5 Kondisi yang Bisa Menyebabkan Seseorang Jadi Kecanduan Kopi
Ketika seseorang merasa bahwa tidak bisa berakitivitas normal sebelum minum kopi, maka hal ini sudah tidak lagi wajar. Bisa saja orang tersebut sudah kecanduan kopi.
Kecanduan kopi adalah kondisi ketika seseorang mengalami ketergantungan fisik atau psikologis terhadap kafein yang terkandung dalam kopi. Kafein adalah zat stimulan yang dapat meningkatkan energi, meningkatkan kewaspadaan, dan mengurangi rasa kantuk.
Orang yang kecanduan kopi mungkin merasa sulit untuk berfungsinya tanpa mengonsumsi kopi secara teratur. Ketika seseorang kecanduan kopi, tubuhnya menjadi terbiasa dengan kafein merasa tak nyaman jika tidak mengonsumsi kopi, seperti sakit kepala, kelelahan, dan iritabilitas.
Pada saat seseorang minum kopi, kafein yang terkandung di dalamnya akan diserap oleh tubuh dan mencapai otak, sehingga mempengaruhi aktivitas neuron dan neurotransmiter. Terdapat sejumlah alasan mengapa minum kopi ini bisa membuat kecanduan.
Stimulasi Sistem Saraf Pusat
Kafein bekerja dengan menghambat aksi zat adenosin di otak. Adenosin bertanggung jawab untuk menyebabkan kantuk dan meredam aktivitas saraf.
Kerja menghambat adenosin ini kemudian menyebabkan kafein menghasilkan efek yang berlawanan dari zat tersebut, yakni meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi rasa kantuk. Ini mengapa minum kopi bisa membuatmu jadi terjaga dan fokus.
Penyempitan Pembuluh Darah Otak
Kafein dalam kopi bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah di otak. Hal ini dapat mengurangi aliran darah di area tertentu dan menyebabkan perasaan kurang nyaman atau sakit kepala jika seseorang berhenti mengonsumsi kopi setelah memiliki kebiasaan tersebut.
berita untuk kamu.
Peningkatan Neurotransmiter
Kafein dapat meningkatkan produksi neurotransmiter seperti dopamin, yang terkait dengan perasaan senang dan penguatan perilaku.
Produksi dopamin inilah yang membuat kopi menjadi minuman yang menyenangkan dan bisa menciptakan asosiasi positif. Rasa senang yang muncul ini menguatkan kecenderungan untuk terus mengonsumsinya.
Toleransi dan Ketergantungan Fisik
Seiring berjalannya waktu, tubuh dapat mengembangkan toleransi terhadap kafein. Kondisi ini menyebabkan seseorang merasa perlu minum lebih banyak kopi untuk mencapai efek yang sama.
Selain itu, kecanduan kafein juga bisa menyebabkan ketergantungan fisik. Pada tahapan ini, seseorang yang berhenti mengonsumsi kopi secara tiba-tiba dapat mengalami gejala serupa sakau seperti sakit kepala, kelelahan, dan ketegangan otot.
Faktor Psikologis
Selain ketergantungan fisik, kecanduan kopi juga bisa disebabkan faktor psikologis. Kebiasaan minum kopi dapat menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari atau menjadi cara untuk mengatasi stres atau kelelahan.
Tidak semua orang yang mengonsumsi kopi akan mengalami kecanduan. Beberapa orang mungkin bisa menikmati kopi dengan dengan santai tanpa mengalami ketergantungan atau dampak negatif pada kesehatan.
Kondisi kecanduan kopi rentan dialami oleh mereka yang mengonsumsinya dalam jumlah besar. Minum dalam jumlah wajar adalah kunci untuk memperoleh manfaat sehatnya.
- Rizky Wahyu Permana
Konsumsi kopi dalam jumlah berlebih bisa memunculkan sejumlah kondisi bagi tubuh.
Baca SelengkapnyaKonsumsi teh dan kopi panas di pagi hari bisa menyebabkan bibir menjadi kering dan pecah-pecah.
Baca SelengkapnyaKopi bisa memberikan dampak baik atau buruk pada stres seseorang tergantung siapa yang mengonsumsinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Salah satu yang perlu dihindari untuk dikonsumsi pada saat cuaca panas seperti ini adalah konsumsi kopi.
Baca SelengkapnyaKonsumsi kopi terutama secara berlebih bisa menjadi penyebab dari munculnya masalah kesehatan ginjal.
Baca SelengkapnyaPenderita diabetes bisa tetap mengonsumsi kopi secara aman tanpa rasa was-was dengan mengikuti sejumlah cara ini.
Baca SelengkapnyaSejumlah makanan dan minuman ternyata tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan teh dan kopi.
Baca SelengkapnyaProses fermentasi dari kopi menyebabkan sejumlah perubahan yang terjadi di dalamnya.
Baca SelengkapnyaWalau minum kopi bisa berdampak bagi kesehatan, namun berhenti mengonsumsinya bisa berikan manfaat pada tubuh.
Baca Selengkapnya