Vaksin Nusantara Masuk Jurnal Internasional, Terawan Harap jadi Rujukan Peneliti
Artikel Vaksin Nusantara yang muncul di jurnal medis internasional merupakan pengakuan atas keberhasilan pengembangan Vaksin Nusantara.
Artikel Vaksin Nusantara yang muncul di jurnal medis internasional merupakan pengakuan atas keberhasilan pengembangan Vaksin Nusantara.
Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bidang kerja sama internasional ini mengatakan vaksin sel dendritik bukan murni pengembangan anak bangsa. Ada campur tangan negara lain. Sehingga tidak tepat diklaim vaksin Nusantara.
Terawan berharap dengan terbitnya jurnal Q1 internasional vaksin Nusantara dapat memajukan perkembangan ilmu kesehatan dunia dan menyelesaikan permasalahan virus Covid-19 di dunia.
Budi menyebut, layanan Nusantara terbuka untuk semua rumah sakit. Jika ada rumah sakit yang ingin memberikan pelayanan tersebut kepada pasiennya, maka bisa dilakukan.
Hasil survei menunjukkan, 61,1 persen masyarakat bersedia menerima vaksin merah putih. Sementara masyarakat yang bersedia menerima vaksin nusantara hanya 58,4 persen.
Nadia juga menegaskan bahwa vaksin Nusantara tidak dapat dikomersialkan lantaran autologus atau bersifat individual.
Konsorsium Riset Covid-19 ini dapat menjadi payung ilmiah sekaligus scientific proof dalam pengembangan Vaksin Nusantara. Dengan demikian berbagai argumen filosofis keilmuan dan temuan teknis ilmiah yang muncul dapat dibahas secara objektif dalam Konsorsium.
Diketahui, vaksin Merah Putih dikembangkan oleh sejumlah lembaga yang tergabung dalam Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19. Sedangkan vaksin Nusantara digagas mantan Menkes Terawan Agus Putranto.
BPOM sebelumnya menyatakan sudah tidak lagi memiliki kewenangan untuk menyetujui uji klinik lanjutan Vaksin Nusantara. Termasuk pemberian izin edar atau izin penggunaan vaksin yang disebut-sebut gagasan eks Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto.
Penny menjelaskan, pengembangan Vaksin Nusantara melalui sel dendritik sebetulnya berbasis pelayanan bukan uji klinik. Sebagaimana yang tertuang dalam nota kesepahaman antara TNI AD, BPOM dan Kemenkes pada April 2021.
Namun, Terawan mengaku terdapat beberapa bahan Vaksin Nusantara yang masih harus diimpor dari Amerika Serikat, seperti larutan antigen protein dan media diferensiasi.
"Bagaimana vaksin Nusantara ini menghadapi virus? Gampang sekali. Hanya butuh 8 hari," kata dia, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII.
Dua bahan yang harus didatangkan dari negeri Paman Sam itu, yakni larutan antigen protein dan dan media diferensiasi. Sebab belum bisa dibuat di Indonesia.
"Kita selalu mengatakan jangan pilih-pilih vaksin. Karena vaksin ini segera memberikan perlindungan kepada kita."
Vaksin yang disebut AV-Covid-19 ini merupakan solusi bagi para pengidap komorbid berat. Karena sel dendritik bersifat personalized atau menyesuaikan kondisi setiap pasien.
"Rasa sedikit seperti digigit semut. Dan sudah selesai alhamdulillah. Sakit gak ketua?," tanya pengambil video. "Tidak sakit," ungkap Dasco.
Melki Laka Lena mengatakan rombongan anggota DPR merupakan relawan vaksinasi Nusantara. Proses penyuntikan vaksin selesai dilakukan pukul 15.00 WIB sore.
Nyoto menyebut, gejala yang dialami pasca-menerima Vaksin Nusantara merupakan gejala mampu diatasi secara medis. Gejala yang biasanya diterima akibat vaksin salah satunya yakni demam.