Ekspor Produk Indonesia Turun di November 2023, Nilainya USD 22 Miliar
Ekspor non migas tercatat senilai USD1,28 miliar atau turun 6,39 persen.
Ekspor non migas tercatat senilai USD1,28 miliar atau turun 6,39 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada November 2023 mencapai USD22 miliar atau turun 0,67 persen dibandingkan bulan sebelumnya
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menjelaskan, ekspor non migas tercatat senilai USD1,28 miliar atau turun 6,39 persen. Sementara untuk nilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
"Penurunan nilai ekspor November 2023 ini karena oleh penurunan ekspor non migas terutamanya pada golongan barang besi dan baja yaitu yang turun 6,82 persen, nikel dan barang dari padanya turun 17 16 persen dan ampas dan sisa industri makanan turun 27,80 persen," ujar Pudhi dalam acara rilis BPS, Jakarta, Jumat (15/12).
Sementara untuk ekspor non migas yang turun sebesar 6,39 persen itu didorong oleh penurunan nilai ekspor hasil minyak yang turun 29,95 persen dibandingkan bulan sebelumnya
Pudji menyatakan secara tahunan atau year on year, nilai ekspor November 2023 mengalami penurunan cukup dalam yaitu sebesar 8,56 persen.
Menurutnya kontraksi ini terjadi karena penurunan ekspor non migas terutama pada golongan barang bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani atau nabati dan pulp dari kayu.
Selanjutnya, total eskpor non migas sebesar USD 20,72 miliar. Jika dirinci menurut sektor, pertama untuk sektor pertanian kehutanan dan perikanan berkontribusi sebesar USD 0,37 miliar.
Kemudian sektor pertambangan dan lainnya USD4,27 miliar dan sektor industri pengolahan sebesar USD16,07 miliar.
Pada bulan November 2023, nilai ekspor non migas mengalami penurunan secara tahunan pada semua sektornya.
Dia menyebut, penurunan terdalam terjadi pada sektor pertambangan dan lainnya yang turun sekitar 27,47 persen.
Sedangkan secara bulanan semua sektor mengalami penurunan kecuali sektor pertambangan dan lainnya.
Dia menjelaskan, penurunan ini utamanya didorong oleh penurunan nilai ekspor sektor industri industri pengolahan yang turun cukup besar dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
"Itu disebabkan oleh komoditas yang pertama besi atau baja kemudian nikel, bungkil dan residu, kemudian kendaraan bermotor atau roda empat dan lebih serta tembaga," terangnya.
Penurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaEkspor besi dan baja berkontribusi tingkatkan ekspor Indonesia.
Baca SelengkapnyaVolume ekpor nikel tahun 2023 sebanyak 126,0 juta ton dan juga mengalami penurunan 14,06 persen secara bulanan.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaDeputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyampaikan nilai ekspor Indonesia pada April 2024 mencapai USD 19,62 miliar.
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Provinsi Bangka Belitung pada Februari hanya USD18,76 juta atau setara Rp298,42 miliar.
Baca SelengkapnyaChina merupakan salah satu dari 3 negara yang jadi mitra dagang utama RI.
Baca SelengkapnyaTurunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.
Baca Selengkapnya