Beras dan Rokok Jadi Komoditas Pengeluaran Terbesar Warga Jakarta
Berdasarkan data BPS mencatat beras dan rokok sebagai pengeluaran terbesar dalam rumah tangga.
Berdasarkan data BPS mencatat beras dan rokok sebagai pengeluaran terbesar dalam rumah tangga.
Beras dan rokok menjadi komoditas yang paling banyak dibeli masyarakat.
Data Badan Pusat Statistik BPS (BPS) dalam publikasi berjudul Indikator Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta 2023 menunjukkan beras dan rokok sebagai pengeluaran terbesar dalam rumah tangga.
demikian penjelasan dalam publikasi yang dikutip pada Kamis (11/1).
Selanjutnya, pengeluaran terbesar masyarakat Jakarta untuk komoditas makanan adalah belanja daging ayam ras 8,82 persen, telur ayam 6,18 persen, dan daging sapi 4,04 persen.
Nilai pengeluaran tersebut terbagi menjadi dua komposisi, pertama untuk belanja makanan sebesar Rp548.628 dan belanja non makanan sebesar Rp243.887.
Sementara itu, komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar untuk pengeluaran rumah tangga Jakarta adalah biaya perumahan, tagihan listrik, pembelian bensin, biaya pendidikan, serta uang transportasi.
Dalam publikasi BPS juga menunjukan warga di Jakarta Barat menjadi masyarakat dengan tingkat kesejahteraan lebih tinggi dibandingkan kota administrasi Jakarta lainnya.
Alasannya, pengeluaran non makanan oleh masyarakat di Jakarta lebih besar dibandingkan pengeluaran untuk makanan.
"Semakin baik tingkat kesejahteraan masyarakat terlihat dari semakin banyaknya proporsi pendapatannya yang dibelanjakan untuk kebutuhan non makanan, begitu pula sebaliknya," demikian penjelasan BPS.
Berikut persentase pengeluaran masyarakat Jakarta untuk komoditas makanan dan non makanan;
Data tersebut menunjukan pengeluaran masyarakat Kepulauan Seribu sebagian besar masih digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan yaitu sebesar 59,52 persen, dan sisanya 40,48 persen untuk non makanan.
Perbedaan karakteristik konsumsi di Kepulauan Seribu disebabkan kondisi ekonomi masyarakat yang sebagian besar masuk termasuk kelompok masyarakat dengan golongan pendapatan 40 persen ke bawah se-provinsi DKI Jakarta.
Nilai rata-rata konsumsi masyarakat di Jakarta mengalami lonjakan tinggi dari Rp13,54 juta per bulan menjadi Rp14,88 juta.
Baca SelengkapnyaTujuan survei ini untuk menghitung harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga.
Baca SelengkapnyaUntuk pengeluaran komoditas non makanan mencakup perumahan dan fasilitas rumah tangga, aneka barang dan jasa, pakaian, alas kaki, dan tutup kepala.
Baca SelengkapnyaUMR Jakarta 2024 ditetapkan hanya sebesar Rp5.067.381. Artinya, masih terdapat selisih keuangan yang cukup tumpang antara pendapatan dan pengeluaran.
Baca SelengkapnyaSebanyak 2,7 juta ton yang diimpor berjenis beras patahan.
Baca SelengkapnyaPadahal, besaran UMP DKI Jakarta tahun 2024 hanya Rp5,06 juta per bulan.
Baca SelengkapnyaBerbagai faktor menjadi penyebab rumah tangga Jakarta mengonsumsi air kemasan.
Baca SelengkapnyaKebakaran di Kebagusan Jakarta Selatan, Satu Orang Meninggal Dunia
Baca SelengkapnyaTerungkap Peran Lima Pelaku Begal Casis Bintara Polri
Baca Selengkapnya