Mengenal Kelekak, Kearifan Lokal Masyarakat Bangka Belitung dalam Melestarikan Lingkungan
Masyarakat lokal Bangka Belitung memiliki cara tersendiri dalam melestarikan lingkungan yang berbasis kearifan lokal.
kearifan lokalMengenal Kelekak, Kearifan Lokal Masyarakat Bangka Belitung dalam Melestarikan Lingkungan
Masyarakat lokal Bangka Belitung memiliki cara tersendiri dalam melestarikan lingkungan yang berbasis kearifan lokal.
Di era sekarang, kelestarian lingkungan kini sudah semakin mahal. Hutan-hutan beserta isinya dihancurkan untuk kepentingan lain yang tentu tidak melihat dampaknya untuk masa depan kelak.
(Foto: Pixabay) Agar lingkungan bisa terus dilestarikan, masyarakat Bangka Belitung sudah menerapkannya sejak turun-temurun dan kini menjadi sebuah kearifan lokal mereka. Budaya bercocok tanam dan menjaga ekosistem lingkungan itu bernama Kelekak.
Kelekak adalah tanaman buah yang bisa dimanfaatkan hasilnya dan sudah berbentuk layaknya hutan. Tak tanggung-tanggung, masyarakat pedesaan di Bangka Belitung sudah melakukan Kelekak hingga seluas dua hektare bahkan lebih.
- 6 Cara Mencegah Masalah Pendengaran ketika Berada di Lingkungan Sangat Bising
- Mengenal Upacara Muang Jong, Tradisi Selamat Laut oleh Suku Ameng Sewang di Bangka Belitung
- Mengenal Tradisi Nganggung, Bentuk Gotong Royong Masyarakat Bangka Belitung
- Cara Unik Mengenalkan Masyarakat Agar Melek Perubahan Iklim
- VIDEO: Menpan Azwar Anas Blak-blakan Penerimaan 200.000 CPNS Fresh Graduate, Singgung Ordal
- Menag Yaqut soal Hardiknas 2024: Merdeka Belajar Memanusiakan Manusia, Dukung untuk Dilanjutkan
Definisi Kelekak
Mengutip artikel "Nilai-nilai Kearifan Lokal Tanaman Kelekak dalam Literasi Sastra di Bangka Belitung" karya Asyraf Suryadin, Kelekak merupakan akronim dari kata 'kelak kek ikak' atau dalam bahasa Melayu artinya nanti untuk kalian.
Kelekak dilakukan dengan sengaja agar lahan yang sudah tidak ditanami oleh suatu tumbuhan akan digantikan dengan tanaman buah seperti durian, cempedak, duku, dan jenis tanaman lainnya. Seluruh tanaman tersebut ditinggal dan dibiarkan tumbuh hingga menjadi hutan tanaman buah di kemudian hari.
Keharmonisan dengan Lingkungan
Penanaman tanaman buah yang disengaja maupun tidak ini nantinya bisa dimanfaatkan oleh orang-orang dikemudian hari. Bahkan, tanaman tersebut juga bisa dikonsumsi oleh satwa-satwa seperti kelelawar, monyet, hingga kukang bangka yang kini sudah mulai langka.
Lambat laun Kelekak menjadi kearifan lokal masyarakat pedesaan Bangka Belitung sebagai bentuk dari pelestarian lingkungan dan mencintai alam. Kelekak sudah diterapkan secara turun-temurun dan sudah begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Warisan yang Harus Dijaga
Mengutip dari beberapa sumber, terdapat aturan jika Kelekak tidak boleh diperjualbelikan. Mereka menganggap jika tanah tersebut merupakan warisan yang harus dilestarikan sebuah keluarga dari generasi ke generasi.
Eratnya pendirian dan menjaga warisan ini menjadi dampak yang baik bagi lingkungan. Aturan-aturan mereka ini membuat banyak sekali terhindar dari aktivitas pertambangan yang mampu merusak lingkungan.
Eratnya pendirian dan menjaga warisan ini menjadi dampak yang baik bagi lingkungan. Aturan-aturan mereka ini membuat banyak sekali terhindar dari aktivitas pertambangan yang mampu merusak lingkungan.
Fungsi Kelekak
Selain bermanfaat untuk menjaga lingkungan dan ekosistemnya, Kelekak rupanya juga mengandung fungsi bagi antar sesama masyarakat. Kelekak menjadi wadah untuk mempererat dan menjaga kekompakan bersama.
Ketika tanaman buah panen, seluruh keluarga besar yang menggunakan Kelekak akan berkumpul dari lintas generasi, bahkan yang sudah hidup dan tinggal diperkotaan. Mereka menyantap buah dari hasil kelekak dan bercakap bersama-sama.
Dengan adanya Kelekak, masyarakat desa di Bangka Belitung memiliki hubungan erat antar sesama dan tanpa adanya relasi sesama masyarakat tentu saja akan mengakibatkan terjadinya perpecahan. Sehingga kondisi lingkungan mereka bisa terabaikan begitu saja.