Heboh Meteor Jatuh di Indonesia, Pernah Terjadi 14 Tahun Lalu Sebesar 10 Meter Meledak di Bone
Pada Kamis (14/9), lalu, sebuah meteor dilaporkan jatuh melintasi Pulau Jawa. Banyak warga yang melihat betapa terangnya meteor itu meluncur kencang.
Kabar meteor itu pun langsung viral di media sosial. Bahkan Peneliti Senior LAPAN, BRIN, Thomas Djamaluddin menduga bahwa itu adalah benar-benar meteor.
"Dengan objek yang tampak lebih terang, bisa disimpulkan itu meteor terang. Banyaknya laporan dari CCTV di Bandung dan Yogyakarta serta beragam video oleh warga meyakinkan itu bukan rekayasa," ujar Thomas.
Ia juga menyebutkan bahwa kemungkinan besar meteor tersebut jatuh di perairan. Pasalnya, belum ada laporan mengenai jatuhnya meteor ini di darat, sehingga ditarik kesimpulan bahwa meteor ini mungkin jatuh ke Samudera Hindia.
“Dari lintasannya (yaitu) Bandung sampai Yogyakarta, diduga jatuhnya di Samudra Hindia,”
Peneliti Senior LAPAN, BRIN, Thomas Djamaluddin.
Sejauh ini belum diketahui ukuran dari meteor yang jatuh tersebut. Namun pada 8 Oktober 2009, menurut Thomas, pernah terekam meteor sebesar 10 meter jatuh di perairan Bone, Sulawesi Selatan.
“Hanya yang besar di Bone pada 2009,”
Peneliti Senior LAPAN, BRIN, Thomas Djamaluddin.
berita untuk kamu.
Thomas pun membagikan catatan tentang meteor di Bone pada 2009 kepada Merdeka.com. Catatan tersebut tersimpan di blog pribadinya
Dalam tulisannya, kala itu warga menyaksikan bola api dan jejak kabut tebal di langit disertai dengan suara ledakan dan kaca-kaca rumah bergetar.
“Analisis data ultrasound kemudian menyimpulkan asteroid Bone adalah asteroid berukuran sekitar 10 meter. Dampaknya tidak terlalu besar karena jatuh di perairan,”
Peneliti Senior LAPAN, BRIN, Thomas Djamaluddin.
Dengan demikian, karena jatuhnya meteor di perairan Bone pada 14 tahun lalu, dampaknya terhadap masyarakat secara langsung atau korban fisik tidak ada. Lain hal kala jatuhnya meteor di Chelyabinsk, Rusia Tengah.
Jatuhnya asteroid di Chelyabinsk, Rusia pada 15 Februari 2013 diakuinya, mencederai lebih dari 1.000 orang, namun bukan disebabkan kejatuhan puing-puing meteor, tetapi gelombang kejut yang merusakkan bangunan di kota itu.
“Gelombang kejut itulah yang merusakkan banyak bangunan dan memecahkan kaca-kacanya yang mencederai lebih dari 1000 orang. Suara ledakan keras juga terdengar. Jadi, getaran dan ledakan bukan disebabkan oleh pecahnya asteroid atau tumbukan ke bumi, tetapi lebih disebabkan oleh gelombang kejutnya,” ungkap dia.
- Fauzan Jamaludin
Aiman menjalani pemeriksaan selama 12 jam sebagai saksi kasus dugaan penyebaran berita bohong.
Baca SelengkapnyaLarangan penggunaan handphone merupakan upaya untuk meminimalisasi potensi kecurangan.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar smartphone yang tidak dapat mengakses WhatsApp pada tahun 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Korban kritis terkena sabetan senjata tajam di perut dan tangan.
Baca SelengkapnyaAksi berani ditunjukkan seorang emak-emak bernama Eni (54). Dia mengejar dua penjambret handphonenya hingga salah seorang di antara mereka tertangkap.
Baca SelengkapnyaNokia berencana memperbarui HP berbentuk jadul ini ini dengan baterai yang lebih besar dan port USB-C.
Baca SelengkapnyaHP ini justru tak membuat penggunanya kecanduan. HP ini memang didesain di tengah gempuran ponsel yang bikin kecanduan.
Baca SelengkapnyaLonjakan ini terjadi seiring lonjakan permintaan dua jenis BBM saat lebaran.
Baca SelengkapnyaBerikut nama aplikasi yang hanya tersedia di iPhone untuk mengecek lubang hitam.
Baca Selengkapnya