Uniknya Tradisi Khitan di Salawu Tasikmalaya, Warga Keliling Kampung Sambil Menabuh Angklung
Tradisi khitan ini unik, karena diiringi warga dengan keliling kampung sembari menabuh angklung.
Tradisi khitan ini unik, karena diiringi warga dengan keliling kampung sembari menabuh angklung.
Suara angklung dan kendang gendong mengalun nyaring siang itu. Beberapa warga tampak berkeliling Kampung Cikiray, Desa Salawu, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, sembari membunyikan alat musik tradisional. Rupanya ini merupakan tradisi turun temurun di sana.
Acara ini kerap digelar saat terdapat anak yang hendak dikhitan. Boleh dibilang, ini cara warga untuk menghibur anak-anak agar tidak menangis saat menjalani sunat. Seluruh warga ikut bergembira dan berpartisipasi ke dalam rombongan.
Nantinya mereka akan menuju lapangan kampung untuk melaksanakan tradisi yang biasa disebut gusaran dan ngadokdok ini.
Anak-anak, orang dewasa hingga warga lanjut usia berupaya meramaikan acara yang sudah turun temurun dilaksanakan ini.
Dalam kanal Youtube Fhr 21 Entertaiment disebutkan jika tradisi ini bernama gusaran dan ngadokdok.
Gusaran merupakan tradisi menghibur anak-anak yang akan disunat, sehingga mereka akan senang dan lupa jika keesokan harinya harus dikhitan.
Anak tersebut juga diajak berkeliling kampung dengan digendong oleh sang ayah, yang juga berada di rombongan gusaran dan ngadokdok itu.
Iringan angklung dan kendang gendong terus dibunyikan sepanjang perjalanan.
Warga juga tampak bungah, dan saling bercengkrama di rombongan tersebut. Anak yang hendak disunat itu seakan dikawal dan diyakinkan bahwa prosesi ini akan berjalan dengan baik sesuai tuntunan agama.
Yang menarik, lagu yang dimainkan adalah lagu Sunda dengan pola yang berulang. Pemusik tampak fokus membunyikan angklung, kendang gendong (dokdok) dan alat pengiring lainnya agar acara semakin meriah.
Beruntung sang anak benar-benar terhibur dan tampak tersenyum. Ini berarti tradisi tersebut berhasil menenangkan sang anak yang akan disunat di hari mendatang.
Tampak seorang pria paruh baya berpakaian hitam dan ber-iket kepala memimpin rombongan hari itu. Di sampingnya ada warga lain yang ngibing alias berjoget, diikuti warga lain di belakang penabung musik.
Perjalanan berkeliling kampung itu kemudian berhenti di sebuah tanah lapang yang persis berada di pinggir jalan Kampung Cikiray. Warga setempat kemudian mencari posisi terbaiknya untuk menyaksikan prosesi selanjutnya yang terkenal akan nuansa mistis.
Rupanya pria yang ikut berjoget di samping pemimpin rombongan mulai kerasukan roh nenek moyang. Ia terus berjoget mengikuti irama angklung dan kendang gendong.
Sesekali mengamuk, namun tetap bisa ditenangkan oleh pemimpin rombongan. Ia kemudian memakan tumbuhan dan merangkak di tanah. Warga sadar betul ini bagian dari kearifan lokal dari tradisi gusaran. Acara kemudian jadi tontonan yang menarik di sana.
Tradisi ini unik, karena uang sumbangan jenguk bisa untuk membeli kendaraan
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaTradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan
Baca SelengkapnyaSebuah upacara adat Minangkabau ini diperuntukkan ketika seseorang menjadi Panghulu atau disebut dengan pemimpin adat atau klan yang cukup sakral.
Baca SelengkapnyaNgalungsur Geni, tradisi turun-temurun pembersihan benda pusaka di Kabupaten Garut.
Baca SelengkapnyaSalah satu tarian tradisional asli masyarakat Suku Kerinci dari daerah Hamparan Rawang ini selalu menghadirkan penampilan yang membuat decak kagum.
Baca SelengkapnyaKetika seseorang telah pergi untuk selamanya, bagi kelompok Suku Batak Toba orang tersebut layak untuk mendapatkan penghormatan.
Baca SelengkapnyaTradisi ini juga dibarengi dengan sajian kuliner khas Palembang, seperti tekwan hingga aneka macam kue yang disajikan oleh tuan rumah.
Baca SelengkapnyaTari Dulang, kesenian tradisional penuh makna warisan dari Kesultanan Langkat.
Baca Selengkapnya