Menko Airlangga Soal Ekonomi di Masa Pandemi: Kita Melihat Ada Cahaya di Ujung
Merdeka.com - Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan ketidakpastian ekonomi global akibat pandemi Covid-19 mulai menurun. Hal itu ditandai seiring pasar keuangan di Juni 2020 perlahan bergerak naik.
Dia mengatakan, dari segi kinerja pasar uang dan saham, relatif mengalami penguatan atau masuk di zona Rp14.400 dan IHSG hampir menyentuh 5.000. Peningkatan itu artinya sektor keuangan dan saham mempunyai outlook positif dari pelaku pasar.
"Sektor-sektor yang turunnya dalam sudah ada kenaikan ini juga sudah mendorong bahwa kita melihat ada cahaya di ujung," kata dia dalam diskusi virtual di Jakarta, Jumat (3/7).
Di samping itu, capital outflow sudah perlahan mulai menurun. Sementara, dana asing yang masuk atau capital inflow kembali mengalir masuk ke Indonesia baik dalam bentuk obligasi maupun bentuk saham.
"Dan pemerintah kemarin mengeluarkan Sukuk maupun Green Bond yang dua-duanya disambut positif seluruhnya," kata dia.
Tak sampai di situ, indeks manufaktur Indonesia atau PMI juga sudah dalam posisi baik di 39,1. Meskipun angka tersebut dianggap masih pada level kontraksi atau kurang dari 50.
"Kalau kita lihat dari PMI kita sudah ada lompatan dengan normal yang kemarin sudah turun ke level 28 sekarang sudah naik ke 39 walaupun belum level di atas 50," tandas dia.
Virus Corona Timbulkan Ancaman Inflasi dan Banjir Impor
Rektor Universitas Indonesia, Ari Kuncoro, menyebut salah satu cara untuk memulihkan perekonomian di Tanah Air yakni melalui penguatan dari sisi rantai pasok. Sebab, pandemi Covid-19, menurutnya berdampak pada pemutusan permintaan dan penawaran.
"Perekonomian itu sebenarnya adalah kartu domino dari rantai pasokan jadi tidak bisa dengan membangkitkan sebagian jadi harus semuanya dibangkitkan inilah yang menimbulkan komplikasi. Kenapa kemudian timbul semacam prediksi kira-kira pemulihannya akan lebih lama 2021," kata dia dalam diskusi di Jakarta, Jumat (3/7).
Dia mengatakan yang sering dilupakan bahwa perekonomian itu sebenernya pertemuan antara produksi dan permintaan. Di mana, keduanya tengah hancur akibat dampak Covid-19 ini. "Ini sebenarnya adalah suatu peringatan bagi kita kalau rantai pasokan tidak dijaga," kata dia.
Dia menambahkan, jika rantai pasok tidak terjaga, maka akan ada dua kemungkinan buruk dirasakan oleh suatu negara termasuk Indonesia. Pertama yakni ada permintaan namun barang tidak ada, maka akan menyebabkan inflasi naik. Kedua bisa menjaga inflasi, namun harus melakukan impor.
"Inilah yang nanti harus kita waspadai di akhir-akhir tahun 2020 jadi ini memerlukan suatu kebijakan untuk memperbaiki kerusakan pada rantai pasokan," kata dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaKeduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaMenko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi panggilan sebagai saksi oleh MK dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca Selengkapnyapenyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca Selengkapnya