Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kabar Terbaru Pencarian Obat Covid 19 di Indonesia, Vaksin akan Segera Diproduksi?

Kabar Terbaru Pencarian Obat Covid 19 di Indonesia, Vaksin akan Segera Diproduksi? Ilustrasi corona. ©2020 Merdeka.com/liputan6.com

Merdeka.com - Penyebaran virus corona Covid-19 masih mengancam di Tanah Air dan berbagai negara. Setiap lembaga dan universitas ternama telah mengembangkan berbagai uji klinis demi memperoleh vaksin, sekaligus obat yang manjur mengatasi virus mematikan itu.

Namun, saat ini masyarakat bisa sedikit lebih lega. Hasil penelitian pihak Indonesia, serta kerja sama internasional telah menargetkan segera memproduksi massal vaksin dan obat Covid-19 pada 2022. Simak informasinya berikut ini.

Target Bio Farma Vaksin Ditemukan Akhir 2020

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir menargetkan Indonesia sudah bisa menemukan jenis vaksin virus corona pada akhir 2020 ini. Harapannya, pada awal 2021 sudah bisa diproduksi massal.

"Targetnya akhir tahun 2020 ini bibit vaksin itu sudah ditemukan," kata Honesti dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR-RI secara virtual, Jakarta, Selasa (21/4).

Kerjasama dengan Berbagai Lembaga

ilustrasi corona

©2020 Merdeka.com/shutterstock

Demi mencapai target, Bio Farma beserta Kementerian Riset dan Teknologi telah membuat konsorsium penemuan vaksin Covid-19 Indonesia. Lembaga Eijkman ditunjuk sebagai pimpinan proyek, bersama Bio Farma, Balitbangkes dan beberapa universitas.

Melalui proyek ini, seluruh penemuan swab test diolah oleh Balitbangkes. Kemudian bibit virus jika sudah ditemukan, diserahkan ke Bio Farma untuk dibuatkan vaksin.

Honesti optimis menemukan vaksin Covid-19 dalam waktu singkat. Sebab telah menggunakan teknologi biofarmatik. Teknologi terbaru yang memungkinkan penemuan vaksin kurang dari 2 tahun, dibanding yang biasanya memakan waktu 10-15 tahun.

"Dengan adanya teknologi ini mudah-mudahan dalam 2 tahun bisa dibentuk vaksinnya," jelas Honesti.

"Sehingga di akhir bulan 4 tahun 2021 kita sudah memiliki vaksinnya," imbuhnya.

Kerjasama Internasional

Tak tanggung-tanggung, demi mempercepat proyek Bio Farma juga berkoordinasi dengan beberapa lembaga internasional, dengan penelitian yang serupa. Terjalin kerja sama dengan The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) atau Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi.

Lembaga yang didirikan oleh Bill Gates ini telah membuat vaksin yang siap uji klinis. Saat ini pihak Bio Farma telah menjalin komunikasi dengan pihak CEPI, supaya bisa ambil bagian.

Rencananya, pada kuartal ketiga tahun ini sudah menerima stok file terkait jenis virus untuk dikembangkan lagi.

"Jadi nanti bisa diproduksi (vaksinnya) untuk diujicobakan ke manusia," papar Honesti.

Selain itu, menjalin kolaborasi dengan China. Sudah terjalin komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah negeri tirai bambu itu untuk bisa memproduksi secara massal anti vaksin dari virus corona.

"Kami sedang koordinasi sama mereka (China) bagaimana pembuatan massalnya bisa dilakukan di Bio Farma," tutupnya.

Prediksi Tahun 2022 Produksi Massal

011 febrianti diah kusumaningrum

shutterstock

Pada kuartal kedua 2021 sebagai masa uji pra klinis. Sedangkan uji klinis dilakukan pada kuartal ketiga 2021. Jika hasilnya bagus, vaksin Covid-19 diprediksi tersedia pada 2022.

"Apabila hasil uji klinis bagus, vaksinnya akan tersedia untuk masyarakat pada kuartal pertama 2022 atau pertengahan 2022," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (16/7).

Honesti mengungkapkan, Sinovac melakukan uji klinis fase I dan II vaksin Covid-19 pada Juni lalu. Dari uji coba itu, Sinovac mengatakan tak menemukan efek samping yang parah dan memberi hasil respons kekebalan pada 743 relawan.

"Sinovac tengah menyiapkan uji klinis tahap tiga di sejumlah pusat uji klinis di dunia," sambungnya.

Evaluasi Hasil Uji Klinis oleh UNAIR

Universitas Airlangga (Unair) akan segera mengevaluasi hasil uji klinis lima kombinasi obat penawar COVID-19. Sebelumnya, peneliti dari Unair menemukan lima kombinasi obat penawar yang diperoleh dari obat-obat yang ada di pasaran.

Rektor Universitas Airlangga Surabaya Prof Mohammad Nasih mengatakan, saat ini obat penawar COVID-19 sedang diuji di sejumlah rumah sakit di Kabupaten Lamongan, Kediri, RS Unair, dan RSPAD, dikutip dari liputan6.com (14/7).

Butuh Waktu Panjang

ilustrasi corona

©2020 Merdeka.com

Evaluasi terhadap hasil uji klinis lima kombinasi obat penawar COVID-19 tadi direncanakan antara sepekan hingga dua pekan ke depan.

Menurut Rektor Unair, uji klinis lima kombinasi obat penawar COVID-19 ini membutuhkan waktu yang panjang. Sejumlah pengujian berhasil membuktikan keampuhan obat.

Selain obat penawar COVID-19, Unair juga menyiapkan uji klinis vaksin COVID-19. Saat ini, vaksin masih dalam tahap menunggu proses uji klinik.

"Tim peneliti Unair juga mengembangkan vaksin pendekatan oral atau tetes. Saat ini vaksin COVID-19 ini masih dalam tahap klinik ethical clearens atau menunggu proses uji klinik," kata Prof Mohammad Nasih.

Mencegah Masuknya Virus

Pada Juni 2020 tim peneliti Unair Surabaya menemukan lima kombinasi obat penawar Covid-19 yang bisa langsung digunakan dan terjual di pasaran. Kelima kombinasi obat tersebut ialah, loprinavir-ritonavir-azitromisin, loprinavir-ritonavir-doxixiclin, loprinavir-ritonavir-klaritomisin, hidroksiklorokuin-azitromisin dan hidroksiklorokuin-doksisiklin.

Kelimanya dinyatakan efektif untuk mencegah masuknya virus, termasuk menghambat replikasi dan mencegah perkembangbiakannya.

"Kombinasi obat ini telah dinyatakan memiliki efektivitas untuk mencegah masuknya virus, menghambat replikasi, dan mencegah perkembangbiakan virus," papar Prof Nasih.

Pihak Unair telah melakukan proses uji toksisitas, serta pengujian kombinasi efektivitas pada kelima regimen kombinasi obat tersebut. Menumbuhkan berbagai jenis sel yang menjadi sel target, jenis virus seperti sel paru, sel ginjal, sel trakea, serta sel liver sebagai tempat untuk menumbuhkan sel virus SARS-CoV-2 yang merupakan sel COVID-19 asli Indonesia.

(mdk/kur)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Disinyalir Ada Efek Samping Pendarahan Otak, Sudah 70 Juta Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Rakyat Indonesia
Disinyalir Ada Efek Samping Pendarahan Otak, Sudah 70 Juta Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Rakyat Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember

Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia
Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Komnas KIPI: Tidak Sebabkan Kasus Pembekuan Otak di Indonesia

Jamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya