Kisah Haji Endang, Raup Jutaan Rupiah per Hari dari Jembatan di Karawang
Modal ratusan juta yang digelontorkan Haji Endang Junaedi, untuk membangun jembatan kayu, berdampak besar bagi pergerakan ekonomi warga desa di Karawang, Jawa Barat.
Meski di awal, usulan Endang untuk membangun penyeberangan ditentang Pemerintah Kabupaten Karawang.
Dalam wawancara bersama SCTV, Endang bercerita, pertama kali dirinya membangun jembatan penghubung desa, setelah seorang tokoh masyarakat setempat menemuinya dan meminta bantuan Endang agar mau membangun akses penghubung antara desa satu dengan desa lainnya.
Sebab, desa tempat dia tinggal saat itu cukup terisolir.
Saat itu, tokoh masyarakat yang menemui Endang merekomendasikan pengadaan perahu penyeberangan. Endang bertanya anggaran yang sekiranya dibutuhkan untuk membuka akses tersebut. Tokoh tersebut menaksir biaya yang dibutuhkan sekitar Rp80 juta.
Endang menyanggupi permintaan tersebut. Beberapa hari kemudian, Endang dan tokoh masyarakat tersebut pergi ke kantor Pemkab Karawang untuk meminta pengadaan perahu penyeberangan yang akan menghubungkan desa satu dengan desa lainnya. Namun permintaan Endang ditolak.
Pihak Pemkab Karawang enggan ikut campur dengan proposal yang diajukan Endang.
Pemkab tidak ingin menanggung risiko jika terjadi sesuatu terhadap akses penyeberangan yang digerakan oleh Endang. Endang kemudian secara mandiri membangun perahu.
berita untuk kamu.
Dari taksiran awal pengadaan perahu sebesar Rp80 juta, nyatanya biaya tersebut tidak cukup. Endang meminjam uang kepada kerabatnya sebesar Rp200 juta.
Dari total uang yang berhasil dikumpulkan, Endang berhasil memiliki lebih dari 2 perahu kayu yang berfungsi menyeberangkan sepeda motor.
Hingga satu waktu, musibah menimpa Endang. Saat air sungai Citarum pasang, kapal perahu Endang terhantam sampah kayu besar. 23 unit sepeda motor yang berada di kapal tersebut jatuh ke sungai. Endang pun harus mengganti rugi.
Dari kejadian tersebut, Endang berpikir bahwa penyeberangan yang sebaiknya dibangun yaitu jembatan. Namun, modal yang dibutuhkan sangat besar. Dia kemudian memberanikan diri meminjam uang ratusan juta rupiah, ke bank milik negara.
Dari modal yang didapat, Endang membangun jembatan yang mana pada bawah jembatan tersebut merupakan susunan perahu-perahu milik Endang.
Sejak perahu kayu Endang beroperasi pertama kali di tahun 2010, hingga saat ini, perekonomian di desa setempat bergerak lebih baik. Dalam sehari, pendapatan Endang dari jembatan yang dia bangun mencapai Rp20 juta.
Endang menegaskan, bahwa pendapatan dari jembatan tersebut tidak dia nikmati seutuhnya. Sebagian besar penghasilan dari jembatan, dimanfaatkan juga oleh warga setempat yang bertugas menjaga keamanan para penyeberang.
Merdeka.com
- Yunita Amalia
Kesuksesan akan bergantung pada kerja keras yang dilakukan seseorang.
Baca SelengkapnyaRombongan ingin melihat secara dekat denyut kehidupan dan ekonomi Desa Bonjeruk.
Baca SelengkapnyaIa tak ingin warga yang sedih kehilangan orang tersayang masih harus berjuang beli tanah makam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ditemani Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster, Ganjar makan nasi jinggo di warung makan Ibu Diah.
Baca SelengkapnyaTak hanya ke PNS, pemerintah diminta untuk menaruh perhatian yang sama terhadap pekerja swasta hingga pelaku UMKM.
Baca SelengkapnyaKenaikan UMP 2024 tergantung dari angka inflasi dan pertumbuhan ekonomi di masing-masing wilayah.
Baca SelengkapnyaMenghabiskan uang demi penampilan akan menjadi kehancuran terbesar.
Baca SelengkapnyaDia ogah mengandalkan ekonomi keluarga untuk menjemput kesuksesannya
Baca SelengkapnyaHasto mengatakan, saat ini Indonesia menghadapi tantangan ekonomi seperti nilai tukar rupiah yang lemah.
Baca Selengkapnya