Cara Menghindarkan Anak dari Trauma Usai Mengalami Kejadian Besar
Kejadian besar yang dialami oleh anak dapat memunculkan rasa trauma yang berdampak panjang di kehidupan mereka.
Kejadian besar yang dialami oleh anak dapat memunculkan rasa trauma yang berdampak panjang di kehidupan mereka.
Kejadian besar, seperti bencana alam, musibah, atau kekerasan, dapat berdampak traumatis bagi anak-anak. Trauma dapat menyebabkan anak mengalami berbagai masalah, seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur, dan kesulitan berkonsentrasi.
Bagi orangtua, menghindarkan anak dari munculnya trauma ini merupakan hal yang penting untuk diupayakan. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu anak menghindari trauma usai mengalami kejadian besar:
Anak membutuhkan dukungan emosional dari orang tua atau orang dewasa yang dipercaya untuk membantu mereka memahami dan mengatasi trauma yang dialaminya. Anda dapat memberikan dukungan dengan mendengarkan anak dengan penuh perhatian, membiarkan anak mengungkapkan perasaannya, dan meyakinkan anak bahwa ia tidak sendirian.
Anak-anak yang sering menonton atau membaca berita tentang kejadian besar dapat lebih rentan mengalami trauma. Oleh karena itu, penting untuk menjauhkan anak dari media, terutama jika anak tampak tertekan atau cemas.
Rutinitas dapat membantu anak merasa aman dan terkendali. Anda dapat membantu anak untuk mengatur kembali rutinitasnya, seperti kembali ke sekolah, bermain dengan teman-teman, atau melakukan kegiatan yang disukainya.
Anak dapat mengekspresikan diri melalui berbagai cara, seperti menggambar, menulis, atau bermain peran. Anda dapat mendorong anak untuk mengekspresikan diri untuk membantu mereka memahami dan mengatasi trauma yang dialaminya.
Jangan memaksa anak untuk berbicara tentang kejadian yang dialaminya jika ia tidak mau. Beri dia waktu untuk berduka dan pulih terlebih dahulu sebelum diminta untuk menceritakan masalahnya.
Setiap anak memiliki cara yang berbeda untuk menghadapi dan mengatasi masalah yang dialaminya. Pastikan untuk tidak menyamakannya dan bahkan membandingkan hal tersebut dengan anak-anak lainnya karena hal ini malah bisa memperburuk situasi anak.
Walau mungkin pengalaman tidak menyenangkan yang dialami terjadi karena anak, hindari menyalahkan anak atas kejadian yang dialaminya. Hal ini bisa membuat anak malah mengalami trauma dan kehilangan kepercayaan pada orangtua.
Jika anak mengalami gejala trauma yang parah, seperti kecemasan yang parah, depresi, atau gangguan tidur, penting untuk mencari bantuan profesional. Terapis dapat membantu anak untuk mengatasi trauma yang dialaminya dan mengembangkan mekanisme koping yang sehat.
Dengan memberikan dukungan dan bantuan yang tepat, Anda dapat membantu anak untuk melewati masa sulit dan terhindar dari trauma yang mengancamnya.
Trauma perlu segera ditangani dengan untuk meminimalisir berbagai dampak.
Baca SelengkapnyaBerada dalam situasi di mana Anda dan pasangan kepergok anak saat bercinta tentu bisa memicu perasaan yang kompleks. Jangan panik, segera lakukan hal ini.
Baca SelengkapnyaHampir setiap orang tua pernah mengalami anak susah makan. Namun sebenarnya terdapat cara mengatasi anak susah makan yang bisa diterapkan.
Baca SelengkapnyaMelihat bunuh diri bisa sebabkan trauma pada diri seseorang, ini sejumlah cara mengatasinya.
Baca SelengkapnyaGejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.
Baca SelengkapnyaUntuk memastikan kondisi anak dan memberikan pendampingan psikologis dampak peristiwa tragis yang menimpa keluarganya.
Baca SelengkapnyaPada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaVaksinasi jadi momen paling mendebarkan yang harus dihadapi anak-anak, namun dokter satu ini punya trik jitu.
Baca SelengkapnyaKeterlambatan bicara pada anak dapat dapat menjadi sumber kekhawatiran bagi orang tua.
Baca Selengkapnya