Awas, stres berkepanjangan bisa picu kelainan mental!

Merdeka.com - Semua orang tentu pernah merasakan stres. Ketika hal yang diinginkan tak terjadi sesuai dengan rencana atau karena banyaknya aktivitas dan masalah. Namun sebaiknya jangan biarkan diri Anda merasa stres terlalu lama. Segera cari cara untuk menghilangkan stres ketika mengalaminya. Karena merasakan stres terlalu lama bisa memicu kerusakan pada otak.

Stres yang terjadi dalam jangka waktu lama dan permanen akan memicu sel kekebalan tubuh untuk bereaksi secara buruk terhadap otak. Jika dibiarkan, perubahan ini akan menyebabkan kelainan mental.

Hasil ini didapatkan peneliti dari LWL University Clinic pada Ruhr-Uniersitat Bochum (RUB). Dipimpin oleh Prof Dr Georg Juckel, penelitian ini kemudian diterbitkan dalam majalah sains RUBIN, seperti dilansir oleh Science Daily (21/11).

Tim peneliti fokus pada salah satu jenis sel darah putih yang bernama fagosit. Dalam keadaan normal, fagosit akan memperbaiki jaringan antar sel saraf di otak dan memicu pertumbuhan sel tersebut. Namun ketika seseorang merasa stres, fagosit akan semakin aktif dan bisa menyebabkan kerusakan pada sel saraf serta memicu peradangan pada otak.

Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin sering fagosit dipicu oleh rasa stres, maka semakin besar kerusakan yang bisa disebabkannya pada sel otak. Hal ini jika dibiarkan akan menyebabkan masalah dan kelainan mental yang lebih serius seperti schizophrenia.

Meski begitu peneliti memberi catatan bahwa stres bisa berimbas berbeda pada satu orang dan orang lainnya. Beberapa orang memiliki ketahanan yang tinggi terhadap stres dan sementara lainnya lebih lemah dan berisiko lebih tinggi memiliki kelainan mental jika terus-terusan mengalami stres. Namun ada baiknya jangan biarkan diri Anda terus-terusan terjebak dalam stres. Segera cari cara untuk mengatasi stres agar terhindar dari kerusakan otak dan masalah mental yang lebih berbahaya.