Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita
Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Seperti apa pelaksanaan dari tradisi Bakar Gunung Api beserta maknanya? Simak ulasan informasinya yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Menyusun Batok Kelapa
Mengutip dari kanal Liputan6.com dan beberapa sumber lainnya, bakar gunung api ini merupakan sebuah ritual membakar batok kelapa yang sudah tersusun rapi. Biasanya, susunan batok kelapa tersebut dibuat seperti tusuk sate yang dirangkai dengan kayu dan dibuat tinggi menjulang.
Kegiatan bakar gunung api ini biasa dilakukan di depan rumah warga. Setiap rumah akan membuat lebih dari satu rangkaian yang dibuat seperti tusuk sate.
Secara historis, tradisi ini sudah berlangsung cukup lama dan sudah diwariskan secara turun-temurun. Tradisi bakar gunung api sudah menjadi budaya wajib umat muslim di Bengkulu untuk menyambut Hari Lebaran.
Tradisi Penuh Makna
Tentunya setiap tradisi yang berkembang di masyarakat memiliki arti, tujuan, simbol, dan juga makna mendalam. Begitu juga dengan tradisi bakar gunung api dari Bengkulu.
Kegiatan ini sebagai bentuk rasa syukur masyarakat setempat kepada Allah SWT atas segala kebaikan yang diberikan sehingga dapat menikmati keindahan Idulfitri. Selain itu, tradisi ini juga dimaksudkan untuk memberi doa kepada arwah keluarga yang sudah meninggal dunia agar diberikan ketenangan di akhirat.
berita untuk kamu.
Dilaksanakan Tengah Malam
Pelaksanaan tradisi bakar gunung api ini berlangsung pada malam takbiran. Selain membakar batok kelapa, biasanya masyarakat setempat sambil melantunkan takbir serta doa-doa syukur saat ritual berlangsung dan seluruh anggota keluarga wajib mengikuti rangkaian acara tanpa terkecuali.
Menurut kepercayaan Suku Serawai, apabila ada salah satu anggota keluarga yang tidak mengikuti tradisi ini, maka bisa mendatangkan bala. Maka dari itu, setiap anggota masyarakat ramai-ramai mengikuti tradisi ini.
Setelah melaksanakan ibadah salat isya, masyarakat akan berbondong-bondong menyiapkan batok kelapa yang hendak dibakar. Pemandangan api dan asap yang membumbung tinggi akan terlihat dari setiap sudut rumah. Namun, seiring berkembangnya zaman tradisi ini semakin memudar dan hampir terlupakan.
- Adrian Juliano
Tradisi ini juga dibarengi dengan sajian kuliner khas Palembang, seperti tekwan hingga aneka macam kue yang disajikan oleh tuan rumah.
Baca SelengkapnyaBodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaTradisi tersebut telah diwariskan secara turun-temurun selama puluhan tahun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Lebaran Ketupat dilaksanakan satu minggu setelah perayaan Idul Fitri, tepatnya pada 8 Syawal.
Baca SelengkapnyaTopeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca SelengkapnyaSetiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran
Baca SelengkapnyaSebuah upacara adat Minangkabau ini diperuntukkan ketika seseorang menjadi Panghulu atau disebut dengan pemimpin adat atau klan yang cukup sakral.
Baca SelengkapnyaTradisi ini unik, karena uang sumbangan jenguk bisa untuk membeli kendaraan
Baca SelengkapnyaTradisi ini menarik, karena karakter yang diarak merupakan hewan raksasa dan diiringi lampion serta obor bersama gema takbir
Baca Selengkapnya