Pabrik Susu Milik Belanda Senilai Rp3 Triliun Mulai Dibangun
Merdeka.com - Raja Belanda, Willem-Alexander menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat beberapa waktu lalu. Pertemuan tersebut menghasilkan sejumlah kesepakatan bisnis mencapai USD 1 miliar atau sekitar Rp14,3 triliun.
Salah satu perjanjian kerja sama yang disepakati dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) adalah investasi pembangunan pabrik susu. Pabrik susu tersebut menelan biaya Rp3 triliun.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, kerja sama tersebut hingga hari ini terus berjalan. Menurutnya, pabrik milik Belanda sudah mulai memasuki tahap ground breaking.
"Kerajaan Belanda salah satu yang diteken BKPM adalah pabrik susu sekitar Rp3 triliun lebih dan sekarang ground breaking sudah mulai berjalan," ujarnya di Kantor BKPM, Jakarta, Senin (23/3).
Dengan adanya investasi tersebut, maka total investasi Belanda yang sudah mulai berjalan di Indonesia adalah sekitar 70 persen dari yang ditargetkan. Dia menyakini, investasi tersebut bisa berjalan tanpa hambatan.
"Dengan Belanda realisasi yang ditangani BKPM jalan terus. Kedua realisasi yang sudah eksisting yang sudah 70 persen ini jalan terus. Jadi no problem jalan terus," tandasnya.
BKPM Sebut Pengajuan Izin Usaha Masih Meningkat
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan perizinan usaha masih naik selama corona, di mana yang paling banyak adalah sektor kesehatan. Sebab, BKPM telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk memperlancar perizinan terkait kebutuhan kesehatan selama corona.
"Kita pikir bahwa di tengah virus corona itu tingkat pengusaha dalam mengurus izin itu menurun, ternyata tidak seperti itu," ujar Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Senin (23/3).
Bahlil menambahkan, pada saat pihaknya memutuskan untuk pelayanan online, pertumbuhan perizinan per hari justru semakin meningkat. Tercatat, pada periode 2 sampai 18 Maret 2020, jumlah pemohon perizinan meningkat hingga 240.178.
Adapun jenis perizinan yang dipantau oleh BKPM antara lain registrasi perusahaan, Nomor Induk Berusaha (NIB), Izin Usaha (IU), dan Izin Operasional Komersil (IOK). Sesuai dengan data pada OSS periode 14 Februari sampai 1 Maret 2020 (sebelum pengumuman Covid-19), jumlah pemohon perizinan yang masuk dalam OSS sebanyak 204.199 perizinan.
"Kenaikan aktivitas tertinggi terlihat pada jumlah pemohon NIB sebesar 18,99 persen yang sebelumnya sebanyak 39.618 NIB menjadi 47.144 NIB," jelasnya.
"Pada hari ini, NIB (nomor induk berusaha) yang sudah mulai masuk itu 471. Kemudian jumlah komitmen ini terkait pemenuhan di Kementerian Lembaga itu 2.893 per jam setengah sebelas (10.30). Jadi ini real time," paparnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahlil menilai kenaikan tarif pajak hiburan ini bisa berdampak terhadap perkembangan bisnis di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIbu Jubaedah bercerita bahan dasar yang digunakan kerupuk ini adalah kencur.
Baca SelengkapnyaSingapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Usaha pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) dari sumur ilegal tak habis-habisnya di Sumatera Selatan. Teranyar, satu lokasi diungkap dan ditutup di Ogan Ilir.
Baca SelengkapnyaDireksi Sepatu Bata Temui Pejabat Kemenperin, Ungkap Alasan di Balik Tutupnya Pabrik Berusia 20 Tahun
Baca SelengkapnyaPabrik ini mampu memproduksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaDari proyek mangkrak tersebut, Bahlil bilang 78,9 persen sudah diselesaikan dalam kurun waktu 3 tahun saja.
Baca SelengkapnyaSempat hidup di jalanan, kini pria ini mampu bangkit dari keterpurukan dan berhasil membangun usaha sablon.
Baca Selengkapnya