Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dianggap 'Keras', Psikolog Justru Sebut PUBG Bukan Sumber Kekerasan

Dianggap 'Keras', Psikolog Justru Sebut PUBG Bukan Sumber Kekerasan PUBG Mobile. ©2018 Money Control

Merdeka.com - Diwacanakannya untuk melabeli haram kepada gim Battle Royale populer yakni PUBG atau PlayerUnknown's Battlegrounds, masih sedang digodok. MUI kini sedang di tengah pengkajian fatwa tersebut dan disebut akan membuahkan hasil pada April mendatang.

Bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), asosiasi esports Indonesia, serta psikolog, MUI sepakat pembatasan dan pelarangan terhadap seluruh gim termasuk PUBG sangat perlu untuk diterapkan.

Pembatasan ini termasuk klasifikasi usia pemain, konten gim, waktu bermain, dan dampak yang ditimbulkan, agar masyarakat bisa mendapatkan lebih banyak manfaat dari bermain gim.

Hal tersebut diungkapkan dalam acara Focus Group Dicusion (FGD) dengan tema "Games Kekerasan dan Dampaknya bagi Masyarakat" di kantor pusat MUI di Jakarta, pada 26 Maret 2019, melansir Tekno Liputan6.com.

Nah, bagaimana aspek kerasnya gim PUBG ini jika dilihat dari perspektif psikologi? Merdeka.com mengutip laporan dari Liputan6.com yang mewawancarai seorang Psikolog anak dan keluarga, yakni Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si.

Beliau menyebut bahwa memang benar semua gim yang mengandung kekerasan memang bisa memberikan dampak negatif bagi pemain.

"Memberi dampak negatifnya itu karena bisa menjadi 'referensi' bagi si pemain. Ketika mengalami kondisi tertentu, bisa saja referensi ini diaktifkan, sehingga pemain lebih rentan meniru atau melakukan perilaku agresif yang dimunculkan di gimnya," kata psikolog yang akrab dengan sebutan Nina ini kepada Tekno Liputan6.com.

Namun, lanjut dia, faktor pendorong seseorang berperilaku agresif tidak hanya berasal dari gim yang dimainkan, tetapi juga dipicu banyak hal. Salah satunya yaitu kepribadian dari pemain gim tersebut.

"Misalnya kepribadian, jika pemain pada dasarnya berkepribadian matang dan penuh cinta kasih, maka tentunya tidak terlalu mudah terpengaruh gim," katanya.

Tak hanya itu, faktor lingkungan hingga pendidikan yang didapat di sekolah, keluarga, masyarakat juga akan berpengaruh. Jika lingkungan cenderung kasar dan agresif, akan lebih besar kemungkinan bagi seseorang terdorong melakukan perilaku agresif dibandingkan jika lingkungannya tenang atau bijak.

Ada pula faktor kemampuan diri. "Misalnya kalau ia memang mampu menggunakan senjata dan tubuhnya kuat, lebih mungkin meniru dibandingkan dengan yang tubuhnya lemah dan mengalami kesulitan menggunakan senjata," ungkap Nina.

Moralitas dan Batasan Usia

Lebih lanjut, hal lain yang menentukan perilaku seseorang adalah moralitas.

"Kalau seseorang menyadari membunuh orang lain baik teman maupun lawan itu salah, tentunya dia tidak akan begitu saja membunuh," ujar Nina.

Dia membenarkan usia dewasa memang lebih matang ketimbang anak-anak yang mudah terpengaruh.

Untuk itu, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah membatasi usia pemain. "Membatasi usia pemain memang salah satunya, sebetulnya gim ini di berbagai negara sudah dibatasi jelas usianya. Hanya orangtua seringkali tidak melakukan monitoring terhadap penggunaan perangkat anaknya," kata Nina.

Oleh karenanya, akan percuma adanya pembatasan usia main gim jika orangtuanya melakukan pembiaran.

Menurut Nina, hal lain yang juga dapat dilakukan adalah perlunya diskusi mendalam dengan anak atau orang dewasa.

"Diskusi itu penting untuk menumbuhkan pemahaman lebih positif terkait kehidupan," ungkap sang psikolog.

Sumber: Tekno Liputan6.com

Reporter: Agustin Setyo Wardani

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ilmuwan Simulasikan Karakter Orang saat Kiamat Pakai Game, Ini Hasilnya
Ilmuwan Simulasikan Karakter Orang saat Kiamat Pakai Game, Ini Hasilnya

Karakter orang akan terlihat bila mengetahui permainan akan berakhir seperti kiamat.

Baca Selengkapnya
Jeli Melihat Bisnis dari Maraknya Penggemar Game di Indonesia
Jeli Melihat Bisnis dari Maraknya Penggemar Game di Indonesia

Penggemar game di Indonesia ditaksir mencapai 65 juta orang

Baca Selengkapnya
Bermain Slepet Sarung, Bocah Perempuan di Ciputat Viral Dikeroyok Remaja Tidak Dikenal
Bermain Slepet Sarung, Bocah Perempuan di Ciputat Viral Dikeroyok Remaja Tidak Dikenal

Seorang remaja perempuan berinisial N (12), warga Ciputat, Tangsel, viral mengalami tindak penganiayaan yang diduga pelaku anak-anak yang tidak dikenali.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengepal Tangan Isyarat Wanita dalam Bahaya dan Butuh Pertolongan? Ini Kata Psikolog
Mengepal Tangan Isyarat Wanita dalam Bahaya dan Butuh Pertolongan? Ini Kata Psikolog

Mengepal Tangan Isyarat Wanita dalam Bahaya dan Butuh Pertolongan? Ini Kata Psikolog

Baca Selengkapnya
6 Penyebab Sulit Konsentrasi, Salah Satunya Kurang Olahraga
6 Penyebab Sulit Konsentrasi, Salah Satunya Kurang Olahraga

Sulitnya mempertahankan konsentrasi bisa menjadi tantangan yang menghampiri banyak individu.

Baca Selengkapnya
Bencana dan Berkah Jurnalis Perempuan
Bencana dan Berkah Jurnalis Perempuan

Menjadi jurnalis perempuan yang meliput sepak bola bak dua mata pisau berlawanan. Pada satu sisi bisa memperoleh kemudahan, tapi bisa juga jadi korban kekerasan

Baca Selengkapnya
Bikin Ngeri! Bocah Laki-laki Lagi Asyik Main Ponsel Tiba-tiba Didatangi Macan Tutul, Sikapnya Justru Ramai Disorot
Bikin Ngeri! Bocah Laki-laki Lagi Asyik Main Ponsel Tiba-tiba Didatangi Macan Tutul, Sikapnya Justru Ramai Disorot

Begini momen seorang bocah laki-laki didatangi macan tutul saat asyik main game.

Baca Selengkapnya
Di Balik Aksi Nekat Selebgram Meli Joker Bunuh Diri Sambil Live IG, Ini Penjelasan Psikolog
Di Balik Aksi Nekat Selebgram Meli Joker Bunuh Diri Sambil Live IG, Ini Penjelasan Psikolog

Psikolog Deandra memberikan pandangannya terkait peristiwa itu. Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan seseorang bunuh diri.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Pemain Sepak Bola Tersambar Petir di Stadion Siliwangi, Sepatu Terbakar dan Baju Robek
Detik-Detik Pemain Sepak Bola Tersambar Petir di Stadion Siliwangi, Sepatu Terbakar dan Baju Robek

Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Sariningsih, namun akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Baca Selengkapnya