Kekeringan sampai suhu panas ekstrem ancam manusia di tahun 2050
Merdeka.com - Memang tidak ada yang dapat mengetahui seperti apa masa depan itu, namun banyak yang sudah memprediksikannya berdasarkan data dan analisis dari para pakar.
Menurut World Meteorological Organization (WMO) yang berkantor pusat di Jenewa, cuaca dan temperatur di bumi akan berubah dan sangat berbeda dengan yang dapat dirasakan seperti sekarang ini.
Seperti yang dikutip dari dikutip dari Daily Mail (01/09), dalam jangka waktu sekitar 30 tahun ke depan atau pada tahun 2050, cuaca di bumi akan sangat ekstrem.
Kemarau panjang yang mengakibatkan sejumlah tempat di bumi mengalami kekeringan, banjir di beberapa tempat sampai dengan hawa atau suhu yang teramat panas akan menjadi pemandangan umum pada tahun itu.
Bahkan, apabila emisi rumah kaca terus meningkat, maka diperkirakan di tahun itu temperatur di bumi akan melonjak melebihi 4 derajat Celcius pada akhir abad ke-21 nanti.
Selain cuaca dan temperatur, pihak WMO juga menjelaskan bahwa bertambah tingginya ancaman terhadap sisi agrikultur disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan akan daging dan susu dalam lingkup global.
"Apabila emisi dari pertanian tidak ditangani, maka nitrous oxide dari ladang dan metana dari peternakan akan meningkat dua kali lipat di tahun 2070," jelas peneliti.
(mdk/das)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kelembamban udara tinggi dan angin cenderung rendah sehingga menyebabkan suhu yang dirasakan meningkat dan menyebabkan tubuh merasa tidak nyaman.
Baca SelengkapnyaKondisi ini akibat di wilayah ibu kota Provinsi Sumatera Utara tersebut sudah masuk musim kemarau terhitung sejak Januari tahun ini.
Baca SelengkapnyaPenting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemanasan global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aksi yang melibatkan beberapa unsur masyarakat itu merupakan langkah nyata untuk menuju Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaDi tengah perubahan iklim yang semakin nyata, pemanasan global tidak hanya mengubah ekosistem bumi, tetapi juga membawa dampak signifikan terhadap kesehatan.
Baca SelengkapnyaBuang air besar lebih sering dibanding biasanya bisa terjadi akibat sejumlah hal atau perubahan yang kita lakukan.
Baca SelengkapnyaKetika demam tinggi melanda, suhu tubuh, terutama di bagian kepala, meningkat. Perubahan suhu ini dapat langsung memengaruhi otak, menciptakan gambaran nyata.
Baca SelengkapnyaDi tengah paparan polusi udara, kita masih punya harapan untuk meminimalisir dampaknya dan mencegah situasi menjadi lebih kritis.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi musim kemarau mulai memasuki Indonesia pada Mei hingga Agustus 2024.
Baca Selengkapnya