Incar Pendapatan USD 1 M, GMF AeroAsia Target Masuk 10 Besar MRO Dunia
Merdeka.com - PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMF AeroAsia) mengincar pendapatan sebesar USD 1 miliar di 2021 mendatang. Hal itu guna merealisasikan ambisi perusahaan yang ingin menjadi top 10 perusahaan MRO (Maintenance, Repair and Overhaul) di dunia.
Director of Business and Base Operation sekaligus Plt Direktur Utama GMF, Tazar Marta, menjelaskan target tersebut juga bertepatan dengan usia perusahaan yang sudah menginjak usia dewasa yaitu 17 tahun pada 26 April lalu. Menjadi top 10 MRO dipandang sebagai sebuah keharusan sebagai wujud kemandirian dan kemapanan perusahaan.
"Sebagai perusahaan yang berdiri sendiri, usia mulai dewasa. Sebagai layaknya orang dewasa harus lebih bisa melihat opportunity (kesempatan), lebih berani mengambil langkah-langkah inisiatif baru," ujarnya.
Untuk mewujudkannya, dia menyatakan perusahaan akan mendorong seluruh karyawan yang saat ini berjumlah sekitar 5.500 orang untuk turut serta memajukan perusahaan. "Tahun ini kami usung tema aksi akselerasi. Kita rangsang karyawan GMF untuk berakselerasi lagi menjadi top 10 MRO. Ukurannya revenue yang mencapai USD 1 miliar. Kami targetkan lebih cepat," ujarnya.
Namun sayangnya, tahun ini perseroan mengalami kondisi yang kurang memuaskan dari sisi pendapatan. Oleh sebab itu, pendapatan tahun ini ditargetkan hanya USD 500 juta.
Di kuartal 1-2019 perseroan hanya mampu mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 3,66 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu USD 115,93 juta menjadi USD 120,18 juta per Maret 2019.
Dia mengungkapkan, kenaikan pendapatan tersebut masih belum sampai untuk menutupi pertumbuhan beban perseroan. Imbasnya, anak usaha Garuda tersebut harus mengalami penurunan laba sebesar 58,99 persen dari USD 7,36 juta di kuartal I 2019 menjadi USD 3,02 juta.
"Kami lihat di kuartal I 2019 masih belum nendang, belum cukup untuk capai target kami. Kami lihat maskapai ada peak season (puncak penjualan), di MRO kami biasanya peak season sekitar semester 2, jadi kami merangkak profit (laba) di situ," keluhnya.
Kondisi tersebut membuat perseroan termotivasi untuk melakukan beberapa peningkatan di lini bisnis. Salah satunya perawatan engine atau mesin yang selama ini menjadi penyumbang terbesar pada pendapatan.
"Kontribusi paling besar di engine, kalau kami sudah mencapai 120 engine (perawatan mesin) dikali USD 5 juta paling tidak GMF AeroAsia bisa mengantongi pendapatan USD 600 juta," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu faktornya adalah kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mampu menembus USD 258,82 miliar.
Baca SelengkapnyaPT SUNI Bakal Gelontorkan Belanja Perseroan telah mencapai 30,5 persen target laba bersih tahun.Modal Rp327,4 Miliar di Tahun 2024
Baca SelengkapnyaGurita Bisnis Konglomerat Indonesia yang Kehilangan Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca Selengkapnya"Ini menyebabkan produksi rokok mengalami penurunan terutama golongan 1 yaitu produsen terbesarnya," ucap Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaDiharapkan ke depannya, BBN Airlines Indonesia dapat terus menambah jumlah armada dan memenuhi permintaan penerbangan domestik & internasional.
Baca SelengkapnyaUntuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaMenurut kesepakatan, Indonesia juga akan memproduksi 48 unit jet tempur itu di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaForum ini menunjukan relasi Singapura-Indonesia dalam bisnis sangat kuat dan dinamis.
Baca Selengkapnya