Kuartal I 2021, Ekspor Non Migas Terbesar Indonesia Disumbang Besi dan Baja
Merdeka.com - Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan, besi dan baja merupakan primadona utama ekspor non migas Indonesia pada periode Januari-Maret 2021. Komoditas ini menyumbang 62,33 persen dari total ekspor non migas Indonesia kuartal I.
"Kita bisa menggaris bawahi di situ besi dan baja menjadi primadona yang utama, karena Indonesia ini sudah menjual bahan dan barang industri," kata Mendag dalam konferensi pers tentang Kinerja Perdagangan Bulan Maret 2021, Jumat (16/4).
Di urutan kedua yang menjadi primadona ada minyak nabati atau CPO, di mana pertumbuhannya mencapai 45,35 persen. Hal itu terlihat dari pertumbuhannya pada Januari-Maret 2021 mencapai USD 6,96 miliar dibanding periode yang sama pada 2020 yang hanya USD 4,79 miliar.
"Kalau kita lihat juga untuk minyak nabati atau di sini kita sebutkan secara sederhana adalah CPO pertumbuhannya nomor dua yaitu 45,35 persen. Jadi kalau kita lihat pertumbuhannya dari USD 4,79 miliar pada tahun 2020 menjadi USD 6,96 miliar di bulan Januari-Maret di tahun 2021," katanya.
Kemudian yang lainnya ada kendaraan otomotif dan bagiannya. Sektor ini pada Januari-Maret 2021 tumbuh 15,48 persen. Dengan demikian Mendag menyebut, besi dan baja, CPO, dan kendaraan merupakan ketiga barang yang mendominasi pertumbuhan industri ekspor non migas Indonesia.
"Jadi ketiga barang ini mendominasi daripada pertumbuhan industri ekspor non migas kita dan saya juga ingin melihat daripada mesin dan peralatan elektrik pertumbuhannya juga tinggi yaitu 17,89 persen dari USD 2,67 miliar Januari-Maret 2021 berbanding dengan USD 2,27 miliar pada Januari-Maret 2020," ungkapnya.
Selanjutnya
Selain itu, berbagai produk kimia juga menjadi primadona ekspor non migas lainnya. Di mana tumbuh 58,26 persen pada Januari-Maret 2021 dibanding Januari-Maret 2020 yang besarnya hanya 0,88 persen.
"Jadi ini adalah bagian yang menurut hemat saya sangat penting dan mudah-mudahan ini menjadi tulang punggung daripada ekspor kita di masa-masa yang akan datang," ujarnya.
Disamping itu, komoditas lain penyumbang ekspor terbesar ialah bahan bakar mineral, karet dan barang dari karet, mesin dan peralatan mekanis, alas kaki, dan logam mulia seperti perhiasan/permata.
"Top 10 daripada ekspor barang kita ini menunjukkan di situ bahwa sebenarnya barang-barang industri sudah mulai menjadi pilar utama daripada ekspor non migas kita," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekspor besi dan baja berkontribusi tingkatkan ekspor Indonesia.
Baca SelengkapnyaNilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca SelengkapnyaSecara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaTurunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengeluarkan aturan yang membolehkan pengerukan pasir laut, salah satunya untuk tujuan ekspor pada Mei 2023.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton
Baca Selengkapnya