Peneliti Sebut Bahwa Keberadaan Dinosaurus Buat Usia Manusia Akhirnya Memendek
Usia manusia dan mamalia ternyata diperkirakan lebih panjang di masa lalu dan jadi memendek karena dominasi dinosaurus.
penelitian kesehatanPeneliti Sebut Bahwa Keberadaan Dinosaurus Buat Usia Manusia Akhirnya Memendek
Usia manusia dan mamalia ternyata diperkirakan lebih panjang di masa lalu dan jadi memendek karena dominasi dinosaurus.
Dilansir dari Prevention, sebuah konsep menarik muncul dari seorang ahli mikrobiologi bernama João Pedro de Magalhães yang menyebutkan bahwa masa kekuasaan dinosaurus telah memberikan pengaruh signifikan terhadap usia harapan hidup manusia.
Konsep ini menyoroti bagaimana dominasi dinosaurus telah mengubah pola evolusi mamalia, termasuk manusia, memprioritaskan reproduksi yang cepat daripada usia panjang.
De Magalhães menegaskan bahwa tekanan evolusi selama era dinosaurus mendorong mamalia untuk fokus pada reproduksi yang cepat sebagai strategi kelangsungan hidup. Hal ini mengakibatkan hilangnya atau tidak aktifnya gen-gen yang berkaitan dengan umur panjang.
- Berdasar Fosil dan Penggalian, 10 Penyakit Ini Ternyata Juga Dialami Dinosaurus
- Ini Sosok Penemu Fosil Dinosaurus Pertama Kali, 500 Tahun Lebih Dulu dari Ilmuwan Inggris
- Tulang Dinosaurus Pertama Mungkin Telah Ditemukan Hampir 1.000 Tahun Lalu di Afrika
- Dinosaurus Berubah Jadi “Ayam” Gara-gara Letusan Gunung Berapi yang Dahsyat
- Doa Itikaf, Hukum, Dalil, dan Amalan yang Dilakukan
- VIDEO: Tegas Surya Paloh Pascaputusan MK Sebut Hak Angket Tidak 'Up To Date' Bagi NasDem
Dalam pemikiran ini, ia mengusulkan apa yang disebutnya sebagai "hipotesis longevity bottleneck," sebuah teori yang mendukung gagasan bahwa mamalia, termasuk manusia, masih terikat oleh pembatas genetik yang berasal dari masa era dinosaurus.
Dalam tulisannya di BioEssays, de Magalhães menjelaskan bahwa selama era dominasi dinosaurus, mamalia umumnya menjadi makhluk kecil, nokturnal, dan memiliki umur yang relatif pendek. Adaptasi ini terjadi karena tekanan untuk bertahan hidup di tengah lingkungan yang dihuni oleh dinosaurus sebagai predator dominan.
Satu hal menarik yang disoroti dalam pemikiran de Magalhães adalah hilangnya gen yang memungkinkan proses perbaikan dan regenerasi pada mamalia. Contohnya, mamalia kehilangan enzim yang memperbaiki kulit yang terbakar oleh sinar ultraviolet serta tidak memiliki pertumbuhan gigi sepanjang hidup mereka seperti reptil.
Meskipun teorinya masih dalam ranah hipotesis, de Magalhães menunjukkan bahwa efek dari era dinosaurus terhadap evolusi mamalia, termasuk manusia, sangat signifikan.
Ia juga menggagas potensi bahwa tingginya angka kanker pada mamalia, termasuk manusia, dapat dikaitkan dengan proses penuaan yang cepat yang dipengaruhi oleh tekanan evolusi pada masa lalu.
Meskipun kontroversial, konsep ini menghadirkan pandangan menarik tentang bagaimana tekanan evolusi pada masa lalu dapat membentuk sifat genetik manusia dan mamalia lainnya.
Jika benar bahwa dinosaurus berperan dalam mempersingkat usia hidup manusia, setidaknya kita dapat melihatnya sebagai satu aspek menarik dalam sejarah evolusi dan kompleksitas kehidupan di bumi.