Ekspor Barata Indonesia Rp133 M Tembus ke 3 Negara Dalam 3 Bulan Selama Pandemi
Merdeka.com - PT Barata Indonesia (Persero) melakukan ekspor komponen pembangkit listrik ke tiga negara dalam rentang waktu tiga bulan. Jika sebelumnya Barata Indonesia melakukan ekspor ke Armenia (April) serta Bahrain (Juni), kali ini Barata Indonesia melakukan ekspor komponen pembangkit listrik ke Jerman.
Divisi Pembangkit Barata lewat Pabrik Komponen Turbin di Cilegon melakukan ekspor komponen pembangkit listrik yakni LP Outer Casing and Condenser untuk Steam Turbine pada Herne 6 (1x600) MW Combined-Cycle Power Plant (CCPP) di Jerman.
Direktur Utama Barata Indonesia, Fajar Harry Sampurno, menjelaskan ekspor yang dilakukan Barata Indonesia selama tiga bulan terakhir di tengah pandemi Virus Covid-19 menjadi angin segar bagi industri manufaktur Indonesia, khususnya Barata Indonesia. Di tengah ketidakpastian ekonomi dunia, produk Barata Indonesia masih mendapat kepercayaan untuk berpartisipasi dalam proyek pembangkitan di berbagai negeri.
"Di tengah kondisi yang serba tidak pasti ini, kami masih bisa memainkan peran kami dengan baik di Industri manufaktur, dengan rutin melakukan ekspor untuk komponen pembangkit listrik maupun komponen kereta api," ujarnya melalui keterangan resmi, Jakarta, Senin (6/7).
Lebih lanjut, Fajar menjelaskan selama tiga bulan ini, total ekspor komponen pembangkit listrik yang dibukukan oleh Pabrik Komponen Turbin Barata Indonesia, mencapai angka sekitar Rp133 miliar. Angka tersebut diharapkan terus meningkat hingga akhir tahun, dengan dilakukannya ekspor dari divisi lain yakni Divisi Foundry (Pengecoran) lewat produk dari komponen kereta api.
"Kami akan berusaha untuk terus berperan aktif untuk industri manufaktur tanah air juga perekonomian nasional," tambahnya.
Pasar Ekspor Barata Indonesia
Sebagai informasi, dua set komponen pembangkit listrik tersebut akan digunakan pada proyek Herne 6 (1 x 600) MW Combined-Cycle Power Plant. Pembangkit Listrik tersebut memiliki kapasitas dari 600 MW dengan output uap 400 MW yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk wilayah Rhine-Ruhr di Jerman.
Ekspor kali ini sekaligus menambah daftar negara ekspansi pasar global bagi Barata Indonesia. Sepanjang 2020, Barata Indonesia telah melakukan ekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Pakistan, Armenia, dan Bahrain.
Barata Indonesia juga telah melakukan ekspor condenser and LP outer casing ke berbagai negara seperti Brasil, Argentina dan Pakistan. Sementara dalam beberapa bulan kedepan, pabrik komponen turbin Divisi Pembangkit PT Barata Indonesia juga kembali akan melakukan ekspor komponen turbin ke Australia, Korea Selatan, Brasil, Irak dan Jepang.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaEkspor besi dan baja berkontribusi tingkatkan ekspor Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Nilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
Baca SelengkapnyaPenurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku sudah memerintahkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mencari beras dengan harga murah.
Baca SelengkapnyaDalam indeks tersebut menampilkan pemegang paspor Indonesia bisa bebas masuk visa ke 78 negara.
Baca SelengkapnyaVolume ekpor nikel tahun 2023 sebanyak 126,0 juta ton dan juga mengalami penurunan 14,06 persen secara bulanan.
Baca Selengkapnya