adalah proses demokratis yang dilakukan secara berkala untuk memilih wakil rakyat atau pejabat publik dalam suatu negara.
Baca SelengkapnyaPDIP dan PKS punya pengalaman menunjukan kekuatan di parlemen asal konsisten tetap menjadi oposisi dan tidak terlibat dalam pembicaraan bagi-bagi jatah menteri.
Baca SelengkapnyaPemilu yang demokratis sangat penting untuk menegakkan prinsip-prinsip demokrasi dan memastikan bahwa warga negara memiliki suara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebagai warga negara Indonesia yang demokratis, Anda tentu ingin mengetahui lebih banyak tentang pemilu, apalagi jika Anda adalah pemilih baru.
Baca SelengkapnyaPemilihan Umum (Pemilu) adalah proses demokratis yang dilakukan secara periodik di suatu negara untuk memilih wakil rakyat atau pemimpin tertentu.
Baca SelengkapnyaPrinsip-prinsip dalam pemilu adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh penyelenggara pemilu agar pemilu berjalan dengan demokratis dan transparan.
Baca SelengkapnyaPemilu merupakan singkatan dari Pemilihan Umum, yang merupakan proses demokratis untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat dalam suatu negara.
Baca SelengkapnyaPemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.
Baca SelengkapnyaPDIP memberikan catatan terhadap proses Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya